Kepengurusan Meunasah Tanjong Beurunyong

48 bagian tengahnya. Ruangan-ruangan pada meunasah terdiri atas ruangan depan serambi dan ruangan besar tungai sedangkan ruangan rumah Aceh, selain ruangan tersebut masih ada lagi ruangan yang disebut serambi belakang seramoe likot. Bentuk tiang meunasah bentuknya persegi delapan, sedang tiang rumah Aceh biasanya berbentuk bulat. Pada meunasah tidak terdapat tiang raja dan tiang putri seperti pada rumah Aceh.

3.3. Kepengurusan Meunasah Tanjong Beurunyong

Meunasah bukan hanya milik satu atau sekelompok orang, tetapi meunasah adalah milik seluruh masyarakat yang ada di gampong tersebut. Karena meunasah milik masyarakat maka masyarakat bebas menggunakan meunasah khususnya dalam aktifitas keagamaan. Keamanan dan Kebersihan meunasah juga menjadi tanggung jawab masyarakat. dalam banyak kegiatan meunasah menjadi tempat berkumpul masyarakat se-gampong. Seperti kegiatan gotong royong yang rutin diadakan masyarakat yang ada dari beberapa dusun di gampong akan berkumpul di meunasah untuk membersihkan meunasah secara bersama-sama. Begitu pula setiap selesai pengajian ataupun sholat berjamaah, para jamaah yang hadir akan bersama-sama merapikan peralatan sholat ataupun mengaji, baik itu sejadah, karpet, dan Al-Quran sehingga bagian dalam meunasah tetap terlihat bersih. Dalam keseharian kepengurusan di meunasah dipimpin oleh Imeum Meunasah, seperti yang telah di jelaskan pada bab dua Imeum Meunasah atau yang biasa dipanggil Teuku Imeum adalah seorang ahli agama yang dipilih 49 masyarakat dan bertanggung jawab dalam bidang-bidang keagamaan di gampong. Walaupun dipilih oleh masyarakat dalam musyawarah tetapi pengangkatan Teuku Imeum dilakukan oleh Camat setempat. Imeum meunasah saat ini yaitu Teuku Ali, menurut penuturan beliau, beliau diangkat menjadi imeum atas permintaan warga gampong untuk menggantikan imeum sebelumnya yang meninggal di dalam masa jabatannya. Karena hanya merupakan pengganti, belum ada pengangkatan resmi dari Camat, tetapi pengangkatan tersebut diketahui, oleh Camat. Imeum Meunasah memimpin hampir di setiap kegiatan keagamaan yang ada di gampong khususnya di meunasah. Selain Imeum juga terdapat Bilal yang bertugas membantu dalam menjaga meunasah. Bilal tidak hanya bertugas untuk azan dan iqamat dalam shalat, tetapi juga membersihkan meunasah sebelum digunakan untuk shalat. Seperti yang telah di jelaskan bahwa tugas Imeum Meunasah antara lain: a. memimpin, mengkoordinasikan kegiatan peribadatan, pendidikan serta pelaksanaan Syari’at Islam dalam kehidupan masyarakat; b. mengurus, menyelenggarakan dan memimpin seluruh kegiatan yang berkenaan dengan pemeliharaan dan pemakmuran meunasah atau nama lain; c. memberi nasehat dan pendapat kepada Keuchik atau nama lain baik diminta maupun tidak d. menyelesaikan sengketa yang timbul dalam masyarakat bersama pemangku adat; dan e. menjaga dan memelihara nilai-nilai adat, agar tidak bertentangan dengan Syari’at Islam. 50 Menurut Irwansyah, seorang Teuku Imeum dipilih karena memiliki kelebihan ilmu yang dimiliki khususnya dalam bidang agama Islam. Seorang imeum harus menguasai doa-doa, dan mampu mengajar dan menjadi imam dalam kegiatan-kegiatan keagamaan baik itu sholat, Pengajian, khauri kenduri, pernikahan, kematian maupun pada acara-acara atau perayaan tertentu. Teuku Imeum ataupun Imeum Meunasah menjadi penengah atau tempat masyarakat gampong dalam bertanya, atau memutuskan masalah keagamaan. Fungsi meunasah yang tidak hanya sebagai tempat ibadah tetapi juga sebagai tempat berkumpul dan musyawarah maka dalam urusan adat, pemerintahan gampong yang di pimpin oleh Keuchik. Dengan Demikian, Keuchik juga bertanggung jawab dalam kepengurusan meunasah khususnya di bidang adat dan pemerintahan. Imeum Meunasah dan Keuchik merupakan dua bagian yang tidak dapat di pisahkan dalam banyak kelembagaan meunasah di Aceh, hal tersebut juga dapat dilihat di Meunasah Tanjong Beureunyong. Priatomo 2010 menjelaskan dalam tulisannya tentang peran Keuchik di Aceh besar bahwa tugas Keuchik adalah sebagai berikut : 1. memimpin penyelenggaraan gampong 2. membina kehidupan agama dan syariat islam di masyarakat 3. menjaga dan memelihara kebiasaan adat istiadat 4. membina dan memajukan perekonomian masyarakat serta memelihara kelestarian lingkungan hidup 5. memelihara ketentraman dan serta mencegah perbuatan maksiat dalam masyarakat 51 6. menjadi hakim perdamaian bagi penduduk dalam gampong 7. mengajukan rencana reusam gampong kepada Tuha Peut gampong untuk mendapat pesetujuan dan ditetapkan menjadi reusam gampong Dari rangkaian tugas di atas jelas bahwa tugas seorang Keuchik tidak hanya bertanggung jawab dalam hal-hal adat, pemerintahan, birokrasi, hukum, dan agama. Sebagai seorang pemimpin tertinggi dalam gampong maka Keuchik juga berperan dalam membina kehidupan beragama di masyarakat sesuai dengan syariat Islam yang berlaku di Aceh. Selain itu Keuchik juga bertugas menjaga dan memelihara kebiasaan adat istiadat.

3.4. Hari-hari Besar di Meunasah Tanjong Beurunyong