Perkembangan Gonad Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus Anatomis dan Histologis

sebagian energi dipakai untuk perkembangan gonad. Bobot gonad ikan akan mencapai maksimum sesaat ikan akan memijah kemudian akan menurun dengan cepat selama proses pemijahan berlangsung sampai selesai. Menurut Effendie 2002, pertambahan bobot gonad ikan betina pada saat stadium matang gonad dapat mencapai 10 – 25 dari bobot tubuh, dan pada ikan jantan 5 – 10. Lebih lanjut dikemukakan bahwa semakin bertambahnya tingkat kematangan gonad, telur yang ada dalam gonad akan semakin besar. Pendapat ini diperkuat oleh Kuo et al. 1973 yang menyatakan bahwa kematangan gonad pada ikan dicirikan dengan perkembangan diameter rata-rata telur dan pola distribusi ukuran telurnya. Pada pengamatan struktur anatomis gonad ternyata tidak ditemukan TKG III. Hal ini diduga terjadi karena jumlah sampel yang sedikit dan waktu yang relatif singkat sehingga tidak mencakup bulan-bulan tertentu selain bulan Maret, April, Mei dan Oktober yang mungkin saja pada bulan tersebut ikan tuna mata besar sudah mencapai TKG III. Dugaan ini diperkuat oleh Sun et al. 2006 yang menyatakan bahwa ikan tuna mata besar di Pasifik bagian barat mencapai TKG III pada bulan Januari dan Februari. Selanjutnya pengamatan struktur histologis gonad pada TKG IV menunjukkan adanya oosit pada perkembangan stadia I sampai IV, sehingga dari komposisi tersebut gonad ikan tuna mata besar dinyatakan tidak homogen. Menurut Effendi 1997, tidak homogennya telur pada tahapan matang gonad mature ada hubungannya dengan frekuensi dan lama musim pemijahan. Ditinjau dari struktur histologis gonad ikan tuna mata besar diduga ikan ini melakukan pemijahan secara bertahap partial spawning dimana telur dengan oosit yang masuk pada TKG IV akan dikeluarkan mijah, dan oosit TKG III terus berkembang sampai mencapai matang mature dan apabila sudah mencapai tingkat matang maka telur akan dikeluarkan, demikian seterusnya sampai ovum mencapai jumlah minimal atau habis. Pola sebaran komposisi oosit yang tidak homogen juga ditemukan pada jenis ikan tuna lainnya, yaitu ikan madidihang Thunnus albacares hasil penelitian dari Itano, 2000 di perairan Hawaii dan Samudera Pasifik bagian barat. Berdasarkan pada komposisi TKG dan ukuran kelas panjang terlihat bahwa ikan dengan TKG IV memiliki kisaran panjang cagak antara 132-139 cm dan 140- 147 cm. Hal ini tidak berbeda jauh dengan ikan tuna mata besar di Laut Banda yang memiliki kisaran ukuran matang gonad 133,5- 137,9 cm Nugraha dan Mardliah, 2006. Dari keseluruhan contoh gonad yang diamati, ternyata hanya ditemukan 2 ekor ikan tuna mata besar yang dikatakan ‘matang’, hal ini bukan berarti bahwa yang lain belum matang gonad tetapi dimungkinkan sudah selesai memijah dan mulai berkembang lagi. Hal ini sesuai dengan yang dilaporkan oleh Nootmorn 2004, yang menyatakan ukuran pertama kali matang gonad Lm tuna mata besar di Samudera Hindia tercapai pada ukuran panjang antara 88,08 cm. Farley et al. 2003 menambahkan bahwa ukuran pertama kali matang gonad untuk tuna mata besar di Samudera Hindia adalah 102,4 cm. Kemudian menurut Yuen 1955 ukuran pertama kali matang gonad Lm untuk tuna mata besar di Pasifik tercapai pada ukuran panjang antara 91–100 cm dengan berat 14–20 kg. Selanjutnya Sun et al. 2006 menyatakan bahwa pada ukuran 99,7 cm ikan tuna mata besar di barat Pasifik sudah mencapai matang gonad.

4.2.4.2. Indeks Kematangan Gonad IKG Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus.

Nilai IKG dapat digunakan untuk menentukan terjadinya musim pemijahan pada ikan. Menurut Effendi 1997, indeks kematangan gonad akan semakin meningkat dan akan mencapai batas maksimum pada saat akan terjadi pemijahan. Pada Gambar 19 terlihat nilai rata-rata IKG semakin meningkat seiring dengan semakin tingginya tingkat kematangan gonad. Menurut Effendi 1997 semakin tinggi tingkat perkembangan gonad, perbandingan antara berat tubuh dan berat gonad semakin besar. Hal tersebut dapat dijadikan indikator bahwa pemijahan semakin dekat maka nilai IKG mencapai maksimum dan akan berkurang setelah ikan memijah. Kenaikan IKG erat kaitannya dengan pertumbuhan gonad dan peningkatan jumlah kuning telur, dimana saat TKG I dan II gonad mengalami pertumbuhan berat dan panjang juga dalam hal jumlah selnya, begitu juga pada TKG IV yang mana pertumbuhannya cukup besar juga dipengaruhi dengan mulai banyaknya material penyusun sel telur hingga tahap pematangan, salah satu proses yang mempunyai peranan penting adalah vitelogenesis. Nilai IKG ikan tuna mata besar di Samudera Hindia selama bulan Maret- Oktober sangat bervariasi. Nilai IKG tertinggi terdapat pada bulan Oktober. Hal ini berarti bahwa pada bulan Oktober diduga ikan tuna mata besar sudah siap memijah. Berbeda dengan Nootmom 2004 yang menyatakan bahwa aktivitas spawning ikan tuna mata besar di timur Samudera Hindia, yaitu dari bulan Desember hingga bulan Januari dan bulan Juni. Sementara itu untuk pemijahan ikan tuna mata besar di Samudera Pasifik Timur terjadi antara bulan April sampai September di belahan bumi utara dan antara bulan Januari sampai Maret di belahan bumi selatan. Adanya perbedaan ini diduga karena penelitian ini tidak dilakukan selama satu tahun penuh, sehingga tidak mencakup puncak-puncak pemijahan dari ikan tuna mata besar, atau karena ikan tuna mata besar memijah sepanjang tahun, sehingga pada bulan Oktober diduga ikan tuna mata besar sudah mulai memijah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nishikawa 1985 yang menyatakan bahwa tuna mata besar memijah sepanjang tahun dan di sekitar daerah khatulistiwa di Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pernyataan ini didukung oleh Sun et al. 2006, yang mengatakan bahwa ikan tuna mata besar di Samudera Pasifik bagian Timur selain melakukan aktivitas pemijahan pada bulan April sampai September dan Januari hingga Maret juga sudah memijah pada bulan Oktober hingga Januari.

4.2.4.3. Fekunditas Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus.

Pengetahuan tentang fekunditas dari suatu jenis ikan merupakan faktor yang sangat penting untuk mengetahui siklus hidup ikan tersebut. Pendugaan fekunditas dari suatu jenis ikan sangat berguna untuk mengetahui kemampuan bertahan hidup anakan ikan, evaluasi stok ikan, budidaya ikan yang didasarkan pada inkubasi telur. Fekunditas ialah jumlah telur ikan betina sebelum dikeluarkan pada waktu akan memijah. Hunter et al. 1992 menyatakan bahwa fekunditas total adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovari yang akan dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas tahunan adalah jumlah telur yang dikeluarkan per tahun. Pada ikan yang memijah