Waktu Pemijahan Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus Potensi Reproduksi Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus
Berdasarkan pada perkembangan diameter telur maka ada beberapa jenis tipe perkembangan oosit pada ikan, yaitu Murua dan Kraus 2003 :
1. Tipe perkembangan synchronous, semua oosit berkembang dan terevolusi pada
saat yang sama. Biasanya terjadi pada ikan yang memijah satu kali kemudian mati, contohnya terjadi pada ikan salmon dan sidat. Frekuensi diameter oosit
ditandai dengan kurva satu puncak single bell curve 2.
Tipe perkembangan group-synchronous, ditandai dengan adanya dua populasi oosit pada satu waktu. Satu populasi ukuran oositnya lebih besar dan homogen
dan populasi yang kedua ukurannya lebih heterogen. Populasi telur dengan diameter yang terbesar akan diovulasi pada saat musim pemijahan, sedangkan
populasinya akan diovulasi pada musim pemijahan selanjutnya dalam rentang waktu yang cukup lama. Biasanya terjadi pada ikan yang musim pemijahannya
pendek. 3.
Tipe perkembangan asynchronous, oosit dari setiap tahap perkembangan dan berbagai ukuran diameter ada dalam telur dan tidak ditandai dengan populasi
yang dominan. Ketika proses pematangan terjadi maka akan tampak adanya perbedaan ukuran diameter telur terutama telur tahap hidrasi dan pengumpulan
kuning telur. Biasanya terjadi pada spesies yang memiliki musim pemijahan relatif panjangberlanjut dan proses pematangan dan ovulasi sangat dipengaruhi
oleh ketersediaan makanan di perairan. Lowe-McConnell 1991 mengemukakan empat pola pemijahan sebagai
berikut : 1.
Tipe big bang-spawner, yaitu ikan yang memijah hanya sekali seumur hidupnya dan kemudian mati. Contohnya pada Anguilla dan Salmon.
2. Tipe total spawner, yaitu ikan yang memijahkan telurnya sekaligus pada satu
kali musim pemijahan. Contohnya pada kebanyakan Characoidae, Cyprinidae dan beberapa Siluridae.
3. Tipe partial spawner, yaitu ikan yang memijahkan telur tidak sekaligus dalam
satu musim pemijahan. Contohnya pada beberapa Cyprinidae, Characoidae, Siluridae dan Anabantoidae.
4. Tipe small brood spawner, ikan yang mempunyai fekunditas kecil dan telur
dipijahkan sekaligus pada satu musim pemijahan. Contohnya pada kebanyakan Cichilidae dan beberapa Poecilidae.
Fekunditas merupakan fungsi dari beberapa faktor : ukuran dan umur individu; ukuran dan berat gonad, iklim dan variasi lingkungan. Ikan tuna memiliki fekunditas
yang sangat tinggi yang bertujuan untuk memperpanjang pemijahan, frekuensi pemijahan tinggi dan relatif batch spawning. Ikan tuna betina dapat mengeluarkan
jutaan telur selama pemijahan tunggal. Ikan betina mampu melepaskan 100.000 telur
per kg berat tubuh.
Batch fekunditas seperti pada beberapa ikan, meningkat secara dramatis dengan panjang tubuh dengan perkiraan batch fekunditas ikan tuna mata besar berkisar
sekitar 1.000.000-5.000.000 setiap memijah untuk ikan dengan ukuran berkisar dari 120-180 cm FL Nikaido et al. 1991. Sun et al. 1999 memperkirakan rata-rata batch
fekunditas untuk ikan tuna mata besar Pasifik barat adalah 3.470.000 oocytes atau 59,5 oocytes per gram dari berat tubuh per ikan. Sementara itu menurut The
International Commission for the Conservation of Atlantic Tunas atau ICCAT 2006
jumlah telur yang dihasilkan ikan tuna mata besar tiap individunya antara 2.900.000- 6.300.000 setiap kali memijah.