Klasifikasi dan Ciri Morfologis Ikan Tuna Mata Besar atau Bigeye Tuna Thunnus obesus

menjadi sangat panjang pada individu yang sangat kecil. Warna bagian bawah dan perut putih, garis sisi pada ikan yang hidup seperti sabuk berwarna biru membujur sepanjang badan, sirip punggung pertama berwarna kuning terang, sirip punggung kedua dan sirip dubur berwarna kuning muda, jari-jari sirip tambahan finlet berwarna kuning terang, dan hitam pada ujungnya. Menurut Reiner 1996, spesies ini mencapai panjang total maksimum total lengthTL 250 cm dengan panjang cagak Fork LengthFL rata-rata per individunya lebih dari 180 cm. Pada tahun 1957 pernah dilaporkan di Cabo Blanco, Peru sepanjang 263 cm dengan berat 197,3 kg, sedangkan pada tahun 1977 di Samudera Atlantik, tepatnya Maryland, USA seberat 170,3 kg dengan panjang cagak 206 cm. Ukuran panjang cagak normal yang tertangkap antara 40 cm dan 170 cm Fonteneau dan Marcille Eds. 1991. Menurut Fukofuka dan Itano 2006, ikan tuna mata besar mempunyai ciri-ciri luar sebagai berikut : • Sirip ekor mempunyai lekukan yang dangkal pada pusat celah sirip ekor; • Pada ikan dewasa matanya relatif besar dibandingkan dengan tuna-tuna yang lain; • Profil badan seluruh bagian dorsal dan ventral melengkung secara merata; • Sirip dada pada ikan dewasa, 14-13 kali fork length FL; • Sirip dada pada anak ikan tuna yuwana lebih panjang dan selalu melewati belakang sebuah garis yang digambar di antara tepi-tepi anterior sirip punggung kedua dan sirip anal; • Ikan-ikan tuna mata besar dengan ukuran 75 cm 10 kg mempunyai sirip dada yang lebih panjang dari pada ikan tuna sirip kuning dari ukuran-ukuran yang sebanding.

2.2. Distribusi Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus

Ikan tuna mata besar Bigeye tuna hidup di perairan tropis sampai subtropis. Ikan ini adalah ikan perenang cepat dan hidup bergerombol schooling sewaktu mencari makan. Kecepatan renang ikan dapat mencapai 50 kmjam. Kemampuan renang ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyebarannya dapat meliputi skala ruang wilayah geografis yang cukup luas, termasuk diantaranya beberapa spesies yang dapat menyebar dan bermigrasi lintas samudera highly migratory Supadiningsih dan Rosana 2004. Distribusi ikan tuna di laut sangat ditentukan oleh berbagai faktor, baik faktor internal dari ikan itu sendiri maupun faktor eksternal dari lingkungan. Faktor internal meliputi jenis genetis, umur dan ukuran, serta tingkah laku behaviour. Perbedaan genetis ini menyebabkan perbedaan dalam struktur morfologis, respon fisiologis dan daya adaptasi terhadap lingkungan. Faktor eksternal merupakan faktor lingkungan, diantaranya adalah parameter oseanografis seperti suhu, salinitas, densitas dan kedalaman lapisan termoklin, arus dan sirkulasi massa air, oksigen dan kelimpahan makanan. Tuna mata besar bersifat epipelagik, mesopelagik, berada pada permukaan sampai kedalaman 250 m. Suhu dan kedalaman termoklin menjadi faktor utama distribusi vertikal dan horizontal dari ikan tuna mata besar Maury 2005. Kedalaman renang tuna bervariasi tergantung jenisnya. Umumnya tuna dapat tertangkap di kedalaman 0-400 m. Salinitas perairan yang disukai ikan tuna mata besar berkisar 32-35 ppt atau di perairan oseanik. Habitat ikan tuna mata besar di daerah perairan dengan suhu dari 13°-29°C, namun batas suhu optimumnya antara 17°C dan 22°C. Variasi yang terjadi berhubungan erat dengan musim dan perubahan iklim dari suhu permukaan dan termoklin. Ikan tuna mata besar kecil dan juvenil bergerombol di permukaan perairan dengan sesama spesiesnya ataupun dengan madidihang dan cakalang. Ikan dewasa tinggal di perairan yang lebih dalam. Ikan tuna mata besar mempunyai pola tingkah laku yang khas berdasarkan kedalaman, yaitu pada malam hari ikan tuna ini berada di lapisan permukaan pada kedalaman kira-kira 50 m, dan pada siang hari dapat menyelam hingga kedalaman 500 m Dagorn et al. 2000, Gunn dan Block 2001. Menurut Mohri dan Nishida 1999 laju tangkap ikan tuna mata besar di Samudera Hindia sangat rendah pada kedalaman kurang dari 100 m dan lebih tinggi pada kedalaman lebih dari 200 m. Ikan betina dewasa lebih banyak ditemukan di perairan tropis. Ikan tuna dewasa ditemukan setiap tahun di daerah sekitar barat dan tengah Samudera Hindia, meskipun relatif jarang ditemukan juga di Samudera Hindia bagian timur pada bulan April hingga September.