Indeks Kematangan Gonad IKG Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus.

penyusun sel telur hingga tahap pematangan, salah satu proses yang mempunyai peranan penting adalah vitelogenesis. Nilai IKG ikan tuna mata besar di Samudera Hindia selama bulan Maret- Oktober sangat bervariasi. Nilai IKG tertinggi terdapat pada bulan Oktober. Hal ini berarti bahwa pada bulan Oktober diduga ikan tuna mata besar sudah siap memijah. Berbeda dengan Nootmom 2004 yang menyatakan bahwa aktivitas spawning ikan tuna mata besar di timur Samudera Hindia, yaitu dari bulan Desember hingga bulan Januari dan bulan Juni. Sementara itu untuk pemijahan ikan tuna mata besar di Samudera Pasifik Timur terjadi antara bulan April sampai September di belahan bumi utara dan antara bulan Januari sampai Maret di belahan bumi selatan. Adanya perbedaan ini diduga karena penelitian ini tidak dilakukan selama satu tahun penuh, sehingga tidak mencakup puncak-puncak pemijahan dari ikan tuna mata besar, atau karena ikan tuna mata besar memijah sepanjang tahun, sehingga pada bulan Oktober diduga ikan tuna mata besar sudah mulai memijah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Nishikawa 1985 yang menyatakan bahwa tuna mata besar memijah sepanjang tahun dan di sekitar daerah khatulistiwa di Samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pernyataan ini didukung oleh Sun et al. 2006, yang mengatakan bahwa ikan tuna mata besar di Samudera Pasifik bagian Timur selain melakukan aktivitas pemijahan pada bulan April sampai September dan Januari hingga Maret juga sudah memijah pada bulan Oktober hingga Januari.

4.2.4.3. Fekunditas Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus.

Pengetahuan tentang fekunditas dari suatu jenis ikan merupakan faktor yang sangat penting untuk mengetahui siklus hidup ikan tersebut. Pendugaan fekunditas dari suatu jenis ikan sangat berguna untuk mengetahui kemampuan bertahan hidup anakan ikan, evaluasi stok ikan, budidaya ikan yang didasarkan pada inkubasi telur. Fekunditas ialah jumlah telur ikan betina sebelum dikeluarkan pada waktu akan memijah. Hunter et al. 1992 menyatakan bahwa fekunditas total adalah jumlah telur yang terdapat di dalam ovari yang akan dikeluarkan pada waktu memijah. Fekunditas tahunan adalah jumlah telur yang dikeluarkan per tahun. Pada ikan yang memijah beberapa kali dalam satu tahun, fekunditas adalah rataan jumlah telur setiap kali pemijahan. Jumlah telur per satuan panjang atau bobot dinamakan fekunditas relatif. Fekunditas pada ovari secara morfologis dapat dideteksi pada telur yang telah matang gonad IV. Hasil perhitungan fekunditas dari 2 individu ikan tuna mata besar dengan panjang 141 cm FL dengan bobot 54 kg adalah 10.360.317 butir dan ikan tuna mata besar dengan panjang cagak 136 cm FL dan bobot 47 kg memiliki fekunditas 8.163.715 butir. Menurut Nikaido et al. 1991 fekunditas tuna bigeye dapat meningkat secara dramatis dengan pertambahan panjang tubuh dengan perkiraan batch fekunditas bigeye berkisar sekitar 1.000.000-5.000.000 butir telur setiap periode pemijahan dengan ukuran ikan berkisar dari 120-180 cm. Kemudian menurut Yuen, 1955 untuk tuna mata besar di Pasifik barat dengan ukuran 40-100 cm memiliki rata-rata batch fekunditas berkisar 2.668.000-6.300.000 butir telur. Selanjutnya Sun et al. 2006 menambahkan batch fekunditas untuk tuna mata besar di Pasifik barat adalah 845.000-11.848.000 butir telur dengan ukuran ikan berkisar 100- 180 cm. Jika dibandingkan dengan ikan tuna lainnya jumlah telur yang matang dalam penelitian ini hampir sama dengan ikan tuna sirip kuning atau madidihang Thunnus albacares, seperti yang diungkapkan oleh June 1953 bahwa jumlah telur matang ikan madidihang berkisar antara 2.000.000-8.000.000 butir telur. Sementara itu menurut Joseph 1963 jumlah telur matang ikan madidihang yang berukuran panjang 80-150 cm sebanyak 1.140.000-6.560.000 butir telur. Itano 2000 menambahkan bahwa jumlah telur yang matang dari ikan madidihang yang tertangkap di perairan Hawaii untuk setiap periode pemijahan adalah 425.000 – 10.612.000 butir telur.

4.2.4.4. Pola Sebaran Diameter Telur Ikan Tuna Mata Besar Thunnus obesus.

Pada spesies ikan jumlah oosit fekunditas, perkembangan oosit dan tipe pemijahan yang berbeda-beda antar spesies merupakan strategi reproduksi yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan gen. Tiap spesies ikan memiliki strategi reproduksi yang berbeda-beda. Hal ini sangat berhubungan dengan sistem pemijahan, jumlah partner, habitat dan waktu pemijahan. Strategi reproduksi yang dilakukan oleh