BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kegiatan Budidaya Hutan
5.1.1 Persiapan lahan
Kegiatan pembersihan lahan di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah dilakukan dengan menggunakan parang atau golok. Pembersihan lahan dilakukan
untuk membuka areal yang akan ditanam dengan membersihkan lahan dari tanaman dan rumput-rumput. Kegiatan pengolahan lahan tidak dilakukan oleh
responden Desa Bojong Koneng. Hal ini dikarenakan lahan sudah sering digunakan untuk bercocok tanam singkong sehingga lahan sudah dalam keadaan
terbuka dan gembur. Menurut responden, tanah yang gembur ditandai dengan bentuk tanah yang tidak padat. Tanah yang gembur bermanfaat bagi akar tanaman
yang baru ditanam untuk mampu menyerap zat subur dari tanah. Gambar 4 di bawah ini menunjukkan lahan terbuka akibat sering ditanami singkong sehingga
tidak dilakukan pengolahan oleh responden.
Gambar 4 Lahan terbuka akibat sering ditanami singkong. Sementara itu, sebagian besar responden Karang Tengah juga tidak
melakukan pengolahan lahan. Akan tetapi, kegiatan pengolahan lahan akan tetap dilakukan responden apabila lahan yang akan ditanami belum atau jarang
digunakan untuk bercocok tanam. Pengolahan lahan di Desa Karang Tengah
dilakukan dengan cara membolak-balikkan tanah dengan menggunakan cangkul. Tanah diolah dengan kedalaman maksimal 20 cm, jika diolah lebih dalam dapat
menyebabkan tanah menjadi lengket. Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah dapat dilihat dalam Tabel 5.
Tabel 5 Persiapan lahan menurut responden Bojong Koneng dan Karang Tengah Nama
Kegiatan Bojong Koneng
Karang Tengah Baik
BurukJelek Baik
BurukJelek Pembersihan
Lahah Areal tanam
bersih semua dari rumput
dan tanaman Masih
banyak rumput dan
tanaman di areal tanam
Areal tanam bersih semua
dari rumput dan tanaman
yang ada di areal tanam
Masih banyak rumput dan
tanaman di areal tanam
Pengolahan Lahan
Tanah dibuat terasering-
terasering, tanah gembur
tidak padat Tanah tidak
dibuat terasering,
tanah padat Tanah
gembur tidak padat
Tanah padat
Kegiatan persiapan lahan yang dilakukan di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah tidak sepenuhnya sama dengan pembersihan lahan dan
pengolahan lahan yang tertera dalam pedoman pembuatan tanaman pinus Pinus merkusii untuk Perum Perhutani SK Direksi no.834PerumPerhutaniX1974. Di
dalam pedoman dijelaskan bahwa pembersihan lapangan dilakukan dengan cara: 1.
Melanjutkan eksploitasi sisa-sisa kayu berharga. 2.
Menyediakan kayu bahan sarana pembuatan tanaman, yaitu: patok, acir, anggelan dan gubug.
3. Mempertahankan pohon-pohon yang dilarang ditebang.
4. Membabat tumbuh-tumbuhan dan membakar sampah.
Dari keempat hal yang tertera dalam pedoman, kegiatan yang tidak dilakukan masyarakat Bojong Koneng dan Karang Tengah dalam pembersihan
lapangan yaitu menyediakan bahan untuk membuat gubug. Hal ini dikarenakan pada kenyataannya di lapangan masyarakat tidak membuat gubug. Sementara itu,
berdasarkan pedoman kegiatan pengolahan lahan meliputi: 1.
Gebrus pertama dan membalik tanah. 2.
Menghancurkan bungkalan-bungkalan tanah dan membakar akar-akar.
3. Membersihkan dan menghancurkan tanah pada jalur-jalur tanaman
menjadi butiran-butiran halus dan bersih dari segala macam akar. Dari ketiga hal yang tertera dalam pedoman, ketika akan menanam pinus
dan mahoni hampir semua kegiatan pengolahan lahan tidak dilakukan responden Bojong Koneng dan Karang Tengah. Hal ini dikarenakan masyarakat telah
menggunakan lahan tersebut sebelumnya sehingga kondisi tanah sudah dalam keadaan siap tanam.
5.1.2 Pengadaan benih