Pemeliharaan Kegiatan Budidaya Hutan

1. Dikerjakan pada sore hari. 2. Lubang tanam dengan ukuran 30 cm. 3. Menempatkan bibit pada tanah asal dan ditutup secara baik. 4. Akar jangan sampai membengkok. Ukuran lubang tanam yang dibuat di Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah tidak sama dengan ukuran lubang tanam yang tertera dalam pedoman. Menurut pedoman, ukuran lubang tanam adalah 30 cm x 30 cm dengan kedalaman ± 30 cm. Lubang tanam yang dibuat responden berukuran 20 cm x 20 cm dengan kedalaman ± 20 cm serta dengan ukuran 40 cm x 40 cm dengan kedalaman ± 40 cm atau disesuaikan dengan ukuran bibit yang akan ditanam. Akan tetapi, ukuran lubang tanam yang dibuat responden sesuai dengan ukuran lubang tanam yang diungkapkan oleh Indriyanto 2008, di mana lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 x cm x 40 x cm panjang 40 cm, lebar 40 cm, dan dalam 40 cm atau bergantung pada cara penanamannya. Lubang tanam jangan terlalu dalam dan jangan terlalu dangkal.

5.1.4 Pemeliharaan

Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan responden adalah kegiatan pembersihan gulma, penyulaman, dan pemupukan. Kegiatan pembersihan gulma di sekitar tanaman dilakukan dalam waktu 3 bulan 1 kali. Responden membersihkan semua gulma yang ada. Pembersihan gulma bertujuan untuk membuat tanaman inti dapat tumbuh dengan baik tanpa diganggu oleh tanaman pengganggu dalam mendapatkan cahaya dan unsur hara dari dalam tanah. Responden Karang Tengah membersihkan gulma di sekitar tanaman dengan diameter ± 0,5 meter jika tanaman masih kecil. Akan tetapi jika tanaman sudah agak besar, maka gulma dibersihkan di sekitar tanaman dengan diameter 1 m. Ukuran diameter yang berbeda dalam pembersihan gulma dikarenakan ukuran tumbuhan yang juga telah berbeda. Tanaman yang masih kecil memiliki akar tanaman belum terlalu jauh menjalar sehingga cukup membersihkan gulma dengan diameter yang tidak terlalu besar. Sedangkan tanaman yang sudah agak besar memiliki akar yang sudah cukup menjalar dan membutuhkan nutrisi yang lebih sehingga gulma perlu dibersihkan dengan ukuran diameter yang lebih besar. Mengacu pada kegiatan pemeliharaan menurut Baker dkk., 1979 dalam Indriyanto 2008, cukup banyak yang kegiatan pemeliharaan yang tidak dilakukan responden Bojong Koneng dan Karang Tengah diantaranya adalah kegiatan pendangiran, pemangkasan cabang, dan penjarangan tanaman. Selain tidak semua kegiatan pemeliharaan dilakukan responden, ditemukan beberapa perbedaan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan oleh responden. Kegiatan penyulaman dilakukan oleh responden setelah melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan 1 kali dimulai sejak penanaman sedangkan menurut Pedoman Pembuatan tanaman Pinus untuk Perum Perhutani 1974 dan Teknik Pembuatan Tanaman Pinus merkusii. Direktorat Hutan Tanaman Industri. Departemen Kehutanan Direktorat Jenderal Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan. Maret 1990, waktu pelaksanaan penyulaman dilakukan apabila dijumpai adanya kematian bibit setelah satu bulan selesai penanaman. Penyulaman terus dilakukan sampai jumlah tanaman muda cukup sesuai dengan kerapatan tegakan yang dipersyaratkan. Penyulaman ini sebaiknya dilaksanakan pada pertengahan musim penghujan. Perbedaan waktu kegiatan penyulaman ini dikarenakan menurut masyarakat setelah 3 bulan penanaman maka pertumbuhan bibit yang ditanam akan terlihat sangat jelas karena sudah cukup besar. Kegiatan pemupukan pada kenyataannya di lapangan hanya dilakukan oleh responden Karang Tengah. Responden Bojong Koneng tidak melakukan kegiatan pemupukan dikarenakan keterbatasan biaya. Pupuk yang biasa digunakan dalam kegiatan pemupukan adalah pupuk kandang dan pupuk urea. Adapun cara pemberian pupuk yang dilakukan responden, yaitu: a. Pupuk kandang : diberikan dengan cara memasukkan ke dalam lubang tanam serta ada yang memberikan pupuk kandang dengan cara menyiram di pinggir tanaman. b. Pupuk urea : diberikan dengan cara menyiram atau menaburkan pupuk di sekeliling tanaman tapi jaraknya tidak terlalu dekat dengan batang. Cara pemberian pupuk yang dilakukan di Desa Karang Tengah telah sesuai dengan cara pemberian pupuk menurut Indriyanto 2008. Di mana jika akan memberikan pupuk pada tanaman, sebaiknya pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang dan dimasukkan ke dalam lubang tanam lebih kurang 13 bagian volume lubang tanam. Kegiatan pendangiran tidak dilakukan responden. Menurut responden, tanah tidak berada dalam keadaan padat. Menurut pedoman pembuatan tanaman pinus untuk Perum Perhutani 1974 dalam bab VI tentang jenis tanaman lain-lain, kegiatan pemeliharaan yang harus dilakukan masyarakat terhadap tanaman rimba secara kontinyu adalah kegiatan menggemburkan tanah dan membersihkan tanaman dari rumput-rumput. Sehingga kegiatan pendangiran ini menjadi kegiatan yang tidak seharusnya ditinggalkan. Sama seperti kegiatan pendangiran, kegiatan pemangkasan cabang dan penjarangan tanaman juga tidak dilakukan. Kegiatan pemangkasan cabang tidak dilakukan dikarenakan penanaman yang dilakukan bukan di hutan tanaman yang diperuntukkan sebagai hasil kayu pertukangan. Di mana tujuan pemangkasan cabang adalah untuk membuang cabang bagian bawah untuk memperoleh batang bebas cabang yang panjang dan bebas dari mata kayu Kosasih dkk., 2002 dalam Indriyanto, 2008. Kegiatan penjarangan juga tidak dilakukan oleh responden. Hal ini disebabkan tanaman ditanam sesuai jarak tanam yang telah ditentukan sehingga tidak diperlukan pengaturan ruang tumbuh. Untuk tanaman yang pertumbuhannya sudah mencapai ketinggian 2-3 meter, maka kegiatan pemeliharaan tidak lagi dilakukan. Hal ini dikarenakan tanaman telah dapat bertahan dan tumbuh dengan baik. Adapun kegiatan pemeliharaan yang dilakukan responden Desa Bojong Koneng dan Karang Tengah dapat dilihat dalam Tabel 8. Tabel 8 Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan responden Bojong Koneng dan Karang Tengah Nama Kegiatan Bojong Koneng Karang Tengah Baik BurukJelek Baik BurukJelek Pembersihan Gulma Semua gulma dibersihkan Gulma tidak dibersihkan semua Semua gulma dibersihkan Gulma tidak dibersihkan semua Peembersihan gulma dilakukan dalam selang 3 bulan 1 kali Pembersihan gulma dilakukan kurang dari 3 bulan dan lebih dari 3 bulan Semua tanaman yang mati diganti dengan tanaman baru. Tidak semua tanaman yang mati diganti dengan tanaman yang baru Semua tanaman yang mati diganti dengan tanaman baru Tidak semua tanaman yang mati diganti dengan tanaman yang baru Penyulaman Diawal pertumbuhan tanaman diberikan pupuk Tidak memberikan pupuk Pemupukan Pupuk diberikan dengan cara menaburkan di sekitar lubang tanam dengan jarak yang tidak terlalu dekat dengan batang Pemberian pupuk dilakukan dekat dengan batang atau lubang tanam 5.2 Pengetahuan Tentang PHBM 5.2.1 Pengetahuan Masyarakat Tentang Tujuan PHBM

Dokumen yang terkait

Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Hutan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo

3 56 77

Nilai Ekonomi Pemanfaatan Hasil Hutan Oleh Masyarakat Desa Sekitar Hutan (Studi Kasus Di Suaka Margasatwa Dolok Surungan Desa Meranti Utara dan Desa Meranti Tengah, Kabupaten Toba Samosir)

13 102 74

MAKNA SUNGAI BAGI MASYARAKAT DI SEKITARALIRAN SUNGAI(Studi Tentang Interaksi Sosial Masyarakat di Sekitar Aliran Sungai Babakan Desa Tegal Gondo Dusun Gondang Kecamatan Karang Ploso Malang)

0 5 2

DAMPAK PROGRAM PENGELOLAAN SUMBERDAYA HUTAN BERSAMA MASYARAKAT(PHBM) TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DESA HUTAN (Studi Evaluasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat di Lembaga Masyarakat Desa Hutan Artha Wana Mulya Desa Sidomulyo Kabupaten

0 2 14

Implementasi Program Pengelolaan Sumberdaya Hutan Bersama Masyarakat (PHBM) Perum Perhutani Unit II Di Desa Sumbersalak Kecamatan Ledokombo Kabupaten Jember

0 5 7

Respon Masyarakat dalam Pemanfaatan Biogas Sebagai Energi Alternatif di Desa Tarumajaya, Kecamatan Kertasari Kabupaten Bandung, Jawa Barat

2 10 141

Makna dan fungsi sanggah dalam agama Hindu : studi kasus dalam masyarakat Hindu Jawa

0 9 67

Strategi humas dan protokol sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Jawa Barat dalam memfasilitasi aspirasi masyarakat Jawa Barat

0 2 1

Partisipasi Kelompok Masyarakat dalam Pelestarian Hutan Mangrove di Desa Margasari Kecamatan Labuhan Maringgai Kabupaten Lampung Timur

6 41 55

Kearifan Lokal dalam Pengelolaan Hutan di Desa Serdang Kecamatan Barusjahe Kabupaten Karo

0 3 14