a. Margin Laba Profit Margin
Pendapatan Bersih Margin Laba Profit Margin
: Penjualan
Angka ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan mendapatkan laba cukup baik.
b. Return on Aset
Laba Bersih Return on Aset
: Total Aktiva
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa
aktiva dapat lebih cepat berputar dan meraih laba. c.
Laba Bersih dibandingkan Jumlah Karyawan Sebagai perusahaan jasa dimana asset utama perusahaan adalah
karyawan, maka sangat relevan untuk mengukur kemampuan karyawan menghasilkan laba bagi perusahaan.
Laba Bersih Rasio Laba Bersih terhadap
Jumlah Karyawan :
Jumlah Karyawan
2. Analisis Pulang Pokok Break Even Analysis
Analisis Pulang Pokok Break Even Analysis adalah metode yang sangat bermanfaat untuk studi kasus, karena dapat mengetahui keterkaitan
antara biaya tetap fixed cost, biaya variable variable cost dan tingkat pendapatan revenue pada berbagai tingkat operasional. Kurva break even
yang menunjukkan keterkaitan antara jumlah unit yang dihasilkan dan volume yang terjual pada sumbu X, dan antara pendapatan dari penjualan dan biaya
pada sumbu Y, sehingga diagram ini mampu menunjukkan laba atau kerugian pada berbagai tingkat keluaran output Rangkuti 2006.
Melalui metode ini kita dapat mengetahui pemilihan strategi yang tepat untuk berbagai model produksi yang akan digunakan, caranya dengan
menggunakan perbandingan berbagai alternatif metode produksi. Menurut Rangkuti 2006 Analisis break even dapat menunjukkan hal-hal berikut:
a. Potensi laba untuk produk atau jasa yang akan dibuat.
b. Apakah volume penjualan yang diprediksi sesuai dengan break even yang
telah dihitung atau tidak. c.
Besarnya jumlah biaya variabel per unit yang mendekati break even, berdasarkan peramalan penjualan dan penetapan harga.
d. Besarnya jumlah biaya tetap yang mendekati break even.
e. Apakah tingkat harga yang telah ditetapkan mempengaruhi nilai break
even atau tidak.
Analisis break even menggunakan asumsi bahwa semua biaya yang berkaitan dengan proses produksi setiap jenis produk atau jasa yang dihasilkan
terdiri dari dua jenis, yaitu biaya variabel dan biaya tetap Rangkuti 2006. Biaya variabel adalah semua biaya yang sifatnya berubah-ubah, tergantung
pada jumlah unit yang dihasilkan, misalnya biaya overhead. Sementara biaya tetap adalah biaya yang relatif konstan dan sedikit sekali dipengaruhi oleh
banyaknya luaran yang dihasilkan. Biaya ini meliputi biaya investasi mesin, depresiasi, bunga dan pajak serta asuransi.
Perbedaan antara harga dan biaya variabel masing-masing unit produk yang dihasilkan disebut dengan unit profit margin p-C. Perhitungan volume
penjualan dapat dihitung dengan cara: a. R
= revenue pendapatan
VC =
total variabel cost biaya variabel FC
= total fixed cost biaya tetap
AVC = average variabel cost
Z =
profit laba P
= harga per unit
U =
jumlah unit pada titik break even b. R = FC + VC + Z
Karena Z = 0 pada titik break even Maka R = FC + VC pada titik break even
c. Untuk mengetahui titik break even BEP P x U = FC + VC x U atau U = FC P – AVC
3. Analisis Kelayakan Investasi