Struktur Pendidikan Sumber-Sumber Agraria dan Sistem Pertanian Setempat

4.3.3 Struktur Pendidikan

Dengan melihat struktur pendidikan yang dicapai penduduk Desa Ciasmara, akan mempermudah kita untuk melihat kaitan-kaitan struktur sosial yang sifatnya kompleks terjadi di sana. Hal ini juga mempermudah kita untuk menduga faktor-faktor yang mempengaruhi struktur perekonomian yang terjadi di Desa Ciasmara. Tabel 8. Jumlah Penduduk di Desa Ciasmara Tahun 2008 Menurut Tingkat Pendidikan No. Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk jiwa Persentase 1. Tidak tamat sekolah 360 4,9 2. Belum sekolah 1.095 14,9 3. Tamat SDsederajat 3.000 40,7 4. Tamat SLTPsederajat 1.463 19,8 5. Tamat SLTAsederajat 730 9,9 6. Tamat akademiksederajat 365 4,9 7. Tamat perguruan tinggisederajat 219 2,9 8. Buta huruf 146 2 Total 7.378 100 Sumber : Data Demografi Pemerintah Desa Ciasmara dalam Angka Agar lebih jelas lagi dalam mendalami struktur pendidikan warga Desa Ciasmara, kita dapat melihat stuktur pendidikan penduduk Desa Ciasmara berdasarkan keadaan seperti terlihat pada Tabel 8 kita dapat mengetahui bahwa sebagian besar warga desa masih mengenyam pendidikan di tingkat sekolah dasar yakni 40,6 persen. Tingkat pendidikan di Desa Ciasmara masih tergolong rendah, sebagaimana disajikan pada Tabel 8 berdasarkan tabel tersebut dapat dilihat, sekitar 40 persen penduduk Desa Ciasmara yang mengenyam pendidikan hingga bangku sekolah dasar tidak meneruskan hingga tamat. Persentase penduduk yang masih buta huruf tercatat sekitar 2 persen. Namun, angka ini masih termasuk kecil jika dibandingkan dengan banyaknya penduduk yang dapat membaca. Tingkat pendidikan orang tua yang masih rendah menjadikan program Keaksaraan Fungsional begitu penting bagi masyarakat. Keaksaraan Fungsional masuk ke Desa Ciasmara pada tahun 2007 melalui Surat Keputusan Pendidikan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Program Keaksaraan Fungsional Desa Cisamara termasuk ke dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat PKBM bernama PKBM Anggrek. Kelompok Belajar Keaksaraan Fungsional Desa Ciasmara di selenggarakan oleh Penyelengara PKBM Anggrek yang diketuai oleh Ibu Emay Sumarni dibawah Pemilik Pendidikan Luar Sekolah PLS Bapak H. Atu Sugandi. Adapun, Tenaga Tutor Kelompok Belajar KF ini hanya seorang yakni Ibu Entin Sumiarsih. Ibu Entin Sumiarsih lahir di Bogor pada tanggal 30 Desember 1973, beliau beragama Islam dengan pendidikan terakahir Perguruan Tinggi. Peserta Program Kegiatan Belajar Keaksaraan Fungsional ini berjumlah 10 orang yang keseluruhannya merupakan perempuan. Peserta KF terdiri dari beragam usia mulai dari usia 19 tahun hingga usia 40 tahun, bahkan ada juga seorang peserta yang masih berusia 12 tahun. Umumnya peserta KF ini adalah mereka yang Drop Out DO di masa sekolahnya yakni saat kelas dua atau kelas tiga SD. Mayoritas pekerjaan mereka adalah petani dan hanya seorang yang bekerja sebagai pedagang. Meskipun masyarakat menilai program ini cukup penting masyarakat belum bisa memprioritaskan kegiatan KF ini ketika waktu kegiatannya berbenturan dengan kegiatan ke sawah atau mengurus urusan rumah tangga. Jumlah peserta KF ini pun semakin berkurang dari hari kehari, terlebih ketika hendak diadakan ujian. Masyarakat menolak untuk mengikuti ujian dengan alasan lokasi ujian yang dirasa cukup jauh, yakni di kantor Desa Ciasmara. Berdasarkan Tabel 8. Penduduk yang buta huruf berjumlah 146 orang. Namun, dari jumlah tersebut hanya 10 orang yang bersedia mengikuti kegiatan KF ini. Hal ini menunjukan bahwa tingkat partisipasi masyarakat terhadap kegiatan KF masih sangan rendah. Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan KF disebabkan oleh masyarakat merasa malu karena usia mereka yang sudah tua sehingga menganggap sudah terlambat untuk belajar. Selain itu, tingkat kesadaran akan pendidikan yang masih rendah serta orientasi masyarakat yang ingin cepat mendapatkan uang pun menjadi kendala untuk menyukseskan kegaiatan KF ini hingga tuntas.

4.3.4 Kesehatan