6.2 Tranfer Teknologi dan Kelembagaan
H. Aw adalah tokoh petani adat di desa menurut Bapak Maj. Perilaku H. Aw dimata Bapak Maj yakni rajin, ulet, dan sukses sehingga sejahtera. Rajin
diartikan bahwa bertani cukup dikerjakan sendiri tanpa banyak melibat orang lain dalam mengelola lahan yang digarapnya. Ulet diartikan hasil dari pertanian tidak
digunakan untuk kebutuhan sehari-hari atau konsumtif tetapi sedikit-sedikit dibelanjakan untuk tanah sawah ke depan. Sukses diartikan dengan kehidupan
pribadi yang cukup tidak macam-macam dan hanya untuk tani. Mulai beliau muda sampai tua tetap giat dalam bertani. Karena tiga perilaku tersebut maka H. Aw
saat ini dapat menjadi sejahtera. Mengenai pembangunan desa melalui teknologi pertanian maka H. Aw
kurang respon. H. Aw merupakan tokoh petani yang menjalankan pertanian tradisional, petani yang merasa mampu sehingga kurang respon dengan teknologi.
Bapak Maj diberitahukan oleh H. Aw bahwa dulu dengan tanah yang dimiliki dua gedeng sama dengan 3.000 meter persegi sudah cukup untuk bisa sejahtera, tetapi
zaman sekarang ini tanah tiga gedeng sama dengan 0,5 hektar baru bisa mencukupi makan sehari-hari. Menurut H. Aw zaman sekarang ini minimal
memiliki tanah enam gedeng setara dengan satu hektar setara dengan 10.000 meter persegi baru bisa dikatakan cukup sejahtera. H. Aw dianggap Bapak Maj
sebagai seseorang yang memiliki kharisma dalam memperkirakan sesuatu atau memiliki kecakapan perhitungan.
Kemampuan yang dimiliki H. Aw di bidang pertanian antara lain, beliau mampu mengetahui menanam padi yang baik pada tanggal dan bulan tertentu dan
memang hasil panennya bagus, hal ini dikarenakan beliau sudah berpengalaman di
pertanian dan juga sudah menguasai kondisi lingkungan alam dan iklim atau cuaca di desa sehingga beliau sangat dipercayakan petani lain untuk melakukan
musim tanam. Seperti yang diungkapkan oleh salah satu anak H. Aw sebagai berikut:
Menanam padi sulit dipahami, jika disuruh oleh H. Aw sebar tanggal dan bulan ini harus diikuti karena memang hasilnya baik.
H. Mdn, 35 tahun Penjelasan dari pernyataan H. Mdn ini terbukti ketika sebulan sebelum
penelitian tepat bulan Mei ketika petani memanen hasil padi sangat merugi dan hasilnya hanya cukup untuk dimakan sendiri. Menurut H. Aw musim panen pada
bulan April dan Mei tidak baik karena pada bulan tersebut banyak hama terutama hama tikus. Kemudian beliau menjelaskan pula bahwa musim panen yang baik itu
jatuh pada bulan Agustus karena harga dan hasil yang akan diterima petani besar. H. Aw merupakan orang yang giat dalam bekerja dan sangat sederhana
dalam kehidupan sehari-harinya. H.Aw orang yang sangat teliti dan tidak bisa dibohongi oleh orang lain antara lain dari penggarap tanahnya, tengkulak maupun
penjual lahan pertanian. Menurut H. Aw dikutip H. Mdn bahwa “enakan tani
selain tani tidak menguntungkan, tani tidak akan bangkrut atau sawah tidak akan hilang
”. Pada saat anak-anak beliau melarang untuk bertani lagi karena melihat
beliau sudah tua dan dengan kekayaan yang dimilikinya sekarang ini sudah jauh dari cukup namun beliau tidak mau berhenti bertani. Alasannya karena sudah
terbiasa dan sekalian berolahraga serta yang terutama karena takut menjadi miskin seperti dulu dimana merasakan susahnya hidup. Pada waktu itu makan cukup
pakai nasi dan garam bahkan pernah makan nasi dicampur dengan pasir serta
makan tidaklah tiga kali sehari seperti sekarang ini. Oleh karena itu sampai sekarang ini masih merasakan kondisi pada saat itu sehingga beliau menjalankan
hidup dengan rumah yang sederhana Lihat Gambar 13.
Gambar 13. Rumah H. Aw yang sederhana. Menurut Bapak Maj sumberdaya manusia petani di desa masih sangat
lemah sehingga harus dibimbing. Pembimbing mereka haruslah petani yang kreatif. H. At merupakan orang yang tepat dalam membimbing petani tersebut. H.
At selain petani maju juga sangat berpendidikan yakni menjabat sebagai kepala sekolah menengah pertama di desa dan sering menfasilitasi kelompok tani tanpa
bosan.
Petani yang progresif dan penggerak kelompok tani di desa yakni H. At
karena merupakan petani yang respon terhadap teknologi pertanian yang mampu
mensejahterakan petani dan memiliki tujuan memajukan petani dengan mendidik
petani agar mencoba teknologi pertanian yang baru melalui kelompok tani.
H. At merupakan seorang tokoh masyarakat yang sangat peduli dalam menerima teknologi baru di bidang pertanian. Teknologi pertanian yang
diadopsinya dianggap akan membantu peningkatan produksi, misalnya pupuk pada intensifikasi pertanian. H. At juga merupakan seorang yang cukup
berpendidikan dan berwawasan luas. Pertanian sawah yang kini mulai dicobanya adalah pertanian organik karena beliau melihat kondisi tanah dan lingkungannya.
H. At juga memiliki kolam-kolam ikan untuk perikanan air deras. Dalam bertani maupun budidaya ikan H. At sering mengalami
permasalahan diantaranya hama atau penyakit dan benih yang kurang baik sehingga beliau mencoba melakukan identisifikasi masalah dan mencoba
mengadopsi teknologi baru di bidang pertanian. H. At mencoba memajukan pertanian melalui kelompok tani yang beliau ketua yakni Cinta Tani dan juga
koperasi simpan pinjam
masyarakat tani dengan aktif di kelompok tani sehingga permasalahan tentang pertanian bisa diselesaikan maupun diatasi secara bersama-sama.
Adapun tujuan dari kegiatan kelompok tani yakni kebersamaan. Kebersamaan ini dapat dilihat dari pengelolaan sistem pengairan atau
“Cai” dipertanian. Perlu sistem yang berkeadilan dimana setiap anggota kelompok tani
mendapatkan pengairan yang cukup di areal tanah pertaniannya oleh karena itu kebersamaan perlu dibangun agar permasalahan tersebut bisa diatasi bersama-
sama. Kompak atau serentak dalam menjalankan masa tanam padi di sawah. Hal
ini bertujuan untuk menghindari hama penyakit yang merugikan. Apabila masa tanam tidak serentak maka sangat menguntungkan bagi hama. Hama bisa dengan
mudah berpindah-pindah ke lokasi areal pertanian yang baru menanam padi sehingga menjadi sasaran sumber makanan yang baru. Kemudian salah satu ilmu
pengetahuan yang dimiliki petani yakni memberantas hama dengan musuh alami atau predatornya. Oleh karena itu mereka berusaha untuk tidak membunuh
sembarangan binatang yang hidup disekitar sawahnya karena hal itu dapat merusak atau memutuskan rantai makanan.
Gambar 14. Saung Cinta Tani.
Gambar 15. Bangunan yang akan dijadikan untuk tempat pemupukkan.
Kegiatan rutin yang dilakukan oleh petani atau kelompok tani pada khususnya antara lain: pertama persiapan penanaman yang dibutuhkan adalah
benih dan juga sistem pengairan. Kedua menentukan tanggal penyebaran benih yakni jangan sampai pada bulan Desember, Januari dan Februari atau di masa
musim persemaian ada hujan karena dapat menyebabkan hasil panen tidak bagus. Bapak Amn beberapa bulan yang lalu bersama H. Aml mewakili desa
Ciasmara atas perintah pemerintah Kabupaten Bogor dan bersama 30 orang petani lainnya disekitar Kabupaten Bogor melakukan studi banding ke Cianjur. Disana
mereka diberikan pembekalan mengenai cara bertani yang baik sehingga hasil pertanian menjadi maksimal dan diharapkan mereka dapat menyampaikan ilmu
yang telah didapatnya selama pelatihan kepada para petani lain yang berdekatan dengan tempat mereka tinggal. Mereka dipertemukan dengan petani-petani
Cianjur yang telah berhasil dan menjalankan atau mengadopsi informasi dan teknologi di bidang pertanian yang dianjurkan atau diperintahkan oleh
pemerintah. Salah satu teknologi itu yakni System of Rice Intensification SRI dimana sistem pertanian tersebut merupakan agen pembaharuan dibidang
pertanian organik. Pada akhir diskusi mereka berkesimpulan pertama bahwa di desa pangkal
yang utama hidup atau tinggal di desa adalah mempunyai pangan. Apabila kosong perut, kosong kantong dan kosong iman maka yang terjadi adalah kebahayaan
karena akan menjeruskan petani atau seseorang kepada hal yang tidak diinginkan. Kedua peningkatan pengetahuan petani dibidang pertanian dan anggota kelompok
tani harus disiplin administrasi atau dana serta struktur dan permasalahan yang dihadapi perlu dirapihkan. Bimas kurang tepat sasaran oleh karena itu kelompok
tani membutuhkan tempat atau badan yang dapat membantu penyelesaikan permasalahan sulit yang dihadapi petani serta mencoba atau bereksperimen dari
hasil pengetahuan petani yang telah dicoba apakah IPB dapat membantu katanya. Ini bukan hanya terkait dengan pertanian padi sawah tetapi juga terkait dengan
perikanan karena banyak pula petani yang membudidaya perikanan air deras dan memiliki banyak kendala salah satunya virus pada ikan.
6.4 Ikhtisar