Pemilik Lahan Modern Strategi Ekonomi Petani Lapisan Atas Dalam Mengakumulasi Modal

rumah tangga petani Haji Aw maka dari hasil perdagangan atau pertukaran produk menghasilkan surplus yang besar. Surplus pada proses reproduksi semuanya digunakan kembali untuk membangun sektor pertanian dengan membeli lahan pertanian dan ternak kerbau. Proses diferensiasi yakni menyisihkan sebagian keuntungan untuk memberangkatkan pergi Haji ke Tanah Suci Mekkah kepada keluarganya.

5.2 Pemilik Lahan Modern

H. At 58 Tahun merupakan salah satu petani lapisan atas dalam bidang pendidikan di desa dan juga memiliki akses yang sangat kuat dalam sektor pertanian terutama dalam hal peran yang besar pada kelompok tani di desa selain kepemilikan lahan pertanian yang dikuasainya. Bahan baku dalam hal ini tanah atau lahan pertanian yang dimiliki kurang dari satu hektar, namun berpotensi mendapatkan surplus meskipun mata pencaharian utama sekarang ini pada sektor non pertanian yakni menjadi guru di sekolah menengah pertama. Selain itu sistem irigasi untuk mengari areal persawahan yang dimiliki sangat melimpah karena telah disediakan oleh sumberdaya alam di desa yakni Sungai Ciasmara yang mengalir sepanjang tahun. Persediaan mengenai alat-alat pekerjaan yaitu bibit, ternak, peralatan, pupuk, dan sebagainya tidak menjadi masalah bagi beliau karena semua alat-alat pekerjaan seperti bibit, pupuk dan peralatan dapat dibeli di toko. Pada saat penelitian berlangsung persediaan alat-alat pekerjaan tersebut mulai dikelola secara mandiri melalui kelompok tani yang dipimpinnya terutama mengenai persediaan pupuk dan bibit unggul. Rumah tangga petani tersebut memiliki tenaga kerja yang melayani tanpa harus dibayar dan hanya perlu dicukupi pemenuhan kebutuhan hidupnya sehari- hari yakni tenaga kerja keluarga. Tenaga kerja keluarga yang digerakkan yakni istri dan anak-anak terkait dengan jumlah, umur, dan gender anggota keluarga akan dipekerjaan sesuai dengan kemampuan masing-masing dimana pekerjaan yang berat dikerjakan oleh laki-laki seperti mengolah tanah yaitu membajak dan menggaru sedangkan pekerjaan yang membutuhkan kesabaran dan ketekunan dikerjakan oleh perempuan seperti tandur. Namun karena sekarang anak-anak beliau sudah besar dan berkeluarga maka kegiatan dalam mengolah lahan pertanian dibantu oleh buruh tani yang diberikan upah harian. Pada saat anak-anak beliau kecil lebih ditekankan untuk menempuh pendidikan yang tinggi dan sekarang ketiga anak beliau semuanya telah lulus dari sekolah tinggi. H. At dari kegiatan produksi dan reproduksi pada proses produksi rumah tangga yang dimilikinya berupa produk. Produk tersebut yakni lahan yang kurang dari satu hektar yang dapat diusahakan sendiri. H. At perlu mengeluarkan biaya tenaga kerja yang disewakan atau buruh tani di dalam membantu mengelola lahan. Produk yang berupa gabah kering panen dari pertanian sebagian dikonsumsi sendiri untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari keluarga. Sedangkan sebagian lagi dari hasil produksi diuangkan atau dijual melalui perdagangan atau pertukaran dengan tengkulak. Keseharian hidup yang sejahtera, alat-alat pekerjaan yang dapat terpenuhi dan bahan baku yang mencukupi didapat rumah tangga petani H. At maka dari hasil perdagangan atau pertukaran produk menghasilkan surplus. Surplus pada reproduksi proses semuanya digunakan kembali untuk membangun sektor pertanian dengan menyiapkan alat-alat produksi. Proses diferensiasi yakni menyisihkan sebagian keuntungan untuk penyediaan sarana dan prasarana membangun kelompok tani. Pada akhirnya dapat menjadi akumulasi modal rumah tangga petani tersebut.

5.3 Pemilik Lahan Entrepreneur