Latar Belakang Strategi Ekonomi Petani Lapisan Atas Dalam Mengakumulasi Modal

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kritisi Tjondronegoro dan Wiradi 1984: 271 dari penjelasan mengenai keberhasilan suatu pembangunan di daerah pedesaan akan banyak bertumpu pada petani-petani maju yang bertindak sebagai pelaku pembangunan agent of development, oleh karena merekalah yang menunjukkan daya tanggap responsiveness yang lebih besar terhadap semua inovasi dan perbaikan teknik serta merekalah yang lebih mudah didekati oleh dinas-dinas pemerintah. Tersirat di dalam anggapan itu suatu aci-acian bahwa petani maju akan menjadi teladan bagi petani-petani miskin yang diharapkan segera mengikuti teladan tersebut karena mereka bisa mengamati secara dekat. Inovasi diharapkan akan tersebar di segala penjuru dan ke segenap lapisan masyarakat desa. Pendekatan ini oleh Wertheim yang juga pengkritisi pembangunan tersebut disebut betting on the strong Wertheim, 1964 dalam Tjondronegoro dan Wiradi, 1984: 271. Pedekatan ini mengandaikan bahwa proses pertebaran pengetahuan dan kemajuan teknik berjalan secara bertahap, dan bahwa pelaku terbaik the best agent dari proses evolusioner ini adalah orang yang paling maju di masyarakat desa, biasanya berasal dari petani-petani kaya well-to-do farmer yang telah memperoleh cukup pendidikan dan mempunyai tanggapan baik berupa saran-saran perbaikan teknik produksi. Sinaga dan White 1979 dalam Wiradi 1985: 47-48 menyatakan bahwa golongan petani luas yang mempunyai surplus pendapatan dari pertanian, mampu menginvestasikan surplusnya itu pada usaha-usaha padat modal tetapi yang memberikan pendapatan yang relatif besar misalnya, alat-alat pengolahan hasil pertanian, berdagang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Karenanya mereka mencari pekerjaan di luar pertanian yang padat tenaga kerja danatau modal kecil, tapi memberikan pendapatan yang relatif rendah, misalnya kerajinan tangan, bakul es, warung kecil dan sebagainya. Semua ini berarti bahwa petani luaslah yang lebih mempunyai jangkauan terhadap sumber besar non-pertanian, yang pada gilirannya melahirkan proses akumulasi modal dan investasi yang saling menunjang baik bidang pertanian maupun non-pertanian diantara golongan elite pedesaan. Berangkat dari latar belakang di atas, peneliti akan meneliti secara mendalam mengenai strategi ekonomi petani lapisan atas dalam mengakumulasi modal kegiatan pertanian sawah.

1.2 Perumusan Masalah