2.3.4 Aplikasi SIG dalam konservasi tumbuhan
Penggunaan SIG untuk kehutanan tropis di negara-negara berkembang belum cukup lama dimulai dan bervariasi di setiap negara dalam hal tujuan,
aplikasi, skala operasional, kesinambungan, dan pembiayaan Puntodewo et al. 2003. Hingga saat ini aplikasi SIG telah cukup banyak digunakan oleh para
peneliti termasuk didalamnya para peneliti dari bidang kehutanan, contohnya untuk memonitoring pergerakan satwa dan membuat model kesesuaian habitat
flora dan fauna. Beberapa penelitian pada bidang konservasi yang menggunakan aplikasi
SIG adalah : 1. Pemetaan kesesuian habitat Rafflesia patma Blume di Cagar Alam dan Taman
Wisata Alam Pananjung Pangandaran dengan menggunakan aplikasi SIG yang dilakukan oleh Gamasari 2007. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan
kesesuaian habitat R. patma Blume berdasarkan faktor-faktor fisik yaitu ketinggian, kemiringan lereng, jarak dari sungai dan leaf area index yang
signifikan berpengaruh terhadap R. patma. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software ArcView GIS 3.3 dan Erdas Imagine 8.5. Pengolahan
LAI menggunakan software Hemiview 2.1. Analisis regresi linier berganda dilakukan untuk mengetahui seberapa pengaruh variabel yang diuji dengan
jumlah R. patma. Berdasarkan hasil penelitian model yang digunakan untuk menentukan kesesuaian habitat R. patma yaitu Y = - 0,642
– 0,557 x ketinggian + 0,465 x kemiringan lereng + 0,423 x LAI. Faktor yang
sinifikan berpengaruh terhadap jumlah R. patma yaitu ketinggian, kemiringan lereng dan LAI. Hubungan antara varabel bebas ketinggian, kelerengan, jenis
tanah, buffer sungai, LAI dengan variabel bergantung jumlah R. patma sebesar 54,8.
2. Pemetaan kesesuaian habitat Rafflesia patma Blume di Cagar Alam Leuweung Sancang Garut yang dilakukan oleh Herdiyanti 2009. Penelitian ini bertujuan
untuk menentukan faktor fisik yang berpengaruh, model dan luas kesesuaian habitat R. patma.. Berdasarkan hasil, faktor fisik yang paling berpengaruh
terhadap model kesesuaian habitat adalah jarak dari sungai dan kelompok tanah. Model yang digunakan yaitu skor kumulatif kesesuaian habitat Y =
3,077 x jarak dari sungai + 3,077 x kelompok tanah + 1,148 x ketinggian + 1,148 x kemiringan lereng + 1,148 x nilai LAI. Nilai validasi untuk kelas
kesesuaian habitat tinggi sebesar 93.
2.4 Penginderaan Jauh 2.4.1 Definisi