Spesies Tetrastigma leucostaphylum Dennst. Alston ex Mabb.

dan Mg tanah relatif rendah, dengan kandungan K dan Na relatif sedang. Vegetasi paling dominan untuk tingkat pohon pada habitat R. rochussenii di Gunung Salak adalah Altingia excelsa, Schima wallichii, sedangkan untuk tumbuhan bawah didominasi oleh Cycas rumphii. Peran hewan sangat penting dalam kehidupan R. rochussenii yaitu sebagai penyerbuk dan penyebar biji. Hewah penyerbuk yaitu lalat hijau Lucilia sp., lalat abu-abu Sarcphaga sp. dan lalat buah Drosophila melanogaster. Hewan penyebar biji diduga dari spesies hewan berkuku seperti landak Hystrix brachyura, tupai Tupaia glis, babi hutan Sus scrofa, musang luak Paradoxurus hermaproditus dan serangga seperti rayap tanah Macrotermes sp. dan semut Polyergus sp..

2.2 Spesies Tetrastigma leucostaphylum Dennst. Alston ex Mabb.

Spesies Tetrastigma leucotaphylum Dennst. Alston ex Mabb. merupakan salah satu inang dari R. rochusssenii. Zuhud et al. 1998 menyatakan bahwa klasifikasi dunia tumbuhan T. leucostaphylum dikelompokkan ke dalam: Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Anak Kelas : Dicotyledonae Bangsa : Rhamnales Suku : Vitaceae Marga : Tetrastigma Spesies : Tetrastigma leucostaphylum Dennst. Alston ex Mabb. Gambar 3 Tetrastigma leucostaphylum. Spesies T. leucostaphylum mempunyai batang yang tebal, berkayu dan panjang, daun majemuk dengan bentuk menjari palmately terdiri dari 1 sampai 3 helai daun atau berbentuk bangun kaki pedately terdiri dari 4 sampai 6 daun, mempunyai sulur, tendril, tanpa cakram diskus yang melekat. Tetrastigma dapat digambarkan sebagai tumbuhan pemanjat yang besar, buah berkelopak berry, berbentuk bulat globose atau elips ellipsoid. Tumbuhan berbiji dan berumah dua. Biji berjumlah 1 sampai 4 buah, berkerut melintang diatas ventral, ukuran biji relative kecil Backer van den Brink 1963, diacu dalam Julianti 2006. Anakan T. leucostaphylum pada awal pertumbuhannya untuk sementara waktu tidak berbeda dengan penampilan pohon-pohon muda dan semak-semak. Proses selanjutnya terjadi pemanjangan pada internode bagian atas, batang muda terjadi lentur dan muda melengkung sehingga menuntut suatu peyangga. Spesies T. leucostaphylum memberikan sebagian karbohidratnya untuk kebutuhan hidup R. rochussenii. Kandungan karbohidrat T. leucostaphylum yang ditumbuhi R. rochussenii di Gunung Salak mencapai 17,032 Zuhud et al. 1994. Mukmin 2008 menyatakan bahwa kandungan karbohidrat T. leucostaphylum yang ditumbuhi Rafflesia lebih rendah yaitu sebesar 16,05 sedangkan kandungan karbohidrat yang tidak ditumbuhi R. rochussenii sebesar 26,17 . Selain kandungan karbohidrat, T. leucostaphylum memiliki kandungan kimia yang tersaji pada Tabel 1. Tabel 1 Presentase kandungan kimia T. leucostaphylum No. Kandungan kimia T. leucostaphylum 1 Berat Kering BK 20,37 2 Abu 2,15 3 Protein Kasar PK 2,07 4 Serat Kasar SK 4,86 5 Lemak Kasar LK 0,10 6 Bahan ekstrak tanpa Nitrogen Beta-N 11,19 7 Kalsium Ca 1,26 8 Phospor P 0,26 9 Natrium Klorida NaCl 0,05 10 Energi Bruto EB 712 2.3 Sistem Informasi Geografis SIG 2.3.1 Pengertian SIG