- 27 Bab II -15 Gambaran Umum Kondisi Daerah

RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014

Bab II - 27

tertentu. Pembangunan di daerah-daerah ini hampir merata di semua sektor, sehingga masih sangat terbuka peluang meningkatkan pertumbuhan PDRB per kapita di atas rata-rata PDRB per kapita propinsi. Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, misalnya, mempunyai sumber daya dan potensi yang masih bisa digali untuk meningkatkan PAD, yang pada akhirnya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Ketiga, PDRB per kapita yang tinggi, tetapi pertumbuhan ekonominya rendah, terjadi di Kota Kediri. Keberadaan perusahaan industri rokok berskala nasional di daerah ini boleh jadi merupakan pendorong tingginya nilai PDRB per kapita, meski secara empirik tingginya nilai PDRB per kapita tidak benar-benar mencerminkan tingginya pendapatan masyarakat. Keempat, daerah-daerah yang PDRB per kapitanya rendah sekaligus pertumbuhan ekonominya juga rendah, seperti Kabupaten Pacitan, Trenggalek, dan wilayah Madura, serta sebagian daerah di wilayah Timur. Dari tahun ke tahun daerah-daerah tersebut berada dalam kondisi tersebut. Terobosan arah pembangunan yang signifikan perlu terus diupayakan untuk meningkatkan PDRB per kapita dan pertumbuhan ekonomi di atas rata-rata propinsi.

II.3.7 Nilai Tukar Petani

Rata-rata Nilai Tukar Petani NTP Januari-Desember 2008 mengalami kenaikan sebesar 0,91, dari 113,12 pada 2007 menjadi 114,15. Kenaikan tersebut disebabkan kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani 14,40 lebih besar daripada kenaikan Indeks Harga yang Dibayar Petani 13,36. Kenyataan ini menunjukkan, rata-rata kesejahteraan petani periode Januari- Desember 2008 secara umum lebih baik dibanding 2007. Selama 2008, NTP Jawa Timur umumnya lebih tinggi dibanding bulan yang sama pada 2007, kecuali bulan Maret dan Desember. Nilai Tukar Petani terendah terjadi pada Maret 2008, yakni sebesar 112,64. Sedangkan NTP tertinggi terjadi pada bulan September, yaitu 115,78. Jika dilihat dari besarnya perubahan, kenaikan NTP tertinggi terjadi pada Juli 2008, sebesar 1,26, karena kenaikan Indeks Harga yang Diterima Petani 3,08 lebih besar dibanding kenaikan RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014

Bab II - 28