12 pembudidaya lele dumbo dengan memberi pakan yang mengandung nutrisi yang
tinggi untuk meningkatkan laju pertumbuhannya. Kandungan gizi yang terdapat dalam lele dumbo menurut Khairuman dan
Amri 2009 cukup tinggi. Setiap 100 gr dagingnya mengandung 18,2 gr protein. Dengan begitu, 500 gr lele dumbo berukuran kecil kira-kira 4 ekor mengandung
12 gr protein, energi 149 kal, lemak 8,4 gr, dan karbohidrat 6,4 gr. Komposisi gizi sebesar ini jarang dimiliki oleh daging-daging sumber protein lainnya.
2.3. Teknik Pembesaran Lele Dumbo
Teknik pembesaran lele dumbo memiliki beberapa hal yang perlu diperhatikan menurut Darseno 2010 adalah:
1. Persiapan kolam tanah
Pengolahan dasar kolam yang terdiri dari pencangkulan atau pembajakan tanah dasar kolam dan meratakannya. Dasar dan dinding kolam harus kedap air
dan kuat menahan air kolam secara permanen. Tanah dipilih yang tidak porous dapat menahan air, berstruktur kuat, dan tidak berbatu-batu. Jenis tanah yang
baik untuk dijadikan kolam adalah tanah liat atau lempung. Kolam tanah biasanya berbentuk empat persegi panjang dengan luasan menyesuaikan lahan yang ada.
Ketinggian air di kolam tanah idealnya sekitar 1 m dari permukaan tanah dengan kedalaman kolam 1-1,5 m. Pemopokan pematang untuk kolam tanah menutupi
bagian-bagian kolam yang bocor. Untuk tempat berlindung ikan benih ikan lele sekaligus mempermudah pemanenan maka dibuat paritkamalir dan kubangan
bak untuk pemanenan.
13
2. Pengondisian Kolam
a. Pengapuran Tanah Setelah kolam selesai dibuat diperlukan pengondisian kolam agar
siap untuk ditebari benih lele dumbo. Pemberian kapur ke dalam kolam bertujuan untuk menaikkan pH atau menetralisir tingkat keasaman tanah.
Selain itu, pengapuran juga berguna untuk membasmi hama, parasit, dan sumber penyakit yang mungkin dapat menyerang lele dumbo. Kapur yang
digunakan berupa kapur yang biasa digunakan pada pertanian, seperti CaCO
3
, dolomit, kapur tohor CaO, dan kapur mati CaOH
2
. Dosis yang digunakan sekitar 60 grm
2
atau disesuaikan dengan kadar keasaman pH tanah. Semakin tinggi tingkat keasaman tanah, semakin banyak kapur yang
ditebarkan. Pengapuran dilakukan dengan cara disebar merata di dasar dan dinding kolam.
b. Pengeringan Kolam Pengeringan kolam bertujuan untuk membasmi hama dan sumber
penyakit yang dapat menyerang lele dumbo. Lama pengeringan sekitar 4 hari dengan asumsi tidak turun hujan atau pada musim kemarau. Proses
pengeringan tidak boleh membuat dasar kolam retak-retak, karena akan menyebabkan penyerapan air sangat cepat. Akibatnya air di dalam kolam
akan cepat berkurang. Proses pengeringan yang dilakukan pada musim penghujan, tidak perlu menunggu dasar kolam benar-benar kering.
c. Pengisian Air Pengisian air dilakukan setelah dasar kolam cukup kering.
Ketinggian air yang diperlukan untuk pembesaran lele dumbo sekitar satu
14 meter. Air yang digunakan dapat bersumber dari sumur atau sungai dan
disedot dengan menggunakan diesel. Setelah proses pengisian air selesai, kolam didiamkan selama 2 hari tanpa ada kegiatan apapun.
d. Pemupukan Setelah kolam didiamkan selama 2 hari, selanjutnya dilakukan
pemupukan terhadap air. Pupuk yang digunakan adalah jenis pupuk panas, yaitu pupuk yang berasal dari kotoran hewan, dalam hal ini kotoran ayam.
Dosisnya sekitar 0,5-1 kgm
2
. Pada budi daya lele dumbo, pemberian pupuk urea dan TSP dalam rangkaian pengondisian air kolam tidak
diperlukan, sebab kandungan utama yang dimiliki pupuk urea adalah nitrogen. Kadar nitrogen yang berlebihan justru akan menambah tingkat
keasaman air. Fungsi pemupukan dalam budidaya lele dumbo adalah sebagai berikut: 1 merangsang pertumbuhan pakan alami, 2menstabilkan
suhu air, 3 menghambat pertumbuhan jamur dan bakteri patogen.
3. Penebaran Benih