51 2. RC 1 maka setiap satu rupiah yang digunakan untuk kegiatan usaha
pembesaran lele dumbo akan memberikan penerimaan sebesar kurang dari satu rupiah sehingga dapat disimpulkan usaha pembesaran merugikan.
3. RC = 1 maka setiap satu rupiah yang digunakan untuk kegiatan usaha pembesaran lele dumbo akan memberikan penerimaan sebesar satu rupiah
sehingga dapat disimpulkan usaha pembesaran berada pada keuntungan normal.
4.5.4. Analisis Sensitivitas
Analisis sensitivitas bertujuan menguji hasil analisis suatu aktivitas ekonomi bila terjadi perubahan dalam dasar-dasar perhitungan biaya, baik input
maupun output. Analisis sensitivitas yang digunakan adalah penurunan harga lele dumbo ukuran konsumsi sebesar 11,08 persen. Hal tersebut diperkirakan akan
memengaruhi keuntungan yang diperoleh dari usaha pembesaran lele dumbo CV Jumbo Bintang Lestari RC = 1 atau ketika usaha pembesaran lele dumbo tidak
memperoleh keuntungan lagi impas.
4.5.5. Batasan Operasional dan Satuan Pengukuran
1. Produksi Lele Dumbo Y Produksi lele dumbo adalah total pembesaran pada sejumlah kolam dengan
luasan tertentu dalam satu periode pembesaran. Produksi lele dumbo dinyatakan dalam kilogram. Harga jual adalah harga yang diterima
pembudidaya pada saat panen dan berlaku di daerah penelitian. Harga dinyatakan dalam satuan rupiah per kilogram.
52 2. Padat Penebaran X
1
Padat penebaran yang dimaksud adalah hasil dari jumlah benih lele dumbo yang digunakan dalam pembesaran dibagi dengan luas kolam tempat
pembudidaya melakukan pembesaran lele dumbo dalam satu periode pembesaran diukur dalam satuan ekor per m
2
. Biaya korbanan marjinalnya adalah harga benih dalam rupiah per ekor selama periode pembesaran.
Mahyuddin 2008 mengatakan bahwa padat penebaran tidak boleh terlalu tinggi untuk mengurangi tingkat kematian lele. Padat penebaran benih lele di
kolam berkisar 200-400 ekorm
2
dengan ukuran benih 5-7 cmekor. 3. Pakan Pelet X
2
Input pakan pelet adalah jumlah pakan yang digunakan selama proses pembesaran dalam satu periode pembesaran. Pakan pelet yang digunakan
diukur dalam satuan kilogram. Biaya korbanan marjinalnya adalah harga pakan pelet per kilogram dalam rupiah. Menurut Mahyuddin 2008 penentuan
jumlah pakan pelet per hari untuk lele dumbo dapat dihitung berdasarkan bobot total benih dan umur tebar. Persentase pakan per hari adalah 5 persen
dari total bobot benih. Namun menjelang panen 2 minggu sebelum panen, persentase pakan diturunkan menjadi 2-3 persen.
4. Pakan Tambahan X
3
Input pakan tambahan adalah jumlah pakan yang digunakan selama proses pembesaran dalam satu periode pembesaran. Pakan tambahan yang digunakan
diukur dalam satuan kilogram. Biaya korbanan marjinalnya adalah harga pakan tambahan per kilogram dalam rupiah. Penggunaan pakan tambahan
tergantung dari telah efisien atau belum penggunaan pakan pelet.
53 5. Pupuk X
4
Input pupuk adalah jumlah pupuk yang digunakan selama proses pembesaran dalam satu periode pembesaran. Pupuk yang digunakan diukur dalam satuan
liter. Biaya korbanan marjinalnya adalah pupuk per liter dalam rupiah. Menurut Darseno 2010 penggunaan pupuk pabrikan urea dan TSP tidak
boleh berlebihan, sebab kandungan utama yang dimiliki oleh pupuk urea adalah nitrogen. Sedangkan air kolam yang kotor sudah mengandung nitrogen.
Kadar nitrogen yang berlebihan justru akan menambah tingkat keasaman air. 6. Probiotik X
5
Input probiotik adalah jumlah probiotik yang digunakan selama proses pembesaran dalam satu periode pembesaran. Probiotik yang digunakan diukur
dalam satuan kilogram. Biaya korbanan marjinalnya adalah harga probiotik per kilogram dalam rupiah.
7. Kapur X
6
Input kapur adalah jumlah kapur yang digunakan selama proses pembesaran dalam satu periode pembesaran. Kapur yang digunakan diukur dalam satuan
kilogram. Biaya korbanan marjinalnya adalah harga kapur per kilogram dalam rupiah. Menurut Darseno 2010, penggunaan kapur sebaiknya adalah 0,006
kgm
2
atau disesuaikan dengan kadar keasaman pH tanah. 8. Panen pembesaran lele dumbo adalah jumlah lele dumbo yang dibesarkan
selama periode pembesaran dalam satuan kilogram. 9. Periode pembesaran adalah suatu tahapan pembesaran benih lele dumbo
sampai mencapai ukuran konsumsi.
54 10. Lama pembesaran adalah lama waktu berlangsung dimulai sejak benih lele
dumbo dengan ukuran tertentu dibesarkan sampai mencapai ukuran konsumsi. 11. Biaya produksi adalah sejumlah biaya yang dikeluarkan pembudidaya untuk
kegiatan usaha pembesaran. Dalam penelitian ini digunakan perhitungan biaya berdasarkan atas biaya keseluruhan tunai dan tidak tunai.
12. Biaya tetap fixed cost adalah biaya yang dikeluarkan secara tetap oleh pembudidaya yang tidak berdasarkan pada berapapun output yang dipanen.
13. Biaya variabel variable cost adalah biaya yang dikeluarkan oleh pembudidaya yang mempengaruhi pada jumlah output yang dipanen.
14. Penyusutan adalah penurunan nilai dari suatu alat atau mesin akibat dari pertambahan umur pemakaian. Perhitungan ini dilakukan pada faktor produksi
tetap yang berumur lebih dari satu tahun, misalnya kolam, gudang, kantor dan lainnya. Perhitungan dilakukan dengan cara metode garis lurus menggunakan
dasar pikiran bahwa benda yang dipergunakan dalam pembesaran menyusut dalam besaran yang sama setiap tahunnya. Dengan rumus sebagai berikut:
Penyusutan =
Nilai Baru −Nilai Sisa
Masa Pemakaian
15. Rasio penerimaaan dan pengeluaran RC ratio ini menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membesarkan.
16. Fungsi produksi adalah fungsi yang menunjukkan hubungan fisik antara faktor produksi dan hasil produksi panen lele dumbo pada tingkat tertentu.
17. Faktor produksi adalah faktor yang mempengaruhi pembesaran lele dumbo, antara lain : luas kolam, padat tebar, pakan pelet, pakan tambahan, pupuk,
probiotik, dan kapur.
55 18. Elastisitas produksi adalah perubahan produksi karena adanya perubahan
harga produksi .
19. Efisiensi produksi adalah upaya penggunaan input yang minimum untuk mendapatkan output tertentu.
V. GAMBARAN UMUM CV JUMBO BINTANG LESTARI 5.1. Lokasi Perusahaan dan Sejarah Perkembangan