Analisis HASIL DAN PEMBAHASAN

26 Harga komersial trakt or roda dua “QUICK G1000” Rp 19,600,000 dan implemen tanam ”Grain Seeder” Rp 15,000,000. Biaya investasi traktor direduksi sebesar persentase kerja hanya pada proses penanaman sebesar 13.2 Lampiran 1, maka biaya investasi traktor adalah sebesar Rp 2,587,200 dan investasi implemen tanam sebesar Rp 15,000,000 maka total biaya investasi adalah Rp 17,587,200. Biaya penyusutan Rp 3,607,848 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.3 dengan asumsi biaya investasi traktor sebesar 13.2 , asumsi nilai sisa alat adalah 10 dari harga awal yaitu Rp 500,000 dengan umur ekonomis traktor dan implemen selama 10 tahun dan 4 tahun. Biaya bunga modal per tahun Rp 4,858,464 adalah nilai persentasi capital consumption Tabel 2 27.63 terhadap investasi awal. Asumsi yang digunakan adalah tingkat suku bunga deposito 7.25 Bank Indonesia 2011 dan jangka waktu analisis 4 tahun. Biaya penyimpanan Rp 35,174 didapatkan dengan menggunakan Persamaan 3.4. Biaya variabel alat tanam jagung tipe mekanis bergantung kepada waktu pengoperasian alat. Siklus tanam dilakukan dua kali dalam setahun. Waktu maksimum satu kali proses penanaman adalah 15 hari atau 120 jam satu hari kerja 8 jam, maka waktu maksimum kerja alat dalam satu tahun adalah 240 jam. Kapasitas lapang alat 3 jamha maka dalam setahun alat bekerja selama 6 jam. Gaji buruh pertanian rata-rata di Indonesia adalah Rp 39,082 per hari BPS 2011 atau Rp 4,885 per jam Persamaan 3.5 asumsi gaji operator alat tanam semi mekanis adalah 200 dari gaji buruh pertanian pada umumnya yaitu Rp 78,164 per hari atau Rp 9,770 per jam, maka dengan menggunakan Persamaan 3.5 dan 3.6 biaya operator dalam setahun adalah Rp 58,623. Biaya RM Rp 46,288 didapatkan dengan menggunakan persentasi dari Tabel 3 dengan asumsi alat tanam sebagai alat tanam benih gandeng traktor. Biaya BOG sebesar Rp 29,119 terdiri dari biaya bahan bakar, oli dan gemuk. Biaya bahan bakar sebesar Rp 24,300 didapatkan dari Persamaan 3.9 dengan asumsi harga solar Rp 4,500 dan laju konsumsi bahan bakar 0.9 ljam. Biaya oli sebsesar Rp 3,012 didapatkan dari Persamaan 3.10 dengan asumsi laju konsumsi oli 0.02 ljam. Biaya gemuk sebesar Rp 1,807 didapatkan dari Persamaan 3.11. Manfaat dari alat tanam jagung mekanis berupa nilai sisa pada akhir umur ekonomis alat selama 4 tahun dan nilai sisa traktor akhir tahun ke-4 dengan umur ekonomis alat 10 tahun. Asumsi nilai sisa implemen tanam dan traktor adalah 10 dari nilai awalnya. Nilai sisa traktor sebesar Rp 1,655,808 didapatkan berdasarkan Persamaan 3.12. Nilai sisa implemen tanam adalah 10 dari harga awalnya Rp 15,000,000 yaitu Rp 1,500,000.

4.5 Analisis

Present Worth Cost Alat Tanam Jagung Analisis PWC seluruh alat tanam jagung dilakukan dengan mengadopsi persamaan PWC untuk ketiga alat tanam pada Persamaan 3.13, 3.14 dan 3.15 ke dalam software Microsoft Excel 2007. Data yang diperlukan terdiri dari biaya investasi, annual disbursement atau pengeluaran tahunan, nilai sisa investasi dan MARR. Nilai MARR yang digunakan adalah 16.48 Lampiran 2. Analisis PWC ketiga alat tanam dilakukan berdasarkan teori penanaman jagung pada umumnya di Indonesia. Hasil perhitungan analisis PWC ketiga alat tersebut disimulasikan pada luas lahan yang bervariasi yaitu pada lahan seluas 1 sampai dengan 100 hektar. Hasil analisis PWC dapat dilihat pada Gambar 6. 27 Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran . Gambar 6. Analisis PWC alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 – 100 ha. Grafik pada Gambar 6 menunjukkan bentuk seperti tangga. Bentuk tangga pada grafik diakibatkan oleh penambahan alat, maupun penambahan blok tanam, efeknya adalah penambahan investasi alat atau penambahan biaya variabel yang berarti menaikkan nilai PWC secara signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Grafik tersebut juga menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik PWC alat tanam tugal selalu memiliki kemiringan yang relatif lebih tinggi dibandingkan PWC alat tanam semi mekanis dan mekanis. Ini menunjukkan bahwa alat tanam tugal memiliki laju peningkatan biaya yang lebih tinggi di antara kedua alat lainnya. Selain itu alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 5 ha dan selebihnya. Alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 14 ha dan selebihnya. Alat tanam semi mekanis lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa penerapan mekanisasi pada proses penanaman membuat biaya menjadi lebih rendah pada luasan lahan tertentu. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan alat mekanis menjadi lebih sedikit pada lahan yang lebih luas dibandingkan alat tanam manual dan semi mekanis.

4.6 Analisis Biaya Pokok Alat Tanam Jagung