Alat Tanam Benih Biji-bijian Alat Tanam Tugal

6 Menurut Abdina 2008 kondisi ideal penanaman benih tidak terlepas dari waktu tanam dan pola tanam. Pada umumnya jagung di Indonesia ditanam dua kali dalam setahun. Periode tanam pertama adalah saat musim penghujan hampir berakhir yaitu pada bulan Februari sampai April. Periode tanam kedua adalah saat permulaan musim hujan yang jatuh sekitar bulan September sampai November. Keterlambatan penanaman jagung sampai dengan bulan Desember dapat mengakibatkan tanaman menderita serangan penyakit bulai Downy mildew berat. Proses penanaman jagung di Indonesia dilakukan pada selang waktu maksimum 15 hari per blok tanam guna penyesuaian terhadap usia tanam agar perbedaan variasi tanaman tidak terlalu mencolok. Setiap proses penanaman harus diterapkan masa vakum selama minimal 15 hari agar hama tanaman dapat dikendalikan, setelah itu baru dilakukan proses penanaman pada blok lain.

2.3 Alat Tanam Benih Biji-bijian

Pekerjaan penanaman dapat meliputi penempatan benih atau umbi-umbian ke dalam tanah pada kedalaman tertentu, penyebaran benih secara acak atau penyebaran benih pada permukaan tanah. Pekerjaan penanaman juga dapat dilakukan oleh alat tanam yang berfungsi membuka penempatan benih, menjatah benih dan menutupnya kembali Kepner et al. 1978. Perkecambahan dan pertumbuhan biji suatu tanaman dipengaruhi suatu faktor, yaitu : 1. Jumlah biji yang ditanam 2. Daya kecambah biji 3. Perlakuan terhadap biji 4. Keseragaman ukuran biji 5. Kedalaman penanaman 6. Jenis tanah 7. Kelembaban tanah 8. Mekanisme pengeluaran biji 9. Keseragaman penyebaran 10. Tipe pembuka dan penutup alur 11. Waktu penanaman 12. Tingkat pemadatan tanah sekitar biji 13. Drainase yang ada 14. Hama dan penyakit 15. Keterampilan operator Menurut Daywin et al. 1955 di dalam Monayo et. al. 2010 metode penanaman benih dengan alat tanam dibagi beberapa metode : 1. Broadcasting yaitu menyebar biji di atas permukaan tanah secara acak. 2. Drill seeding yaitu menjatuhkan biji secara acak dalam alur sekaligus menutup biji tersebut. 3. Precision drilling yaitu menempatkan sebuah biji dengan jarak yang sama dalam barisan tanaman. 4. Hill dropping yaitu menempatkan sekelompok biji di dalam tanah dengan jarak yang sama dalam barisan tanaman. 5. Checkrow planting yaitu menempatkan sekelompok biji dalam barisan tanaman sedemikian rupa sehingga barisan tanaman yang dihasilkan saling tegak lurus satu sama lain. 7

2.4 Alat Tanam Tugal

Alat penanam tradisional yang umum digunakan adalah alat yang disebut tugal. Tugal merupakan alat yang paling sederhana yang dapat digerakkan dengan tangan dan cocok untuk menanam benih dengan jarak tanam lebar. Pada umumnya tugal yang digunakan di Indonesia hanya memiliki mekanisme melubangi tanah kemudian operator memasukkan benih jagung dan furadan secara manual lalu menutup kembali lubang tanam tersebut. Alat tanam tugal yang akan d ibahas adalah alat tanam tugal “Model V” hasil rekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian BBP Mektan. Bagian utama tugal yang dimodifikasi adalah tangkai kendali, kotak benih, pengatur keluaran benih dan saluran benih. Spesifikasi dan gambar alat tanam tugal dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Alat tanam tugal modifikasi “Model V”. Sumber : Hendriadi et al. 2007 Mekanisme kerja alat tugal “Model V” ini adalah pada saat ditugalkan ke tanah dan tangkai kendalinya didorong ke depan maka tangkai penguak akan menguak tanah dan sekaligus memberi tanda pada permukaan tanah dan mendorong tuas yang juga menggerakkan papan benih sehingga benih yang ada di dalam lubang papan benih akan jatuh ke lubang tegalan di tanah. Apabila alat tanam diangkat, tanah akan terkuak dan menutup kembali dan papan benih akan kembali ke posisi semula. Ilustrasi skema kerja alat tanam tugal “Model V” dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Skema kerja a lat tanam tugal “Model V”. 8

2.5 Alat Tanam Semi Mekanis