Analisis Biaya Pokok Alat Tanam Jagung Ringkasan Hasil dan Pembahasan

27 Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran . Gambar 6. Analisis PWC alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 – 100 ha. Grafik pada Gambar 6 menunjukkan bentuk seperti tangga. Bentuk tangga pada grafik diakibatkan oleh penambahan alat, maupun penambahan blok tanam, efeknya adalah penambahan investasi alat atau penambahan biaya variabel yang berarti menaikkan nilai PWC secara signifikan dibandingkan dengan kondisi sebelumnya. Grafik tersebut juga menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik PWC alat tanam tugal selalu memiliki kemiringan yang relatif lebih tinggi dibandingkan PWC alat tanam semi mekanis dan mekanis. Ini menunjukkan bahwa alat tanam tugal memiliki laju peningkatan biaya yang lebih tinggi di antara kedua alat lainnya. Selain itu alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 5 ha dan selebihnya. Alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 14 ha dan selebihnya. Alat tanam semi mekanis lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Grafik tersebut juga menunjukkan bahwa penerapan mekanisasi pada proses penanaman membuat biaya menjadi lebih rendah pada luasan lahan tertentu. Hal ini disebabkan biaya yang dikeluarkan alat mekanis menjadi lebih sedikit pada lahan yang lebih luas dibandingkan alat tanam manual dan semi mekanis.

4.6 Analisis Biaya Pokok Alat Tanam Jagung

Analisis biaya pokok seluruh alat tanam jagung dilakukan dengan menggunakan data pada struktur biaya menggunakan Persamaan 3.16 yang dihitung menggunakan software Microsoft Excel 2007. Data yang diperlukan terdiri dari biaya tetap per jam, biaya variabel per jam dan kapasitas kerja alat. Analisis biaya pokok ketiga alat tanam dilakukan berdasarkan teori penanaman jagung pada umumnya di Indonesia. Hasil perhitungan analisis biaya pokok ketiga alat tersebut disimulasikan pada luas lahan yang bervariasi yaitu pada lahan seluas 1 sampai dengan 100 hektar. Hasil analisis biaya pokok dapat dilihat pada Gambar 7. - 50 100 150 200 250 300 350 400 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 PRE S E N T WO R TH COS T J u ta R p LUAS LAHAN ha ATT ATSM ATM 28 Keterangan : Detail analisis dapat dilihat pada lampiran . Gambar 7. Analisis biaya pokok alat tanam tugal, semi mekanis dan mekanis pada lahan seluas 1 – 100 ha. Grafik pada Gambar 7 menunjukkan beberapa kondisi. Hal yang paling mencolok adalah grafik bergerak dari skala maksimum menuju titik terendahnya. Fenomena grafik biaya pokok tersebut menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang digunakan maka semakin murah biaya per satuan luasnya. Terdapat beberapa titik temu antara garis ATT, ATSM dan ATM. Hal tersebut menunjukkan ada suatu kondisi yang menjelaskan salah satu alat menjadi lebih murah dibandingkan alat lainnya. Biaya pokok alat tanam tugal menjadi lebih mahal dibandingkan alat tanam semi mekanis pada luasan lahan 3 ha dan selebihnya. Biaya pokok alat tanam tugal lebih mahal dibandingkan alat tanam mekanis pada luasan lahan 8 ha dan selebihnya. Biaya pokok alat tanam semi mekanis menajadi lebih mahal dibandingkan dengan alat tanam mekanis pada luasan lahan 37 ha dan selebihnya.

4.7 Ringkasan Hasil dan Pembahasan

Data yang dijadikan dasar untuk analisis PWC adalah data teknis dan ekonomis dari alat seluruh alat tanam benih jagung. Data teknis dan ekonomis alat tanam jagung tipe tugal “Model V” dan mekanis “Grain Seeder” didapatkan dengan studi literatur atau data sekunder. Data teknis dan ekonomis alat tanam jagung semi mekanis “CO Seeders” didapatkan dengan menguji alat tersebut di lapangan. Data teknis dan ekonomis alat tanam benih jagung dapat dilihat pada Tabel 11. - 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 56 61 66 71 76 81 86 91 96 B IA YA POK OK J u ta R p h a LUAS LAHAN ha ATT ATSM ATM 29 Tabel 11. Data alat tanam benih jagung Data Teknis dan Ekonomis Alat Tanam tugal Alat Tanam Semi Mekanis Alat Tanam Mekanis Kapasitas lapang hajam 0.0167 0.0833 0.3333 Jumlah Operator Orang 1 1 1 Arus yang Digunakan Ampere - 0.703 - Konsumsi Bahan Bakar ljam - - 0.9 Komsumsi Pelumas ljam - - 0.02 Harga Alsintan Rp 200,000 15,000,000 5,000,000 Umur Ekonomis Alat tahun 2 4 4 Perbandingan nilai PWC dan biaya pokokketiga alat tersebut menunjukkan bahwa proses penanaman pada lahan seluas 1 – 100 ha alat tanam tugal “Model V” menjadi yang paling mahal pada akhirnya dan alat tanam mekanis yang paling murah. Pada analisis PWC alat tanam mekanis menjadi paling murah pada luasan lahan 61 ha dan selebihnya. Pada analisis biaya pokok alat tanam mekanis menjadi paling murah pada luasan lahan 37 ha dan selebihnya.

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN