Penyiapan Lahan Penanaman Pemupukan

3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Budidaya Jagung

Jagung adalah tanaman yang menghendaki keadaan hawa yang cukup panas dan lembab dari waktu tanam sampai periode mengakhiri pembuahan. Jagung tidak membutuhkan persyaratan tanah yang spesifik karena tanaman ini dapat ditanam hampir di semua macam tanah. Berikut tahapan budidaya jagung secara umum.

2.1.1 Penyiapan Lahan

Kegiatan penyiapan lahan dilakukan untuk mempersiapkan tanah yang nantinya akan ditanami benih jagung. Guna memaksimalkan proses budidaya jagung dan hasil yang maksimal maka lahan harus dipersiapkan dengan baik. Cara penyiapan lahan sangat bergantung pada fisik tanah seperti tekstur tanah. Tanah bertekstur berat perlu pengolahan yang intensif. Sebaliknya, tanah bertekstur ringan sampai sedang dapat disiapkan dengan teknik olah tanah konservasi seperti olah tanah minimum OTM atau tanpa olah tanah TOT. Keuntungan penyiapan lahan dengan teknik olah tanah konservasi adalah dapat memajukan waktu tanam, menghemat tenaga kerja, mengurangi pemakaian bahan bakar untuk mengolah tanah dengan traktor, mengurangi erosi, dan meningkatkan kandungan air tanah FAO 2000.

2.1.2 Penanaman

Kegiatan penanaman adalah proses transplantasi benih jagung ke dalam media tanamnya tanah. Menurut Akil et al 2007 Salah satu upaya untuk mendapatkan hasil optimum adalah mengatur populasi tanaman. Secara umum, kepadatan tanam anjuran adalah 66.667 tanamanha. Ini dapat dicapai dengan jarak tanam antarbaris 75 cm, dan 20 cm dalam barisan dengan satu tanaman per rumpun, atau jarak antarbaris 40 cm dengan dua tanaman per rumpun. Bagi daerah yang kekurangan tenaga kerja, jarak tanam dalam barisan 40 cm dengan dua tanaman per lubang lebih memungkinkan.

2.1.3 Pemupukan

Pemupukan adalah proses pemberian unsur kimia kepada tanah yang ditanami tanaman untuk menunjang hasil produksi. Pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung. Kadar unsur hara di dalam tanah, jenis pupukhara yang sesuai, dan kondisi lingkungan fisik, khususnya pedo-agroklimat, merupakan faktor penting perlu diperhatikan dalam mencapai produktivitas optimal tanaman Akil et al. 2007. Jenis pupuk yang diberikan pada jagung adalah pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik berupa pupuk kandang yang diberikan pada lahan yang kurang subur dengan dosis 15 – 20 tonha. Pupuk anorganik yang digunakan berupa urea, TSP atau SP-36 dan KCL. Dosis pupuk untuk jagung hibrida sedikit berbeda dengan non-hibrida. Jagung hibrida membutuhkan 4 pupuk per hektarnya urea 300 kg, TSP 100 kg dan KCL 50 kg. jagung non-hibrida membutuhkan per hektarnya urea 250 kg, TSP 75 – 100 kg dan KCL 50 kg Adisarwanto 2002.

2.1.4 Pengairan