Pangsa Pasar PTPN VII UU BUMA terhadap Nasional

38 Petani yang akan menjadi sampel yaitu petani tebu rakyat TR. Petani tebu rakyat merupakan petani yang memperoleh fasilitas kredit usahatani dari bank dan penjaminnya avalis yaitu PTPN VII UU Bungamayang. Dalam memenuhi keragaman data, responden yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. b. Metode snow ball sampling dilakukan untuk mengetahui lembaga pemasaran yang terlibat setelah petani. Metode tersebut digunakan untuk mendapatkan informasi mengenai kegiatan pemasaran berdasarkan alur pemasaran.

4.4. Teknik Pengolahan dan Metode Analisis Data

Pendekatan yang dilakukan dalam menganalisis sistem pemasaran gula tebu melalui pendekatan market structure struktur pasar, market conduct perilaku pasar, dan market performance kinerja pasar. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif menggunakan Microsoft Excell 2007 dan MINITAB 13.2.

4.4.1. Analisis Struktur Pasar

Analisis struktur pasar diidentifikasi dengan pendekatan kuantitatif dan diinterpretasikan sesuai dengan hasil yang diperoleh. Analisis yang dilakukan terhadap struktur pasar yaitu pangsa pasar, konsentrasi pasar, dan hambatan masuk pasar Kohls dan Uhl, 2002.

4.4.1.1. Pangsa Pasar

a. Pangsa Pasar PTPN VII UU BUMA terhadap Nasional

Pangsa pasar merupakan sebuah indikator bagaimana perusahaan dapat bekerja dengan baik terhadap para pesaingnya Farris et all, 2007. Analisis ini 39 digunakan untuk mengetahui tingkat cakupan pemasaran gula PTPN VII UU BUMA di Indonesia. Pangsa pasar dapat dihitung dengan menggunakan penerimaan penjualan atau kapasitas produksi Besanko et al, 2010. Adanya keterbatasan data menyebabkan perhitungan pangsa pasar PTPN VII UU BUMA terhadap nasional dihitung dengan menggunakan data produksi. Pangsa pasar PTPN VII UU BUMA diperoleh melalui rasio produksi gula tebu PTPN VII UU BUMA terhadap total produksi gula tebu Indonesia. Semakin tinggi persentase pangsa pasar menunjukkan kekuatan market power perusahaan tersebut di dalam industri gula tebu Indonesia. MS = 0-100 MS = Pangsa pasar PTPN VII UU BUMA Produksi Perusahaan = Produksi gula tebu PTPN VII UU BUMA TonTahun Total Produksi = Total produksi gula tebu Indonesia TonTahun b. Pangsa Pasar Perusahaan Gula di Provinsi Lampung terhadap Provinsi Lampung Pangsa pasar dapat dihitung dengan menggunakan penerimaan penjualan atau kapasitas produksi Besanko et al, 2010. Perhitungan pangsa pasar suatu PG perusahaan gula di Provinsi Lampung menggunakan rasio antara penjualan gula suatu PG di Provinsi Lampung terhadap total penjualan seluruh PG di Provinsi Lampung. Perhitungan pangsa pasar ini untuk mengetahui seberapa besar cakupan suatu perusahaan-perusahaan gula di pasar Lampung. Hal ini menunjukkan perusahaan mana yang memiliki tingkat pangsa pasar terbesar sehingga memiliki market power sehingga mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. 40 MS = 0-100 MS PG = Pangsa pasar PG di Provinsi Lampung S = Penjualan gula tebu PG TonTahun S T = Total penjualan seluruh PG di Provinsi Lampung TonTahun

4.4.1.2. Konsentrasi Pasar

Konsentrasi pasar mengukur berapa jumlah output dalam sebuah industri yang diproduksi dari empat perusahaan terbesar dalam sebuah industri Baye, 2010. Konsentrasi pasar dapat dihitung dengan menggunakan penerimaan penjualan atau kapasitas produksi Besanko et al, 2010. Pengukuran tingkat konsentrasi perusahaan dalam suatu industri dapat dengan menggunakan Four Firm Concentration Ratio C4 atau Herfindahl-Hirschman Index HHI Baye. 2010. C4 merupakan penjumlahan penjualan keempat perusahaan gula terbesar di Provinsi Lampung dibagi dengan total penjualan gula seluruh perusahaan di Provinsi Lampung. Pengertian lainnya C4 merupakan penjumlahan pangsa pasar keempat perusahaan terbesar dalam suatu industri. Nilai C4 yang mendekati nol maka diindikasikan berada pada pasar yang memiliki banyak penjual, yang memberikan peningkatan banyak persaingan antara produsen untuk menjualnya ke konsumen. Jika nilai C4 mendekati satu maka diindikasikan pasar tersebut mengalami sedikit persaingan pasar terkonsentrasi antara produsen untuk menjualnya ke konsumen Baye. 2010. 41 Adapun perhitungan C4 yaitu : C4 = Konsentrasi rasio pasar w i = S i S T, ……. i = 1, 2 , 3, 4 w i = Pangsa Pasar S 1 = Penjualan perusahaan terbesar 1 TonTahun S 2 = Penjualan perusahaan terbesar 2 TonTahun S 3 = Penjualan perusahaan terbesar 3 TonTahun S 4 = Penjualan perusahaan terbesar 4 TonTahun S T = Total penjualan seluruh perusahaan gula di Provinsi Lampung TonTahun Selain perhitungan diatas, dapat menggunakan perhitungan HHI. HHI merupakan penjumlahan kuadrat dari pangsa pasar perusahaan-perusahaan dalam suatu industri dikalikan dengan 10 000. Baye 2010 mengemukakan bahwa nilai HHI berada diantara 0 - 10 000. Jika nilai HHI 0, maka terdapat perusahaan- perusahaan dalam industri yang sangat kecil. Namun, jika nilai diatas 0 hingga 10,000 mengindikasikan bahwa pangsa pasarnya bernilai 1. Artinya C4 berada pada sedikit persaingan antara produsen dan konsumen pasar terkonsentrasi. Adapun perhitungan HHI yaitu : HHI = 10 000 ∑ w i 2 HHI = Herfindahl-Hirschman Index w i = Pangsa Pasar 42

4.4.1.3. Hambatan Masuk Pasar

Hambatan masuk pasar dianalisis dengan menggunakan Minimum Efficiency Scale MES. Analisis ini dilakukan untuk melihat banyaknya lembaga pemasaran yang dapat masuk untuk bersaing merebut pangsa pasar. Nilai MES diperoleh dari produksi gula perusahaan terbesat terhadap total produksi gula di Provinsi Lampung. Menurut Jaya 2001, jika nilai MES lebih besar dari 10 persen mengindikasikan bahwa terdapat hambatan masuk pada pemasaran gula di Provinsi Lampung. Jika hambatan masuk tinggi maka tingkat persaingannya sangat rendah. Maka pasar berada pada kondisi kurang efisien. 4.4.2. Analisis Perilaku Pasar Perilaku pasar di PTPN VII UU Bungamayang dianalisis secara deskriptif. Analisis yang diamati yaitu pemasaran, kegiatan praktek penjualan dan pembelian, penentuan dan pembentukan harga, dan kerjasama lembaga pemasaran, Dahl dan Hammond, 1977. Dalam menganalisis perilaku pasar semua dikaji secara mendalam. Hal ini akan dapat menentukan kinerja pasar gula. Kinerja pasar gula merupakan akibat dari struktur yang berlaku dalam suatu pasar. Perilaku pasar merupakan cerminan dari struktur pasar sehingga akan memepengaruhi kegiatan penjualan dan pembelian. Selain itu, kegiatan penentuan dan penetapan harga dianalisis untuk mendapatkan pada tingkat lembaga manakah yang lebih dominan dalam penentuan harga. Kerjasama lembaga pemasaran dianalisis apakah kegiatan tersebut di dominasi oleh salah satu lembaga pemasaran atau kerjasama antar lembaga pemasaran terjadi. Lembaga pemasaran 43 yang terlibat seharusnya melakukan kegiatan fungsi-fungsi pemasaran. Purcell 1979 membagi fungsi pemasaran menjadi tiga yaitu fungsi pertukaran pembelian dan penjualan, fungsi fisik penyimpanan, transportasi, processing, dan fungsi fasilitas standardisasi, keuanganmodal, resiko dan penelitian pasar. 4.4.3. Analisis Kinerja Pasar

4.4.3.1. Margin Pemasaran

Analisis marjin dilakukan secara kualitatif. Analisis ini didasarkan pada data primer yang dikumpulkan dari setiap tingkat mulai dari produsen sampai dengan konsumen. Tomek dan Robinson 1990, marjin pemasaran adalah perbedaan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima oleh produsen. Marjin pemasaran merupakan perbedaan antara harga yang dibayarkan konsumen dan harga yang diterima produsen Hudson, 2007. Semakin tinggi biaya pemasaran menyebabkan semakin tingginya marjin pemasaran. Secara matematis, dapat ditulis sebagai berikut: M = Pr – Pf Mi = Ci + πi Mi = Margin pemasaran pada setiap lembaga pemasaran i M = Margin total pemasaran pada setiap saluran pemasaran Pr = Harga eceran gula di pasar konsumen RpKg Pf = Harga di pasar produsen RpKg Ci = Biaya pemasaran di pasar i πi = Keuntungan pemasar lembaga di pasar i i = 1,2,3,…n 44 Maka, total margin pemasaran yaitu :

4.4.3.2. Farmer Share

Farmer share merupakan rasio antara harga di tingkat petani terhadap harga di tingkat retail Hudson, 2007. Farmer share merupakan bagian harga dari biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani ditambah keuntungan yang diterimanya. Bagian keuntungan ini dapat dikatakan sebagai sumbangan pendapatan bagi kesejahteraan keluarga petani. Pada saluran pemasaran yang berbeda maka share harga yang diterima oleh petani akan berbeda pula. Besarnya farmer share dipengaruhi oleh : tingkat pemrosesan, biaya transportasi, keawetan produk, biaya transportasi, dan jumlah produk Kohls dan Uhl, 2002. Semakin tinggi farmer share menyebabkan semakin tinggi pula bagian harga yang diterima petani. Adapun perhitungan farmer share dapat dilihat dibawah ini : FS = PfPr x 100 FS = Farmer share di tingkat petani Pf = Harga gula di tingkat petani Rpkg Pr = Harga gula di tingkat pengecer RpKg

4.4.3.3. Analisis Integrasi Pasar Vertikal

i Integrasi Pasar Vertikal Analisis integrasi pasar merupakan seberapa jauh pembentukan harga suatu komoditi pada satu tingkat lembaga atau pasar dipengaruhi oleh harga ditingkat lembaga lainnya. Analisis keterpaduanintegrasi pasar dalam penelitian 45 ini mengacu pada model yang dikembangkan oleh Ravallion 1986. Perubahan harga di tingkat konsumen seharusnya ditransmisikan dengan baik ke tangan produsen secara terintegrasi. Misalkan P i adalah harga di pasar i waktu t sedangkan P t adalah harga di pasar acuan waktu t. Maka rumus yang digunakan yaitu : P it = 1+b 1 P it-1 + b 2 P t – P t-1 + b 3 -b 1 P t-1 + b 4 x P it = Harga gula di pasar lokal i waktu t P t = Harga gula di pasar acuan waktu t P it-1 = Harga gula di pasar lokal i waktu t-1 P t-1 = Harga gula di pasar acuan waktu t-1 x = Faktor musim dan faktor lain Adapun : 1+b 1 = Koefisien lag harga di tingkat pasar ke-1 lokal pada waktu t-1 b 2 = Koefisien perubahan harga di tingkat pasar acuan pada t P t dan t-1 P t-1 b 3 -b 1 = Koefisien lag harga di tingkat pasar acuan pada waktu t-1 IMC Index of Market Connection atau indeks hubungan pasar merupakan perbandingan antara koefisien pasar lokal pada periode sebelumnya dengan koefisien pasar acuan pada periode sebelumnya. Adapun rumusnya dapat dilihat di bawah ini : Adapun ketentuan suatu pasar dikatakan pasar satu dengan yang lainnya terintegrasi dapat dilihat pada Tabel 8. Integrasi dapat bersifat kuat dan lemah. 46 Integrasi kuat artinya jika perubahan harga di tingkat konsumen secara nyata dapat dirasakan perubahannya oleh produsen. Sedangkan integrasi bersifat lemah yaitu perubahan harga di tingkat konsumen akan mempengaruhi harga di tingkat produsen namun tingkat perubahannya yang tidak terlalu signifikan. Pasar dikatakan tidak ada hubungantidak terintegrasi pada jangka pendek jika IMC tinggi dan pada jangka panjang jika nilai b 2 sangat mendekati 0. Jika terjadi integrasi maka perubahan harga yang terjadi di tingkat konsumen akan ditransmisikan ke tingkat produsen sehingga petani akan menerima perubahan atas harga yang terjadi pada tingkat konsumen. Tabel 8. Syarat Suatu Pasar TerintegrasiTidak No Keterangan Jangka Pendek Jangka Panjang 1 Integrasi Kuat IMC mendekati 0 IMC 1 b 2 mendekati 1 0.5 2 Integrasi Lemah IMC 1 b 2 mendekati 0 0.5 3 Tidak ada HubunganTidak Terintegrasi IMC tinggi b 2 sangat mendekati 0 ii Elastisitas Transmisi Harga Elastisitas transmisi harga mengukur perubahan harga di pasar lokal sebagi akibat adanya perubahan harga di pasar acuan Ravallion, 1986. Jika nilainya mendekati satu maka dikatakan pasar semakin bersaing atau mendekati pasar persaingan sempurna. Et = Elastisitas transmisi harga ΔP acuan = Perubahan harga di pasar acuan ΔP lokal = Perubahan harga di pasar lokal P acuan = Harga di pasar acuan P lokal = Harga di pasar lokal 47 Ringkasan indikator-indikator pada analisis pemasaran dengan pendekatan SCP dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Analisis Sistem Pemasaran dengan Pendekatan SCP No Analisis Pemasaran Kriteria 1 Struktur pasar a. Pangsa pasar Market share 0-100, semakin tinggi persentase pangsa pasar menunjukkan kekuatan market power perusahaan dalam suatu industri b. Konsentrasi pasar a. Four Firm Concentration Ratio C4 Nilai C4 mendekati 0  pasar memiliki banyak penjual dan pasar tidak terkonsentrasi. Nilai C4 mendekati 1  pasar memiliki sedikit penjual dan pasar mengalami sedikit persaingan pasar terkonsentrasi. b. Herfindahl-Hirschman Index HHI Nilai HHI 0  perusahaan-perusahaan dalam industri yang kecil pasar tidak terkonsentrasi Nilai HHI diatas 0 - 10 000  pasar memiliki sedikit persaingan dan pasar terkonsentrasi c. Hambatan masuk pasar Minimum Efficiency Scale MES 10 persen mengindikasikan bahwa terdapat hambatan masuk pada suatu industri 2 Perilaku pasar a. Pemasaran Analisis deskriptif b. Kegiatan Praktek penjualan dan pembelian Analisis deskriptif c. Penentuan dan Pembentukan Harga Analisis deskriptif d. Kerjasama lembaga pemasaran Analisis deskriptif 3 Kinerja pasar a. Margin pemasaran Margin yang tinggi menunjukan biaya pemasaran yang tinggi b. Farmer share Semakin tinggi farmer share maka bagian harga yang diterima petani semakin tinggi c. i Integrasi Pasar Vertikal c.1. Jangka Pendek a. Kuat IMC mendekati 0 IMC 1 b. Lemah IMC 1 c. Tidak ada hubungan IMC tinggi c.2. Jangka panjang a. Kuat b 2 mendekati 1 0.5 b. Lemah b 2 mendekati 0 0.5 c. Tidak ada hubungan b 2 sangat mendekati 0 ii Elastiitas Et mendekati 1  Pasar bersaing Sumber : Besanko, et al 2010; Baye, 2010; Jaya, 2001; Dahl dan Hammond, 1977; Hudson, 2007; dan Kohls dan Uhl, 2002. 49

V. EKONOMI GULA

5.1. Ekonomi Gula Dunia 5.1.1. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Peningkatan jumlah penduduk dunia berimplikasi pada peningkatan kebutuhan terhadap bahan pokok. Salah satunya kebutuhan pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat. Bahan pangan pokok yang dimaksud yaitu gula. Upaya memenuhi kebutuhan masyarakat yaitu melalui peningkatan produksi gula dunia. Tahun 2006 hingga 2008, produksi gula dunia mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 10. Periode 2008-2009, produksi gula dunia menurun disebabkan penurunan produksi di negara produsen utama gula dunia yaitu Brazil. Penurunan produksi ini disebabkan adanya oleh perubahan iklim. Tingkat produksi gula dunia tahun 2006 hingga 2008 lebih besar dari konsumsi gula dunia sehingga pada tahun tersebut mengalami surplus. Sedangkan tahun 2008-2009 produksi tidak mencukupi konsumsi gula dunia. Hal ini menyebabkan defisit gula dunia. Implikasinya, harga gula dunia meningkat selain dari adanya peningkatan harga minyak dunia. Tabel 10. Produksi dan Konsumsi Gula Dunia Ribu Ton Tahun Produksi Konsumsi DefisitSurplus 2006-2007 166 079 156 942 9 137 2007-2008 168 611 162 241 6 370 2008-2009 161 527 165 801 -4 274 Sumber : International Sugar Organization, 2009

5.1.2. Harga Gula Pasir Dunia

Harga gula pasir internasional berfluktuatif sepanjang waktu Gambar 6. Kurun waktu Januari 2009 hingga Februari 2010, harga gula pasir cenderung