104
total marjin pemasaran saluran dua yaitu Rp 2 452. Secara umum, total marjin pemasaran saluran satu lebih tinggi dari saluran dua. Hal ini dikarenakan
banyaknya lembaga pemasaran yang menyebabkan timbulnya biaya pemasaran di setiap lembaga pemasaran yang terlibat. Maka, berdasarkan analisis dapat diambil
kesimpulan bahwa semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka semakin besar pula nilai total marjin pada suatu saluran pemasaran.
6.3.2. Farmer Share
Farmer share merupakan rasio antara harga di tingkat petani terhadap harga di tingkat retail Hudson, 2007. Farmer share merupakan perbedaan antara
harga retail dan margin pemasaran Kohls dan Uhl, 2002. Ini merupakan bagian yang diterima petani dari yang dibayarkan konsumen. Terdapat dua cara dalam
menghitung farmer share yaitu marketing bill approach dan market basket approach.
Marketing bill approach merupakan rasio dari nilai seluruh produksi
petani terhadap nilai yang dibayarkan konsumen Kohls dan Uhl, 2002. Sedangkan menurut Hammond dan Dahl dalam Asmarantaka 2009, marketing
bill merupakan marjin pemasaran secara agregat atau pendugaan dari biaya total pemasaran dari seluruh produk pertanian yang dibeli konsumen sipil secara
domestik. Perhitungannya yaitu perbedaan dari belanja total pangan oleh konsumen sipil swasta dikurangi nilai total penerimaan pangan yang diterima
petani. Market basket approach merupakan cara untuk menghitung farmer share
melalui rasio dari seluruh nilai yang diproduksi oleh petani terhadap nilai foodstore retailpengecer. Market basket approach secara umum memiliki farmer
105
share yang lebih tinggi dibandingkan dengan marketing bill approach Kohls dan Uhl, 2002. Namun, keduanya cenderung berubah secara bersamaan dari waktu ke
waktu. Komoditi yang memiliki value added yang tinggi maka akan memiliki pangsa pasar yang tinggi. Hal ini tergantung dari nilai produk akhir yang
dihasilkan. Faktor–faktor yang berpengaruh yaitu tingkat pemrosesan, tingkat keawetan barang, produk musiman, biaya transportasi, dan jumlah produk.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga di tingkat petani pada saluran satu dan dua yaitu Rp 8 148kg Gambar 13. Sedangkan harga di tingkat retail
pada saluran satu Rp 10 731kg dan saluran dua Rp 10 600kg. Farmer share
merupakan rasio harga gula di tingkat petani dengan harga gula di tingkat retail. Meskipun harga gula tingkat petani di kedua saluran pemasaran sama, namun
harga gula di tingkat retail yang berbeda menyebabkan perbedaan nilai farmer share di kedua saluran. Hasil analisis menunjukkan bahwa farmer share pada
saluran kedua lebih besar dibandingkan dengan farmer share pada saluran pertama. Farmer share saluran satu sebesar 75.93 sedangkan pada saluran dua
sebesar 76.87 . Bagian harga yang diterima petani merupakan bagian harga yang dibayar konsumen dan dinikmati oleh petani. Semakin tinggi bagian harga
yang diterima petani maka nilai marjin pemasaran semakin rendah.
106
Gambar 13. Efek Perbedaan Saluran Pemasaran Gula di PTPN VII UU BUMA
Berdasarkan Gambar 13, saluran pemasaran yang memberikan manfaat lebih bagi petani yaitu saluran pemasaran dua. Besarnya total marjin pemasaran
dan farmer share dipengaruhi oleh banyaknya lembaga pemasaran yang terlibat. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka total marjin pemasaran
semakin tinggi karena adanya peningkatan biaya. Peningkatan biaya pemasaran akan mengurangi harga di tingkat petani kecuali harga di tingkat retail yang akan
meningkat Kohls dan Uhl, 2002. Semakin banyak lembaga pemasaran yang terlibat maka nilai farmer share semakin rendah. Hal ini dikarenakan banyaknya
lembaga pemasaran menyebabkan harga jual gula di tingkat retail meningkat akibat adanya biaya yang harus dikeluarkan lembaga pemasaran.
Harga Retail Rp 10 731kg
Rp 10 600kg Marjin Pemasaran
Harga di tingkat petani
Farmer Share Rp 8 148kg
Rp 2 583kg
75.93 Rp 8 148kg
Rp 2 452kg
76.87
Saluran Pemasaran 1
Saluran Pemasaran 2
107
6.3.3. Analisis Integrasi Pasar Vertikal