Ekonomi Gula Provinsi Lampung

59 2009 sebesar Rp 6 734,-Kg dan Rp 6 309,-Kg. Secara nasional, harga gula pasir nasional memiliki trend yang meningkat pada tahun 2009 ke 2010, namun akhir Tahun 2010 hingga Mei 2011 cenderung memiliki trend yang menurun. Gambar 8. Perkembangan Harga Gula Pasir Nasional Januari 2009- Mei 2011 Sumber : Kementerian Perdagangan, 2011

5.3. Ekonomi Gula Provinsi Lampung

Tebu merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan di Provinsi Lampung Dinas Perkebunan Prov Lampung, 2010. Kontribusi produksi tebu Provinsi Lampung terhadap produksi nasional tahun 2010 yaitu 37.8 Ditjenbun, 2010. Pengembangan tebu lahan kering di Provinsi Lampung diupayakan untuk mempercepat proses pencapaian kuantitas, kualitas, dan kontinyuitas produksi gula menuju kemandirian gula nasional. Tebu yang diolah menjadi gula kemudian diperdagangkan hingga ke tangan konsumen. Realisasi perdagangan gula antar pulau dari Provinsi Lampung masing-masing pabrik gula di Lampung Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 18. 60 Pabrik gula yang tersebar di Provinsi Lampung dikelola oleh pemerintah dan swasta. Pabrik gula yang dikelola pemerintah yaitu PTPN VII UU Bungamayang, sedangkan pabrik gula lainnya dikelola swasta. Perusahaan swasta terbesar yang melakukan realisasi perdagangan gula antar pulau terbesar di Provinsi Lampung yaitu Gunung Madu Plantations. Tabel 18. Realisasi Perdagangan Gula Antar Pulau dari Provinsi Lampung Tahun 2010 No Pabrik Gula Jumlah Ton 1 Gunung Madu Plantations 20 534 2 Pemuka Sakti Manis Indah 300 3 PTPN VII UU Bungamayang 600 4 Gula Putih Mataram 4 204 5 Indo Lampung Perkasa 57 800 6 Sweet Indo Lampung 45 880 Jumlah Ton 129 318 Sumber : Dinas Koperindag, Provinsi Lampung. 2010 Sejumlah industri di Indonesia terutama yang statusnya BUMN berkinerja rendah dan tidak efisien Deptan dan LPPM IPB, 2002. Berbagai faktor mempengaruhi inefisiensi ini yang erat kaitannya dengan kebijakan politik dan ekonomi makro maupun kebijakan usahatani mikro dan manajemen pabrik yang belum optimal. Namun, masih ada beberapa pabrik gula BUMN dan swasta yang menunjukkan kinerja dan efisiensi tinggi dan mampu menghadapi persaingan harga dengan gula impor. Hal ini sejalan dengan realisasi kegiatan akselerasi peningkatan produksi gula di Provinsi Lampung melalui perluasan areal tebu setiap tahun Disbun Prov. Lampung, 2011. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 19. 61 Tabel 19. Realisasi Kegiatan Akselerasi Peningkatan Produksi Gula di Provinsi Lampung TA. 2008-2011 melalui Perluasan Areal Tebu No Tahun Perluasan Areal Tebu Ha 1 2008 875 2 2009 400 3 2010 118 4 2011 388 Sumber : Dinas Perkebunan Provinsi lampung, 2011 PTPN VII Unit Usaha Bungamayang UU BUMA sebagai satu satunya pabrik gula yang dikelola oleh pemerintah di Provinsi Lampung mengalami penurunan luas lahan yang cukup signifikan. Hal ini dikarenakan banyak petani yang beralih menjadi petani singkong sebagai akibat dari mahalnya biaya budidaya tebu dan fluktuasi harga. Hal ini berpengaruh pada produksi tebu, gula, dan hasil olah gula lainnya berupa tetes molases. Adapun perkembangan pergulaan di PTPN VII UU BUMA dapat dilihat pada Tabel 20. Tabel 20. Perkembangan Pergulaan PTPN VII UU Bungamayang Keterangan Tahun 2008 2009 2010 Real 2007 Real 2008 Real 2009 Luas Ha 20 320 18 956 14 243 Tebu Ton 1 356 226 1 330 688 950 378 Rendemen 7.25 7.35 7.78 Hablur Ton 98 295 97 750 73 908 Hasil olah Ton 1. Gula 98 590 98 000 74 103  Milik PG 66 712 65 370 49 834 2. Tetes 69 988 75 905 51 623  Tetes PG 63 286 63 065 40 032 Pendapatan 1. Gula Real LM 2009 RpKg 5 311 6 694.82 8 667 2. Gula Real 2008 RpKg 4 890 4 768 8 694 3. Tetes Real LM 2009 RpKg 1 044 1 321.47 1 412 4. Tetes Real 2009 RpKg 353 672 1 321 Biaya Tanaman : 1. Biaya Pembibitan 6 655 612 7 706 787 8 951 915 2. Biaya Tebu Giling 136 683 988 124 502 244 127 737 052 3. Biaya Tebang Angkut 22 583 435 27 712 908 35 216 495 Biaya Pengolahan : 1. Biaya Pimpinan TU 10 480 441 12 254 732 2. Biaya Pabrik 46 754 328 56 289 128 42 492 836 3. Biaya Pengolahan 20 637 667 30 335 934 20 246 758 H. Pokok PengolahanTon Gula 1 103.65 1 331.12 1 086.57 H. Pokok PengolahanTon Tetes 79.67 187.71 214.47 Sumber : PTPN VII UU Bungamayang, 2011 62 PTPN VII UU BUMA merupakan perusahaan yang mengusahakan komoditi tebu yang terdiri dari Tebu Sendiri TS, Tebu Rakyat TR, serta Unit Pengolahan Pabrik Gula. Petani tebu rakyat merupakan petani yang mendapatkan fasilitas kredit usahatani dari bank dan perusahaan menjadi avalis penjamin bagi bank. Penurunan luas lahan terjadi pada kurun waktu 2007 hingga 2010. Jumlah petani terbanyak yaitu tahun 2008 sedangkan tahun 2010 mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan banyaknya petani yang beralih menjadi petani singkong. Perkembangan jumlah petani tebu rakyat dapat dilihat pada Tabel 21. Tabel 21. Perkembangan Tebu Rakyat di PTPN VII UU Bungamayang No Uraian Tahun 2007 2008 2009 2010 1 Luas 8 293 9 523 7 161 6 685 2 Jumlah Petani 8 826 10 134 7 648 7 820 3 Jumlah Kelompok Tani 807 928 907 844 4 Produktivitas TonHa 57 68 66 81.2 Sumber : PTPN VII UU Bungamayang, 2011 63

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas sistem pemasaran gula tebu dengan menggunakan pendekatan structure, conduct, dan performance SCP. Struktur pasar market structure yang dianalisis yaitu pangsa pasar, konsentrasi pasar, dan hambatan masuk pasar. Sedangkan analisis perilaku pasar market conduct mencakup pemasaran, kegiatan praktek penjualan dan pembelian, penentuan dan pembentukan harga, dan kerjasama lembaga pemasaran. Analisis kinerja pasar market performance mencakup marjin pemasaran, farmer share, dan integrasi pasar. Analisis tersebut dapat dilihat pada hasil dan pembahasan yang diuraikan secara rinci di bawah ini. 6.1. Analisis Struktur Pasar Market Structure Analisis yang dilakukan terhadap struktur pasar gula yaitu pangsa pasar, konsentrasi pasar, dan hambatan masuk pasar Kohls dan Uhl, 2002. Struktur pasar diidentifikasi dari peranan perusahaan-perusahaan pabrik dalam suatu industri gula. 6.1.1. Pangsa Pasar

6.1.1.1. Pangsa Pasar PTPN VII UU BUMA terhadap Nasional

Analisis ini digunakan untuk mengetahui tingkat cakupan pemasaran gula PTPN VII UU BUMA Bungamayang di Indonesia. Pangsa pasar nasional diperoleh dari nisbah penerimaan penjualan suatu perusahaan terhadap total penerimaan penjualan Farris et al, 2007. Cara mengukur market share pangsa pasar dapat digunakan data penerimaan penjualan atau data kapasitas produksi Besanko et al, 2010. Adanya keterbatasan data menyebabkan perhitungan