Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus : PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina)
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT ADOLINA)TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
DIKY HAJRIL ANSHARI
080403142
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(2)
ANALISIS PENGUKURAN KINERJA DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM
(STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT ADOLINA)TUGAS SARJANA
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Oleh :
DIKY HAJRIL ANSHARI
080403142
Disetujui oleh:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Ir. Rosnani Ginting, MT Aulia Ishak, ST., MT
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
(3)
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah yang tak terhingga penulis ucapkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini dengan baik.
Laporan tugas akhir ini.merupakan salah satu syarat yang harus ditempuh oleh mahasiswa untuk dapat memperoleh gelar Sarjana Teknik di Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Sarjana ini adalah “ANALISIS PENGUKURAN
KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE
PRISM (STUDI KASUS : PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV UNIT
ADOLINA)”.
Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini belum sepenuhnya sempurna dan masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Tugas Sarjana ini dan penulis berharap agar laporan ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Medan, Juni 2011
(4)
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdulillah yang tak hentinya terucap atas selesainya Tugas Sarjana ini, banyak pihak yang telah membantu baik itu berupa bimbingan ataupun berupa bantuan moril dan materil, sehingga Tugas Sarjana ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
Pada kesempatan ini pula, penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. dan Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT. selaku
Ketua dan Sekretaris Departemen Teknik Industri.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE selaku koordinator bidang Manajemen Rekayasa Produksi.
3. Bapak Ir. Mangara M. Tambunan, Msc selaku koordinator Tugas Sarjana. 4. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT., selaku Dosen Pembimbing I atas kesediaannya
meluangkan waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
5. Bapak Aulia Ishak, ST. MT., selaku Dosen Pembimbing II atas kesediaannya meluangkan waktu untuk bimbingan, arahan, dan masukan serta ilmu yang diberikan dalam penyelesaian Tugas Sarjana ini.
6. Bapak Dr. Ir. Harmein Nasution, MSIE., Ibu Ir. Nazlina, MT., dan Bapak Buchari, ST, M.Kes. selaku dosen pembanding dan penguji yang telah banyak memberikan masukan dan arahan dalam penulisan Tugas Sarjana ini.
(5)
7. Ibu Ir. Elisabeth Ginting, M.si., dan Bapak Ir. A. Jabbar M. Rambe, M.Eng selaku Kepala dan Staff Laboratorium Pengukuran dan Statistik, atas bimbingan dan nasehat yang berguna bagi penulis.
8. Pimpinan PTPN IV Unit Adolina, Bapak Khairuddin Nasution selaku Manajer Unit, Bapak Sulistiono selaku Kepala Dinas Tata Usaha, Bapak Edman Agus selaku Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan, Bapak Zuliyadi selaku asisten SDM dan Umum, Bapak Irwan Rizaly selaku Ketua Serikat Pekerja Perkebunan Unit Adolina, yang telah membantu memberikan informasi dan bimbingan dalam penyelesaian tugas akhir penulis.
9. Bapak Siman, Ibu Nurida Pohan, Bapak Rizky, Ibu Lia dan Ibu Deasy yang telah membantu penulis untuk bisa melakukan penelitian pada PTPN IV Unit Adolina.
10.Orang tua yang sangat penulis cintai Ayahanda Drs. H. Adil Sirait dan Ibunda Hj. Rusmi yang selalu memberikan dukungan dalam segala bentuk.
11.Kakak dan Adik saudara kandung penulis Dita Eka Pertiwi Sirait, Devi Ayu Putri Sirait dan Riza Puspa Iryani yang selalu memberikan dukungan dan motivasi.
12.Dita Putri Adhani yang selalu memberikan motivasi dan perhatian pada penulis selama mengerjakan Tugas Akhir.
13.Pegawai administrasi Departemen Teknik Industri, Kak Dina, Bang Mijo, Bang Nur, Bang Ridho, dan Bu Ani yang telah membantu penulis dalam melakukan urusan administrasi di Departemen Teknik Industri USU. Bang
(6)
Kumis dan Kak Rahma atas kebaikan hatinya meminjamkan buku demi kelancaran pembuatan laporan Tugas Akhir ini.
14.Seluruh teman-teman angkatan 2006 Transfer (Chalis, Habib, Evan, Mamam, Ilfi, Erwin M, Willy, Indra Ombes, Trisman, Anas, Haros, David, Robert, Armein Ayah, Winda, Bintang, Dinda, Faisal, Ade, Tiyung, Eva, Audra, Dita, Fery dan Kenzo) yang akan selalu penulis rindukan kebersamaannya.
15.Segenap asisten Laboratorium Pengukuran dan Statistik : asisten Senior (Bang Izet, Bang Indra, Kak Dwi, Kak Melda, Bang Budi, Bang Velino, Iman Rizky, Shinta, Delfandi, Fieley, Eko), Wulan, Nia dan adik-adik asisten 08 (Fakhri, Surya, Chani, Ita, Erin, Heriyanto) dan asisten magang Mushtofa, makasih untuk kekeluargaan serta suka duka yang kita lalui bersama sebagai keluarga besar LPS.
Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan terima kasih. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
(7)
D A F T A R I S I
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vii
DAFTA TABEL ... xviii
DAFTAR GAMBAR ... xxvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxvii
ABSTRAK ... xxviii
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar belakang Permasalahan ... I-1 1.2. Perumusan Masalah ... I-5 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-5 1.4. Manfaat Penelitian ... I-6 1.5. Batasan Masalahdan Asumsi Penelitian ... I-6 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7
I I GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
(8)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... II-1 2.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.1.3. Lokasi Perusahaan ... II-3 2.2. Organisasi dan Manajemen ... II-3 2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-3 2.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-5 2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja ... II-11 2.2.4. Jam Kerja ... II-11 2.3. Proses Produksi ... II-12 2.3.1. Proses Produksi CPO ... II-12
2.3.1.1. Stasiun Penerimaan Bahan Buah
(Fruit Reception Station) ... II-12 2.3.1.2. Stasiun Penimbangan Buah (Fruit Weighting) ... II-13 2.3.1.3.Stasiun Rebusan ... II-13 2.3.1.4. Stasiun Penebah ... II-14 2.3.1.5. Stasiun Pengempaan ... II-14 2.3.1.6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station).. II-15 2.3.2. Proses Produksi Biji/Inti ... II-15
2.3.2.1. Pemisahan Daging Buah Dengan Biji ... II-15 2.3.2.2. Pemeraman Biji ... II-16
(9)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
2.3.2.3. Pemecahan Biji ... II-16 2.3.2.4. Pemisahan Inti dengan Cangkang ... II-17 2.3.2.5. Pengeringan Inti ... II-17 2.3.3. Bahan-bahan yang Digunakan ... II-18 2.4. Mesin dan Peralatan Produksi ... II-18 2.4.1. Mesin Produksi ... II-18 2.4.2. Peralatan ... II-23 2.5. Utility ... II-23
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Pengukuran Kinerja ... III-1 3.1.1. Definisi Pengukuran Kinerja ... III-1 3.1.2. Elemen Pengukuran Kinerja ... III-1 3.1.3. Sasaran Pengukuran Kinerja ... III-3 3.1.4. Manfaat Pengukuran Kinerja ... III-4 3.1.5. Manajemen Kinerja ... III-5 3.1.6. Perkembangan Sistem Pengukuran Kinerja ... III-6 3.1.7. Metode-Metode Pengukuran Kinerja ... III-6 3.2. Kebutuhan Akan Sistem Manajemen Kinerja
(10)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
3.3. Dasar Perancangan Sistem Manajemen Kinerja ... III-13 3.4. Pengukuran Kinerja dengan Metode Performance Prism... III-14 3.5. Pembobotan dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP). III-22 3.5.1. Decomposition ... III-23 3.5.2. Comparatif Judgement ... III-24 3.5.3. Synthesis of Priority ... III-26 3.5.4. Logical Consistency ... III-26 3.6. Scoring System dengan Model Objectives Matrix (OMAX) ... III-27 3.7. Traffic Light System ... III-32
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1 4.2. Jenis Penelitian ... IV-1 4.3. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-1 4.4. Variabel Penelitian ... IV-3 4.5. Populasi dan Sampel Penelitian ... IV-3 4.6. Pelaksanaan Penelitian ... IV-4 4.6.1. Pengumpulan Data ... IV-5 4.6.1.1. Sumber Data... IV-5 4.6.1.2. Metode Pengumpulan Data ... IV-6
(11)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
4.6.1.3. Instrumen Penelitian ... IV-6 4.6.2. Pengolahan Data... IV-8 4.6.3. Tahap Analisa dan Pemecahan Masalah ... IV-11 4.6.4. Kesimpulan dan Saran ... IV-11
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Identifikasi Stakeholder Perusahaan ... V-1 5.1.2. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina ... V-2 5.1.2.1. Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-3 5.1.2.2. Stakeholder Pelanggan ... V-5 5.1.2.3. Stakeholder Pemasok... V-6 5.1.2.4. Stakeholder Karyawan ... V-7 5.1.2.5. Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... V-8 5.1.3. Data Pembobotan KPI (Key Performance Indicator) ... V-10
5.1.3.1. Pembobotan Antar Kriteria KPI ... V-13 5.1.3.2. Pembobotan Antar Sub Kriteria ... V-15 5.1.3.2.1. Pembobotan Antar Sub Kriteria
(12)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
5.1.3.2.2. Pembobotan Antar Sub Kriteria
Pelanggan ... V-17 5.1.3.2.3. Pembobotan Antar Sub Kriteria Pemasok V-19 5.1.3.2.4. Pembobotan Antar Sub Kriteria Karyawan V-20 5.1.3.2.5. Pembobotan Antar Sub Kriteria
Pemerintah dan Masyarakat ... V-22 5.1.3.3. Pembobotan Antar KPI ... V-23 5.1.3.3.1. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria
Investor (Kantor Pusat) ... V-23 5.1.3.3.2. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria
Investor (Kantor Pusat) ... V-25 5.1.3.3.3. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Investor (Kantor Pusat) V-26
5.1.3.3.4. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Investor
(Kantor Pusat) ... V-27 5.1.3.3.5. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
(13)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
Pelanggan ... V-28 5.1.3.3.6. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria
Pelanggan ... V-30 5.1.3.3.7. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Pelanggan ... V-31
5.1.3.3.8. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Process Kriteria Pelanggan ... V-32
5.1.3.3.9. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Pelanggan... V-33
5.1.3.3.10. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria
Pemasok ... V-34 5.1.3.3.11. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria
Pemasok ... V-35 5.1.3.3.12. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Pemasok ... V-36
5.1.3.3.13. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
(14)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
Karyawan ... V-37 5.1.3.3.14. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution
Kriteria Karyawan ... V-39 5.1.3.3.15. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Karyawan ... V-40
5.1.3.3.16. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Process Kriteria Karyawan ... V-41
5.1.3.3.17. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Karyawan ... V-42
5.1.3.3.18. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria
Pemerintah dan Mayarakat ... V-43 5.1.3.3.19. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria
Pemerintah dan Mayarakat ... V-44 5.1.3.3.20. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Pemerintah dan
Mayarakat ... V-45 5.1.3.3.21. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
(15)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
Process Kriteria Pemerintah dan
Mayarakat ... V-46 5.1.3.3.22. Pembobotan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Pemerintah dan
Mayarakat ... V-47 5.2. Pengolahan data ... V -49
5.2.1.Identifikasi Key Performance Indicator ... V -49 5.2.2. Penyusunan Performance Measurement Record Sheet ... V -51 5.2.3. Scoring System dengan Metode Objective Matrix ... V -61
5.2.3.1. Menentukan Target Nilai Tertinggi dan Nilai Terendah yang Dicapai Setiap KPI
(Key Performance Indicator) ... V-61
5.2.3.2. Menentukan Bobot KPI
(Key Performance Indicator) ... V-76
5.2.3.3. Melakukan Perhitungan Kelas Pencapaian
Masing-Masing KPI ... V-85 5.2.3.3.1. Perhitungan Kelas Pencapaian
KPI (Key Performance Indicator)
Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-85
(16)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
KPI (Key Performance Indicator)
Stakeholder Pelanggan ... V-89
5.2.3.3.3. Perhitungan Kelas Pencapaian KPI (Key Performance Indicator)
Stakeholder Pemasok ... V-92
5.2.3.3.4. Perhitungan Kelas Pencapaian KPI (Key Performance Indicator)
Stakeholder Karyawan... V-95
5.2.3.3.5. Perhitungan Kelas Pencapaian KPI (Key Performance Indicator)
Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat V-98
5.2.3.4. Menentukan Skor Aktual dan Nilai Performansi .... V-101 5.2.3.4.1. Menentukan Skor Aktual dan Nilai
Performansi Stakeholder Investor
(Kantor Pusat) ... V-101 5.2.3.4.2. Menentukan Skor Aktual dan Nilai
Performansi Stakeholder Pelanggan ... V-103 5.2.3.4.3. Menentukan Skor Aktual dan Nilai
Performansi Stakeholder Pemasok ... V-105 5.2.3.4.4. Menentukan Skor Aktual dan Nilai
(17)
D A F T A R I S I ( L A N J U T A N )
BAB HALAMAN
Performansi Stakeholder Karyawan ... V-107 5.2.3.4.5. Menentukan Skor Aktual dan Nilai
Performansi Stakeholder
Pemerintah dan Masyarakat ... V-109
VI ANALISA PEMECAHAN MASALAH ... VI-1
6.1. Analisis ... V I-1 6.1.1. Analisis Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V I-1 6.1.2. Analisis Stakeholder Pelanggan ... V I-2 6.1.3. Analisis Stakeholder Pemasok ... V I-2 6.1.4. Analisis Stakeholder Karyawan ... VI-3 6.1.5. Analisis Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... VI-4 6.2. Usulan ... V I-5
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2
(18)
D A F T A R T A B E L
TABEL HALAMAN
2.1. Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Adolina ... II-11 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor ... II-11 2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik ... II-12 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina ... II-19 2.5. Spesifikasi Kebutuhan Air ... II-24 2.6. Spesifikasi Mesin Pembangkit Tenaga Listrik ... II-25 2.7. Spesifikasi Mesin Penghasil Steam (Uap Air) ... II-26 3.1. Konstribusi dari Para Stakeholeder ... III-11 3.2. Lima Pertanyaan yang Mendasari Teori Performance Prism . III-15 3.3. Dasar Perbandingan Kriteria ... III-24 3.4. Harga Random Index ... III-27 3.5. Tabel Target Pencapaian Dalam OMAX ... III-30 5.1. Narasumber dan Alasan Pemilihan ... V-3 5.2. Identifikasi Lima Sisi PerformancePrism untuk Stakeholder
Investor (Kantor Pusat) ... V-4 5.3. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder
Pelanggan ... V-5 5.4. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder
(19)
D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )
TABEL HALAMAN
5.5. Identifikasi Lima Sisi Performance Prism untuk Stakeholder
Karyawan ... V-8 5.6. Identifikasi Lima Sisi PerformancePrism untuk Stakeholder
Pemerintah dan Masyarakat ... V-9 5.7. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... V-14 5.8. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria
Investor (Kantor Pusat) ... V-15 5.9. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria
Pelanggan ... V-17 5.10. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria
Pemasok ... V-19 5.11. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria
Karyawan ... V-20 5.12. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar Sub Kriteria
Pemerintah dan Masyarakat ... V-22 5.13. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria Investor (Kantor Pusat)... V-24
5.14. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
(20)
D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )
TABEL HALAMAN
5.15. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Investor (Kantor Pusat) ... V-26
5.16. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Investor (Kantor Pusat) ... V-28
5.17. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria Pelanggan... V-29
5.18. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria Pelanggan ... V-30
5.19. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Pelanggan ... V-31
5.20. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Process Kriteria Pelanggan ... V-32
5.21. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Pelanggan ... V-33
5.22. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria Pemasok ... V-34
5.23. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria Pemasok ... V-35
5.24. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
(21)
D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )
TABEL HALAMAN
5.25. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria Karyawan ... V-38
5.26. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria Karyawan ... V-39
5.27. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Karyawan ... V-40
5.28. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Process Kriteria Karyawan ... V-41
5.29. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Capability Kriteria Karyawan ... V-42
5.30. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Satisfaction Kriteria Pemerintah dan Mayarakat V-43
5.31. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Stakeholder Contribution Kriteria Pemerintah dan Mayarakat V-44
5.32. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Strategy Kriteria Pemerintah dan Mayarakat ... V-45
5.33. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
Process Kriteria Pemerintah dan Mayarakat ... V-46
5.34. Matriks Perbandingan Berpasangan Antar KPI Sub Kriteria
(22)
D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )
TABEL HALAMAN
5.35. Key Perfomance Indicator ... V-49 5.36. Target Pemanfaatan Aset ... V-52 5.37. Realisasi Pemanfaatan Aset ... V-53 5.38. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator
Stakeholder Investor (Kantor Pusat)... V-54
5.39. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator
Stakeholder Pelanggan... V-56
5.40. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator
Stakeholder Pemasok ... V-57
5.41. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator
Stakeholder Karyawan ... V-59
5.42. Data Target dan Realisasi Key Performance Indicator
Pemerintah dan Masyarakat ... V-60 5.43. Optimis Pemanfaatan Aset ... V-62 5.44. Pesimis Pemanfaatan Aset ... V-63 5.45. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder
Investor (Kantor Pusat) ... V-64 5.46. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder
Pelanggan ... V-67 5.47. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder
(23)
D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )
TABEL HALAMAN
Pemasok ... V-69 5.48. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder
Karyawan ... V-72 5.49. Data Kuantifikasi Key Performance Indicator Stakeholder
Pemerintah dan Masyarakat ... V-75 5.50. Penjumlahan Matriks Perbandingan Berpasangan Antar
Kriteria ... V-77 5.51. Pembagian Tiap Kriteria dengan Hasil Penjumlahan Matriks
Perbandingan Berpasangan Antar Kriteria ... V-78 5.52. Consistensi Rasio (CR) Pada Level 2, 3 dan 4... V-80 5.53. Nilai Bobot KPI (Key Performance Indicator) terhadap
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina ... V-81 5.54. Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-88 5.55. Stakeholder Pelanggan... V-91 5.56. Stakeholder Pemasok ... V-94 5.57. Stakeholder Karyawan ... V-97 5.58. Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... V-100 5.59. Scoring OMAX Stakeholder Investor (Kantor Pusat) ... V-102 5.60. Scoring OMAX Stakeholder Pelanggan ... V-104 5.61. Scoring OMAX Stakeholder Pemasok ... V-106
(24)
D A F T A R T A B E L ( L A N J U T A N )
TABEL HALAMAN
5.62. Scoring OMAX Stakeholder Karyawan ... V-108 5.63. Scoring OMAX Stakeholder Pemerintah dan Masyarakat ... V-110
(25)
D A F T A R G A M B A R
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Adolina ... II-4 3.1. Jejaring Hubungan Stakeholder ... III-9 3.2. Pergeseran Fokus Perusahaan ... III-10 3.3. Sudut Pandang Performance Prism... III-16 3.4. Hubungan Keterkaitan Kelima Segi dalam Performance Prism. III-17 3.5. Ruang Lingkup Model Performance Prism ... III-20 4.1. Kerangka Konseptual Penelitian ... IV-2 4.2. Blok Diagram Pengolahan Data ... IV-10 4.3. Diagram Langkah Penelitian ... IV-12 5.1. Stakeholder PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina ... V-2 5.2. Hierarki KPI (Key Performance Indicator) PT. Perkebunan
(26)
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Kuesioner Pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) L-1 2. Kuesioner Terbuka Pengukuran Kinerja Berdasarkan
Performance Prism ... L-10
3. Surat Permohonan Tugas Sarjana ... L-11 4. Formulir Penetapan Tugas Sarjana ... L-12 5. Surat Penjajakan ke Perusahaan ... L-13 6. Surat Balasan Perusahaan ... L-14 7. Surat Keputusan Tugas Sarjana ... L-15 8. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing 1 ... L-16 9. Lembar Asistensi Dosen Pembimbing 2 ... L-23
(27)
ABSTRAK
Perkembangan dunia bisnis terutama industri pengolahan kelapa sawit di wilayah Sumatera Utara saat ini meningkat dengan sangat cepat. Perkembangan antar industri pabrik pengolahan kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri dengan melakukan pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan. Pabrik Kelapa Sawit Adolina adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada dibawah manajemen PTPN IV.
Saat ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PTPN IV PKS Adolina adalah pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya berfokus pada aspek keuangan. Sedangkan pengukuran kinerja terhadap karyawan hanya dilakukan pada karyawan pimpinan saja seperti manajer dan kepala dinas masing-masing bagian. Penilaian terhadap karyawan pimpinan dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Selain itu, pihak PKS Adolina juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan inti dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Adolina. Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Adolina perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan.
Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism. Metode Performance Prism digunakan untuk mengintergrasi seluruh stakeholder yang terdapat di PTPN IV PKS Adolina yang menyangkut kepuasaan, kontribusi, strategi, proses dan kapabilitas perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini juga didukung dengan metode lain yaitu pembobotan dengan Analytic Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui skala prioritas dari setiap Key Performance Indicator (KPI), Scoring System dengan metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk melihat nilai indeks total perusahaan.
Hasil pengukuran kinerja pada PTPN IV PKS Adolina dengan metode
Performance Prism berupa 50 KPI yang dijadikan indikator pengukuran kinerja,
ditemukan sebanyak 21 KPI masuk dalam kategori hijau, 16 KPI masuk dalam kategori kuning dan 13 KPI masuk dalam kategori merah. Dari hasil perhitungan melalui metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System, KPI yang berada pada kategori merah adalah pemanfaatan aset secara optimal, penyediaan investasi, minimalisasi biaya, aplikasi IT system, management review, modernisasi peralatan, lamanya pembayaran, retensi pemasok (masa kerja), percepatan waktu pemenuhan kewajiban kepada pemasok, peningkatan sumber daya manusia, tingkat penciptaan pekerjaan, keamanan aset dan fasilitas perusahaan, kualitas dan hubungan dengan lingkungan sekitar dan regulator, secara keseluruhan dapat diketahui bahwa PKS Adolina telah mencapai performa yang diharapkan dengan total indeks 5,6823. Hasil pengukuran kinerja ini dapat menjadi bahan masukan pihak manajemen untuk mengevaluasi dan menentukan rencana perbaikan sehingga harapan dari semua stakeholder dapat terpenuhi. Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Performance Prism, Key Performance Indicator
(28)
ABSTRAK
Perkembangan dunia bisnis terutama industri pengolahan kelapa sawit di wilayah Sumatera Utara saat ini meningkat dengan sangat cepat. Perkembangan antar industri pabrik pengolahan kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri dengan melakukan pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan. Pabrik Kelapa Sawit Adolina adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada dibawah manajemen PTPN IV.
Saat ini pengukuran kinerja yang dilakukan oleh PTPN IV PKS Adolina adalah pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya berfokus pada aspek keuangan. Sedangkan pengukuran kinerja terhadap karyawan hanya dilakukan pada karyawan pimpinan saja seperti manajer dan kepala dinas masing-masing bagian. Penilaian terhadap karyawan pimpinan dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Selain itu, pihak PKS Adolina juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan inti dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Adolina. Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Adolina perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan.
Pada penelitian ini, dilakukan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism. Metode Performance Prism digunakan untuk mengintergrasi seluruh stakeholder yang terdapat di PTPN IV PKS Adolina yang menyangkut kepuasaan, kontribusi, strategi, proses dan kapabilitas perusahaan. Pengukuran kinerja dalam penelitian ini juga didukung dengan metode lain yaitu pembobotan dengan Analytic Hierachy Process (AHP) untuk mengetahui skala prioritas dari setiap Key Performance Indicator (KPI), Scoring System dengan metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System untuk melihat nilai indeks total perusahaan.
Hasil pengukuran kinerja pada PTPN IV PKS Adolina dengan metode
Performance Prism berupa 50 KPI yang dijadikan indikator pengukuran kinerja,
ditemukan sebanyak 21 KPI masuk dalam kategori hijau, 16 KPI masuk dalam kategori kuning dan 13 KPI masuk dalam kategori merah. Dari hasil perhitungan melalui metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light System, KPI yang berada pada kategori merah adalah pemanfaatan aset secara optimal, penyediaan investasi, minimalisasi biaya, aplikasi IT system, management review, modernisasi peralatan, lamanya pembayaran, retensi pemasok (masa kerja), percepatan waktu pemenuhan kewajiban kepada pemasok, peningkatan sumber daya manusia, tingkat penciptaan pekerjaan, keamanan aset dan fasilitas perusahaan, kualitas dan hubungan dengan lingkungan sekitar dan regulator, secara keseluruhan dapat diketahui bahwa PKS Adolina telah mencapai performa yang diharapkan dengan total indeks 5,6823. Hasil pengukuran kinerja ini dapat menjadi bahan masukan pihak manajemen untuk mengevaluasi dan menentukan rencana perbaikan sehingga harapan dari semua stakeholder dapat terpenuhi. Kata kunci : Pengukuran Kinerja, Performance Prism, Key Performance Indicator
(29)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Permasalahan
Perkembangan dunia bisnis terutama industri pengolahan kelapa sawit saat ini meningkat sangat cepat. Perkembangan antar industri pabrik pengolahan kelapa sawit ini memunculkan persaingan yang sangat kompetitif antar perusahaan terutama industri pabrik kelapa sawit yang ada di wilayah Sumatera Utara, baik yang dikelola oleh BUMN (Badan Usaha Milik Negara) seperti PT. Perkebunan Nusantara II, PT. Perkebunan Nusantara III, dan PT. Perkebunan Nusantara IV maupun oleh pihak swasta seperti Asian Agri, Astra Group, Bakrie Sumatera Plantation (BSP), PP Lonsum, Sinar Mas dan Soucfindo. Untuk menghadapi persaingan yang sangat ketat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berbenah diri guna mendapatkan performansi kerja yang semakin baik. Salah satu cara untuk mengetahui tingkat performansi kerja yang baik perlu dilakukannya pengukuran kinerja pada seluruh komponen aspek perusahaan, mulai dari implementasi visi, misi, strategi yang objektif, target, proses dan kapabilitas dengan melibatkan seluruh stakeholdernya.
Penilaian atau pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam rantai nilai yang ada pada perusahaan. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan
(30)
titik di mana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas perencanaan dan pengendalian1
Penilaian terhadap karyawan pimpinan hanya berfokus pada peningkatan produktivitas dilakukan oleh pihak direksi sebagai salah satu syarat untuk peningkatan karir. Hal ini tentunya mempunyai kelemahan yaitu
indikator-.
Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina adalah salah satu pabrik kelapa sawit yang berada dibawah manajemen PT. Perkebunan Nusantara IV. Kondisi sekarang pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina adalah pengukuran kinerja secara tradisional. Pengukuran kinerja tradisional hanya berfokus pada aspek keuangan, seperti Return On Investment
(ROI), Return On Equity (ROE), Profit Margin, Economic Value Added (EVA). Namun pengukuran kinerja tradisional sebetulnya belum cukup mewakili untuk menyimpulkan apakah kinerja yang dimiliki oleh suatu perusahaan sudah baik atau belum. Hal ini disebabkan aspek keuangan hanya menggambarkan pengukuran efektivitas penggunaan aktiva serta laba. Aspek keuangan tidak memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan karena tidak memperhatikan hal lain diluar sisi finansial.
Selain itu, pihak PKS Adolina melakukan pengukuran kinerja hanya pada karyawan pimpinan saja seperti manajer PKS dan kepala dinas masing-masing bagian. Namun pengukuran kinerja mengabaikan stakeholder perusahaan yang lain seperti investor, pelanggan, pemasok, karyawan, pemerintah dan masyarakat dilihat dari sisi sudut pandang organisasi perusahaan.
1
Febriarso, Pandu, 2008, Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Performance Prism: Jurnal
(31)
indikator yang dipergunakan dalam penilaian karyawan pimpinan belum dapat mewakili dari kinerja PKS Adolina sesungguhnya.
Pada saat ini PKS Adolina juga melakukan pengukuran kinerja hanya pada departemen pengolahan saja. Hal ini dikarenakan peningkatan rendemen CPO dan inti dianggap sudah menggambarkan kinerja PKS Adolina. Namun pengukuran kinerja yang selama ini dilakukan PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina sebenarnya belum cukup menggambarkan apakah kinerja yang dimiliki oleh PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina sudah baik atau belum bila hanya menggunakan peningkatan rendemen sebagai indikator utamanya.
Kondisi yang diinginkan PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina adalah suatu pengukuran kinerja yang mampu mengukur kinerja perusahaan secara menyeluruh yang dapat menilai performa perusahaan dengan mengedepankan pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan (stakeholder) ke dalam suatu pengukuran yang strategis. Stakeholder ini meliputi investor, pelanggan, pemasok, karyawan, pemerintah dan masyarakat sekitar lingkungan perusahaan.
Saat ini ada beberapa model sistem pengukuran kinerja terintegrasi yang populer dan digunakan secara luas di dunia industri yaitu Balanced Scorecard
(BSC), Integrated Performance Measurement System (IPMS), Malcom Badrige
criteria for Performance Excellence dan Performance Prism. Bila dibandingkan
dengan Balanced Scorecard, Performance Prism memiliki beberapa kelebihan diantaranya mengidentifikasi stakeholder dari banyak pihak yang berkepentingan, seperti pemilik dan investor, supplier, pelanggan, tenaga kerja, pemerintah dan masyarakat sekitar. Sedangkan Balanced Scorecard mengidentifikasikan
(32)
stakeholder hanya dari sisi shareholder dan customer saja. Bila dibandingkan dengan IPMS, Performance Prism memiliki kelebihan, yaitu Key Performance
Indicator (KPI) yang diidentifikasi terdiri dari KPI strategi, KPI proses, dan KPI
kapabilitas. Sebaliknya, IPMS langsung mengidentifikasikan KPI-KPInya tanpa memandang mana yang merupakan strategi, proses, dan kapabilitas perusahaan. Oleh karena itu pada penelitian ini akan menggunakan model PerformancePrism
untuk mengukur kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina.
Keberhasilan metode Performance Prism ini dalam meningkatkan kinerja perusahaanjuga telah diketahui berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nelly dan Adam dari Cranfield School of Management pada perusahaan logistik DHL dan Coca Cola, dan penelitian yang dilakukan Eka dan Sri Gunani dari Institut Teknologi Sepuluh November pada perusahaan PT. Petrokimia Gresik.
Oleh karena itu, pengukuran kinerja terhadap PKS Adolina perlu dilakukan untuk dapat mengetahui keadaan perusahaan. Pengukuran kinerja ini diharapkan akan menggambarkan kinerja PKS Adolina sesungguhnya. Sehingga dapat diberikan rekomendasi proses perbaikan sesuai dengan hasil pengukuran kinerja yang dilakukan. Dari hasil pengukuran kinerja ini, akan terlihat pada bagian mana kinerja perusahaan yang bermasalah. Dengan adanya rekomendasi perbaikan ini, perusahaan dapat mengetahui permasalahan yang terjadi dan mempertimbangkan untuk melakukan langkah korektif.
(33)
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina saat ini masih menggunakan pengukuran kinerja secara tradisional yang hanya memandang pada aspek keuangan dan produktivitas karyawan saja, sehingga belum adanya pengukuran kinerja yang dapat mengukur performa perusahaan secara keseluruhan.
2. Pengukuran kinerja dilakukan hanya untuk karyawan pimpinan maka pengukuran tidak mempertimbangkan seluruh stakeholder dalam penentuan KPI pada pengukuran kinerja sebelumnya.
3. Pengukuran kinerja hanya dilakukan pada departemen pengolahan saja, sehingga belum dapat menggambarkan kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina sesungguhnya.
4. Belum diidentifikasinya strategi, proses dan kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk memenuhi kepuasan stakeholder.
1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan usulan/ rekomendasi perbaikan terhadap pengukuran kinerja saat ini sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina dengan metode Performance Prism.
(34)
Untuk mencapai tujuan penelitian maka sasaran penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kepuasan, kontribusi, strategi, proses dan kemampuan dari setiap stakeholder perusahaan.
2. Mengidentifikasi dan mengintegrasikan KPI (Key Performance Indicator) yang ada pada PKS Adolina kedalam pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism.
3. Mengukur dan menganalisa model pengukuran kinerja perusahaan sehingga didapatkan indeks kinerja perusahaan secara keseluruhan.
4. Memberikan rekomendasi dan usulan perbaikan kinerja berdasarkan hasil sistem pengukuran kinerja dengan metode Performance Prism di PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Memberikan gambaran mengenai kinerja perusahaan bila target pencapaian kinerja tidak tercapai untuk dijadikan sebagai bahan evaluasi.
2. Memberikan gambaran kepada perusahaan mengenai bagian mana saja yang perlu dilakukan perbaikan kinerja.
(35)
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian
Pembatasan masalah dilakukan agar penelitian lebih terarah untuk mencapai tujuan dan memberikan ruang lingkup penelitian. Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Penelitian hanya dilakukan pada PT. Perkebunan Nusantara IV PKS Adolina. 2. Pengukuran kinerja hanya dilakukan berdasarkan data perusahaan pada tahun
2010.
3. Pengukuran kinerja menggunakan model Performance Prism, AHP (untuk penentuan bobot KPI), Scoring system menggunakan Objective Matrix dan
Traffic Light System.
4. Stakeholder yang diteliti adalah investor, pelanggan, pemasok, karyawan,
pemerintah dan masyarakat dilihat dari sisi sudut pandang organisasi perusahaan. 2
Sedangkan asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Perusahaan memiliki komitmen untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja perusahaan.
2. Narasumber terpilih memahami dengan baik kondisi perusahaan dan memberikan informasi yang dibutuhkan dengan jujur.
2
Neely, A.D. ,Kennerley, M and Adams, C.A, 2002. The Performance Prism. The Scorecard for
(36)
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir
Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah: BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, serta sistematika penulisan tugas akhir.
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
Dalam bab ini akan diuraikan sejarah dan gambaran umum perusahaan, organisasi dan manajemen.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini menyajikan dasar teori dan metode yang digunakan sebagai dasar dan alat untuk memecahkan masalah. Teori yang digunakan adalah teori yang membahas tentang kinerja dan pengukurannya, sedangkan metode yang digunakan adalah metode Performance Prism.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga penyusunan laporan tugas akhir.
BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA
Pada bab ini merupakan pembahasan tentang penerapan metode
performance prism dalam pengukuran kinerja, pengumpulan data,
pengolahan data dengan cara mengidentifikasi siapa stakeholder
perusahaan, mengidentifikasi parameter kinerja, pembobotan dengan AHP,
(37)
BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
Bab ini menganalisa hasil dari pengolahan data dan mengidentifikasi pemecahan masalah untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan yang dibutuhkan perusahaan.
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian ini serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi perusahaan. DAFTAR PUSTAKA
(38)
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Profil Perusahaan
2.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan
Kebun unit Adolina didirikan oleh Pemerintah Belanda sejak tahun 1926 dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming (NV CMO)” yang bergerak dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau diubah menjadi kelapa sawit dan karet dengan nama “NV SerdangMaatschappy (SCM)”. Sejak tahun 1973 budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit tetap dipertahankan. Pada tahun 1942 diambil alih oleh pemerintah Jepang dari Pemerintah Belanda. Pada tahun 1946 diambil kembali oleh Pemerintah Belanda dengan nama tetap NV SCM. Maka pada tahun 1958 perusahaan ini diambil oleh Pemerintah Republik Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara (PPN), tahun 1960 PPN diganti nama menjadi PPN Baru SUMUT V. Pada tahun 1936 PPN Baru SUMUT V dipisah menjadi dua kesatuan yaitu:
1. PPN Karet III Kebun Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di Tanjung Morawa 2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Hilir, Kantor Kesatuan di Pabatu
Pada tahun 1968 PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI dirubah menjadi bentuk Persero dengan nama PT. Perkebunan VI (Persero).
(39)
Pada tahun 1994 PTP VI, PTP VII dan PTP VIII bergabung dan dipinjam oleh Direktur Utama PTP VIII. Sejak tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII dan PTP VIII diberi nama PTP Nusantara IV (Persero).
Adolina merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan luas areal Hak Guna Usaha Kebun Adolina adalah seluas 8.965,69 Ha. Pembibitan dan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Adolina ini awalnya pada tahun 1956 memiliki kapasitas 26 Ton Tandan Buas Segar (TBS)/Jam, namun pada saat ini kapasitas PKS yang terpasang adalah 30 Ton TBS/Jam dengan tingkat stagnasi sebesar 0,75 % dan tingkat losis mencapai 1,50%.
Dalam perkembanganya PKS Adolina terus melakukan pembenahan dan pelayanan demi meningkatkan keunggulan produksi. Pelayanan-pelayanan ini meliputi:
1. Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2000
2. Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14000 : 2004
3. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
2.1.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri pengolahan kelapa sawit. Adapun ruang lingkup bidang usaha pada perusahaan ini adalah :
1. Tandan Buah Segar menjadi Crude Palm Oil /CPO (Minyak Sawit) 2. Tandan Buah Segar menjadi Kernel (Inti Sawit)
(40)
2.1.3. Lokasi Perusahaan
PTP Nusantara IV (Persero) PKS Adolina berada di Kabupaten Serdang Bedagai tepatnya dipinggiran Jalan Raya Medan Pematang Siantar dengan jarak 38 Km dari Medan, yang dikelilingi oleh 21 desa yang berada di enam Kecamatan yaitu Perbaungan, Pantai Cermin, dan Pegajahan (berada di Kabupaten Serdang Bedagai) serta Galang, Bangun Purba dan STM Hilir (berada di Kabupaten Deli Serdang).
2.2. Organisasi dan Manajemen 2.2.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang digunakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah struktur yang berbentuk lini dan fungsional berdasarkan fungsi. yaitu pembagian atas unit-unit organisasi didasarkan pada spesialisasi tugas yang dilakukan dan juga wewenang dari pimpinan dilimpahkan pada unit-unit organisasi di bawahnya pada bidang tertentu secara langsung. Pimpinan tertinggi dipegang oleh seorang Manajer Unit. Adapun Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina dapat dilihat pada Gambar 2.1.
(41)
Kepala Dinas Tanaman Utara
Kepala Dinas Tanaman Selatan
Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
Kepala Dinas Tata Usaha Manajer Unit
Ass. SDM dan Umum
Perwira Pengamanan
Ass. Afdeling I
Ass. Afdeling II
Ass. Afdeling III
Ass. Afdeling IV
Ass. Afdeling V
Ass. Afdeling VI
Ass. Afdeling VII
Ass. Afdeling VIII
Ass. Afdeling IX
Ass. Bengkel Umum/Pabrik
Ass. Trans/Motor
Ass. Sortasi TBS
Ass. PKS I
Ass. PKS II
Ass. PPKB
Ass. Tata Usaha
Mandor Bagian Pengiriman
(42)
2.2.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
Adapun pembagian tugas dan tanggung jawab pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah sebagai berikut :
1. Manajer Unit
Manajer Unit merupakan pimpinan tertinggi dikebun Adolina. Manajer Unit bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap perencanaan operasional pabrik serta bertanggung jawab dalam mengevaluasi kinerja Unit. Manajer Unit juga bertanggung jawab kepada Direksi yang terletak di kantor pusat Medan. Selain itu manajer unit memiliki tugas sebagai berikut :
a. Menciptakan iklim kerja yang sesuai dengan memperlihatkan hubungan ke dalam dan diluar kehidupan sosial bawahan dan masyarakat sekitarnya agar kegairahan kerja tetap terpelihara.
b. Melaksanakan penilaian dan mengusulkan pengangkatan, pemindahan, penambahan dan hukuman bagi karyawan staf berdasarkan ketentuan yang telah berlaku demi tegaknya disiplin kerja.
c. Mengawasi dan menilai hasil kerja kepala Dinas secara terus menerus dengan membandingkan hasil nyata dan norma-norma kerja serta melakukan tindakan pemulihan untuk menghindari anggaran biaya yang melebihi batas teloransi yang dibenarkan.
(43)
2. Kepala Dinas Tanaman
Kepala Dinas Tanaman bertugas melakukan koordinasi penyusunan taksasi produksi tanaman berdasarkan data dan pengamatan agar diperoleh taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu Kepala Dinas Tanaman juga memiliki tugas sebagai berikut :
a. Mengajukan anggaran belanja dengan program pelaksanaan yang sistematis dan mudah dimengerti bersama-sama dengan asisten tanaman/afdeling.
b. Mengendalikan semua kegiatan operasi afdeling berdasarkan norma-norma yang berlaku agar semua kegiatan berjalan sesuai dengan tujuan operasi.
c. Membina pengetahuan dan keterampilan para asisten tanaman/afdeling melalui rapat kerja, diskusi, penjelasan langsung dilapangan supaya lebih mampu melaksanakan tugas sebagai instruksi terhadap bawahannya. d. Memelihara kerja di bidang tanaman sesuai dengan lingkungan kerja agar
setiap orang merasa senang dan aman dalam menyelesaikan tugas.
e. Menyempurnakan metode kerja yang tidak sesuai dengan metode yang lebih baik melalui pengamatan agar efektivitas dan efisiensi kerja tercapai secara optimal.
3. Asisten Tanaman/Afdeling
Asisten Tanaman/Afdeling bertugas membuat taksasi produksi tanaman yang disusun berdasarkan analisis data dan taksiran potensi tanaman agar diperoleh
(44)
taksasi yang dapat mendekati kenyataan. Selain itu, Asisten Tanaman/Afdeling mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengajukan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan ketentuan penerimaannya agar dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan program.
b. Mengatur pembagian kerja dan melengkapi peralatan/bahan secara teratur dan terpadu supaya hasil kerja diperoleh sesuai dengan yang ditentukan.
c. Menempatkan tenaga kerja sedapat mungkin sesuai dengan bakat, fisik dan sikap agar tercapai semangat kerja yang bergairah.
d. Melaksanakan pemeiharaan secara efektif dan efisien sesuai dengan standar yang ditentukan.
e. Melaksanakan panen sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan menyelesaikan pengangkutan secepatnya pada hari itu juga sehingga kenaikan ALB (Asam Lemak Bebas) di kebun dapat dihindari.
4. Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan
Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan merupakan penanggung jawab pabrik dibidang pemeliharaan, bengkel dan bertanggung jawab atas segala kebijaksanaan dan tindakan dalam bidang produksi. Selain itu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan juga memiliki tugas sebagai berikut :
a. Memberikan petunjuk dan mengawasi pemeliharaan di bidang teknik b. Membuat rencana pelayanan kebutuhan bangunan atau pengangkutan
(45)
c. Melayani kebutuhan dan merencanakan kapasitas pabrik.
d. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengarahkan serta mengawasi kegiatan-kegiatan bagian pengolahan dan laboratorium.
e. Menandatangani dan mengecek formulir-formulir dan laporan-laporan sesuai dengan asisten dan prosedur yang berlaku.
f. Melaporkan data, kegiatan bagian pengolahan dan laboratorim kepada administratur.
5. Assisten Bengkel Umum/Pabrik
Assisten Bengkel Umum/Pabrik bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam memimpin bagian reparasi alat-alat pabrik. Selain itu, Assisten Bengkel Umum/Pabrik mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Berperan dalam pemeliharaan dan perbaikan alat-alat yang ada di pabrik agar tetap dalam kondisi yang baik.
b. Merencanakan dan mengarahakan serta mengkoordinasikan kegiatan bagian reparasi.
6. Assisten Transportasi/Motor
Assisten Transportasi/Motor bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dalam memimpin bagian bengkel motor. Selain itu, Assisten Transportasi/Motor mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Mengawasi alat pengangkutan kendaraan bermotor.
(46)
7. Asisten PKS
Asisten PKS bertugas membantu Kepala Dinas Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu, Asisten PKS mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Mengawasi seluruh kegiatan proses produksi di pabrik
b. Mengawasi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan dengan berpedoman kepada ketentuan yang diberikan oleh direksi.
c. Memberikan data dan kegiatan proses produksi kepada Kepala Dinas Pengolahan.
8. Mandor Bagian Pengiriman
Mandor Bagian Pengiriman bertugas membantu Kepala Dinas Teknik dan Pengolahan dalam mengawasi kegiatan pabrik. Selain itu mandor bagian pengiriman bertanggung jawab melaksanakan penjualan minyak sawit (CPO) dan inti pada pelanggan.
9. Kepala Dinas Tata Usaha
Kepala Dinas Tata Usaha bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin seluruh kegiatan administrasi perusahaan. Tugas yang ditangani Kepala Dinas Tata Usaha adalah sebagai berikut :
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan bagian administrasi. b. Mengawasi pemakaian dan penggunaan alat-alat kantor.
c. Mengkoordinasikan segala pembayaran dan penyediaan barang-barang. d. Mengawasi seluruh kegiatan administrasi perusahaan.
(47)
10. Asisten Tata Usaha
Asisten Tata Usaha bertugas membantu Kepala Dinas Tata Usaha dalam menjalankan seluruh kegiatan administrasi diperusahaan.
11. Asisten SDM dan Umum
Asisten SDM dan Umum bertugas membantu Manajer Unit dalam meneliti penerimaan tenaga kerja. Tugas yang ditangani Asisten SDM dan Umum adalah sebagai berikut :
a. Mengawasi dan meneliti penerimaan tenaga kerja dengan berpedoman kepada standard yang telah ditetapkan oleh Direksi.
b. Melaksanakan kegiatan yang diprogramkan oleh pemerintah setelah mendapatkan persetujuan Direksi.
c. Membina hubungan baik dengan pemerintah dan masyarakat disekitar lokasi perusahaan.
d. Mengkoordinasikan kegiatan dalam peningkatan kesejahteraan karyawan.
e. Memberikan informasi kepada Manajer Unit dalam bidang produktivitas kerja.
12. Perwira Pengamanan (Pa Pam)
Perwira Pengamanan (Pa Pam) bertugas membantu Manajer Unit dalam memimpin bidang keamanan. Tugas yang ditangani Perwira Pengamanan (Pa Pam) adalah melakukan pengawasan pengamanan informasi dan inventaris perusahaan.
(48)
2.2.3. Jumlah Tenaga Kerja
Adapun jumlah karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Karyawan PT. Perkebunan Nusantara IV Adolina
Uraian Tenaga Kerja Kebun Adolina
Pria Wanita Jumlah
Karyawan Pimpinan 8 0 8
Karyawan Pelaksana 1.193 437 1.630
Honor 9 2 11
Jumlah 1.210 439 1.649
Sumber : PTPN IV Unit Adolina
2.2.4. Jam Kerja
Pengaturan jam kerja karyawan yang berlaku di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Adolina dibagi atas 2 bagian, yaitu sebagai berikut :
a. Bagian Kantor
Untuk bagian kantor hanya ada 1 shift dengan 7 jam kerja per hari dan 40 jam kerja per minggu dengan bagian dapat diihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Jam Kerja Karyawan Kantor
No. Hari Waktu Kerja
(WIB) Istirahat
1. Senin – Kamis 06.30 – 09.30
10.30 – 15.00 09.30 – 10.30
2. Jumat 06.30 – 09.30
10.30 – 12.00 09.30 – 10.30
3. Sabtu 06.30 – 09.30
10.30 – 13.00 09.30 – 10.30 Sumber : PTPN IV Unit Adolina
(49)
b. Bagian Pabrik
Untuk bagian pabrik pekerja dibagi atas dua shift dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Pabrik
No Shift Waktu Kerja (WIB)
1. I 06.30 – 17.00
2. II 17.00 – 05.00
Sumber : PTPN IV Unit Adolina
2.3. Proses Produksi
Proses produksi adalah cara, metode dan teknik untuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan menggunakan sumber-sumber yang ada seperti tenaga kerja, mesin, bahan dan dana. Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina ada dua jenis proses pengolahan sawit yaitu proses pengolahan sawit Crude Palm Oil (CPO)dan Palm Kernel.
2.3.1. Proses Produksi CPO
Bahan baku utama PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Unit Adolina adalah buah kelapa sawit yang masih segar. Adapun proses produksi CPO adalah sebagai berikut :
2.3.1.1.Stasiun Penerimaan Bahan Buah (Fruit Reception Station)
Stasiun penerimaan bahan buah ini berfungsi untuk menerima TBS yang berasal dari kebun. Pada stasiun ini TBS melalui tahapan proses yaitu tahap penimbangan buah dan tahap penumpukan dan pemindahan buah.
(50)
2.3.1.2.Stasiun Penimbangan Buah (Fruit Weighting)
Jembatan timbang menggunakan mekanikal hybrid dengan kapasitas 50 ton. Dilengkapi dengan sistem komputasi, jembatan timbangan ditera oleh Badan Meterologi 1 kali setahun. TBS (tandan buah segar) yang sudah ditimbang dimasukkan ke loading ramp.
2.3.1.3.Stasiun Rebusan
TBS yang berada dalam lory rebusan diangkut dari stasiun penerimaan buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada jaringan rel. Lory
rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah untuk merebus buah. Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil dengan diameter 27.000 mm berjumlah 3 unit dengan system 2 pintu dan memakai PLC (Program Local
Control) dengan waktu merebus buah ±90 menit, masing-masing sterilizer
berkapasitas 10 lory (± 25 ton TBS).
Sistem perebusan yang dipakai adalah sistem 3 puncak (triple peak).
Triple peak adalah jumlah puncak dalam proses perebusan ditunjukkan dari
jumlah pembukaan atau penutupan dari uap masuk atau keluar selama perebusan berlangsung yang diatur secara manual atau otomatis. Waktu perebusan yang menjadi perhatian setelah puncak pertama dan kedua adalah pada saat puncak ketiga (holding time) yaitu antara 40-60 menit. Holding time sangat dipengaruhi oleh kematangan buah, lamanya buah menginap dan tekanan steam. Semakin matang dan semakin buah lama menginap, semakin pendek waktu yang diperlukan di puncak ketiga.
(51)
2.3.1.4.Stasiun Penebah
Stasiun penebah mempunyai fungsi untuk memisahkan brondolan dari tandannya buah matang dari sterilizer diatur masuk sebagai umpan ke dalam
thresher yang kecepatannya diatur oleh variabel speed. Di dalam tresher
dipisahkan antara tandan kosong dan brondolan matang dengan cara dibantingkan/dijatuhkan dari atas ke bawah sambil diputar.
2.3.1.5.Stasiun Pengempaan
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak dari buah dengan jalan melumat dan mengepal. Pada stasiun ini dilakukan dua tahap pengolahan yaitu :
a. Pengadukan (digesting) b. Pengempaan (pressing)
1. Digester terintegrasi dengan screw press. Brondolan yang telah dibawa fruit
elevator diremas atau diaduk. Fungsi digester adalah sebagai berikut :
a. Mencincang dan melumat brondolan sehingga daging dengan biji (noten) mudah dipisahkan.
b. Mengeluarkan sebagian minyak dari brondolan yang timbul akibat proses pengadukan.
c. Memudahkan pengeluaran minyak di screw press.
2. Screw Press
Massa adukan yang berasal dari alat pengadukan (digester), dialirkan ke dalam alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa massa
(52)
adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan semaksimal mungkin dengan cara mengempa pada tekanan tertentu.
2.3.1.6.Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah Crude
Plam Oil (CPO) yang sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya.
Stasiun pemurnian minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Minyak mentah yang dihasilkan dari stasiun pengempaan dikirim ke stasiun ini untuk proses selanjutnya sehingga diperoleh minyak produksi.
2.3.2. Proses Produksi Biji/Inti
2.3.2.1.Pemisahan Daging Buah Dengan Biji
Ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press terdiri dari biji dan serabut beserta fraksi minyak dan air yang terkandung dalam kadar yang kecil. Ampas kempa tersebut masih berbentuk gumpalan, dimana gumpalan-gumpalan ampas ini harus dipecahkan terlebih dahulu pada pemecah ampas kempa (cake breaker conveyor/CBC).
Proses pemecahan dimulai pada saat ampas kempa (press cake) yang keluar dari screw press masuk kedalam talang pemecah ampas kempa (CBC). Dengan adanya pemanasan sampai temperatur 90°C, gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai pada waktu dipukul oleh padel-padel CBC.
(53)
2.3.2.2.Pemeraman Biji
Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan
conveyor dan destoner menuju ke silo biji (Nut Silo) untuk proses pemeraman biji.
Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol fraksi biji (nut grading screen) untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya, yaitu fraksi kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi besar maka proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna (persentasi inti pecah akan berkurang).
Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke dalam silo (nut silo) sesuai dengan fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji. Biji yang diperam dianggap kering bila kadar air biji 12%. Proses pemeraman dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.
2.3.2.3.Pemecahan Biji
Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing
(Slator) yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus
(cone). Dinding kasing (wearing plat) ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri dari poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut.
Oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang sangat tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh lempengan siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding kasing. Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan cangkang.
(54)
2.3.2.4.Pemisahan Inti dengan Cangkang
Campuran pecahan (inti, biji utuh dan cangkang) yang dihantarkan oleh timba kraksel masuk ke dalam LTJS (Light Tanera Just Separator). Alat ini merupakan kolom pemisah vertikal (Vertical Column Separator) yang dilengkapi dengan fan/blower penghisap.
Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi. Melalui kolom pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu (dust cyclone), kemudian menghantarnya ke stasiun ketel (boiler station) sebagai bahan bakar ketel (boiler), sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat akan jatuh menuju ayakan, ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh (noten). Campuran pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan bantuan getaran akan terjadi pemisahan antara biji utuh (notten) dengan campuran pecahan. Campuran pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel (cracksel
conveyor) yang akan menghantarkannya ke hidrosiklon (hydrocyclone) untuk
dipisahkan.
2.3.2.5.Pengeringan Inti
Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju timba inti (karnel elevator) yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam konveyor atas silo inti. Konveyor ini berfungsi untuk mendistribusikan inti basah masuk kedalam silo inti (karnel osilo).
(55)
Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji (Nut Silo). Hanya saja pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Ke dalam silo inti ini juga dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula udara panas oleh fan/blower
pemanas (heater). Waktu pengeringan yang dibutuhkan adalah 18 (delapan belas) jam.
2.3.3. Bahan-bahan yang Digunakan
Di dalam proses produksi pada Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Kebun Adolina, bahan baku yang digunakan adalah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang diperoleh dari beberapa afdeling yang membudidayakan tanman kelapa sawit di lingkungan Kebun Adolina dan juga dari pihak ketiga. Varietas bahan baku diolah PKS Kebun Adolina adalah varietas Tanera (hasil persilangan dari varietas yang lebih baik karena memiliki cangkang yang lebih tipis dan mempunyai daging buah yang tebal). Waktu tanamannya juga lebih cepat yaitu 2,5 tahun sampai 3 tahun bila dibandingkan dengan varietas yang lain yang mencapai 3 sampai 4 tahun. Bahan baku TBS yang diterima di PKS Kebun Adolina jumlahnya sangat dipengaruhi tersebut antara lain adalah iklim, luas areal yang menghasilkan sistem panen topografi serta usia tanam.
2.4. Mesin dan Peralatan Produksi 2.4.1. Mesin Produksi
Mesin produksi yang digunakan dalam proses pengolahan pabrik kelapa sawit PTPN IV Unit Adolina dapat dilihat pada Tabel 2.4.
(56)
Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina
No. Nama
Peralatan
Jlh
Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas
I Sts. Penerimaan Buah
1. Jembatan
Timbang 1
Sebagai
timbangan Tunas Jaya
Hybnd
System 50 Ton
2. Loading
Ramp 1
Pengumpulan
TBS masak PT. SAS
Hydraulic System
13 x 15 Ton TBS
II Hopper Tandan Kosong
1.
Hopper
Tandan Kosong (6 pintu)
1 Gudang tandan kosong
K. Utama Sakti
Pintu
Hydrolic
2 Ton J.K / Jam
2.
Carrier Tandan Kosong
1 Saluran K. Utama
Sakti Elevator
2 Ton J.K / Jam
III Stasiun Rebusan
1. Blow
Down 1
Memindahkan
lori PMT
2.
Ketel Rebusan No. 1
3 Memasak (2) Karyatama/
(1) PT. SAS 2 Pintu 9 Lori
3.
Lori Integrated
(15 buah)
45 Mengangkat
TBS PMT 600 mm 2,5 Ton
IV Penebah
1.
Hoisting
Crane No.
1 c/w
Mono reil
3 Mengangkat lori Demag
P.625 (Mono Reil) 5 Ton 2. Auto Fieder Thresser 3 Mengatur TBS jatuh ke Thresser Atmindo (2)/
PCM (1) Schkraper
20 t TBS Jam
3. Thresser 3
Memisahkan buah segar dengan tandan
Garuda P.A/
PCM Masayu Rotary
20 t TBS Jam 4. Ularan Buah Bawah Thresser No. 1
3 Alat transportasi Garuda P.A/
PCM Masayu Ulir
20 t TBS Jam Sumber : PTPN IV Unit Adolina
(57)
Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina (Lanjutan)
No. Nama
Peralatan
Jlh
Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas
5.
Transport Janjangan Kosong Mendatar
2 Alat transportasi B. Harapan /
Karya Utama Schkraper
30 t TBS Jam
6.
Timbah Buah No. 1
2 Alat transportasi PCM/S.A. Stee Rantai 30 t TBS Jam
V Stasiun Kempa
1.
Ularan Buah Melintang Bawah
2 Alat transportasi PT. SAS Ulir 30 t TBS / Jam
2. Digester
No. 1 2
Melumatkan
TBS UDW Cuma 28 3200 Ltr
3. Digester
No. 2 2
Melumatkan
TBS U. Steel US 3200 3200 Ltr
4.
Screw
Press No.
1 4 Memisahkan minyak dengan ampas dan cangkang
U. Steel US 12 10-12 Ton TBS
5.
Hydroulic Pump Screw
Press N. 1
4 Motor
penggerak Rexroth
1 Galon/
menit 40 liter
VI Stasiun Minyakan
1. Sludge
Conveyor 1 Alat transportasi Lokal Ulir
30 t TBS / Jam
2. Sand Trap 1
Menampung minyak dan
lumpur
PT. SAS Cylinder Tabung 3. Circular Vibrating Screen 1 Memisahkan minyak kasar dari ampas yang
berbentuk serabut
CBI CB 60
CVS
30 t TBS / Jam
4. Crude Oil
Tank 1
Mengendapkan
sementara PT. SAS
Empat
segi 7 m
3
5.
Pompa Minyak RO No. 1
2 Alat pemindah
bahan Worthington 2,5 R 091
30 m3/Jam Sumber : PTPN IV Unit Adolina
(58)
Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina (Lanjutan)
No. Nama
Peralatan
Jlh
Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas
6.
Distributin g Sludge Tank
1 Menampung
minyak kasar CBI
Segi
empat 1 m
3
7.
Continious Seetting Tank No. 1
2 Menampung
minyak kasar CBI Cylinder 70 m
3
8. Sludge
Tank 2
Tangki minyak
lumpur Tri Sakti Cylinder 22 m 3 9. Self Cleaning Streiner 2 Mencuci dan Menjaring Lumpur
Alva Laval SS 60 A 0,25 m3
10. Pompa
Streiner 2
Alat pemindah
bahan Herstaal RCR – 50
30 m3 / Jam
11. Oil Tank 1 Tangki minyak Lima Panca Cylinder 10 m3
12. High Speed Separator No. 1 3 Memisahkan gumpalan minyak dan lumpur
West Lake SS 410 7000
ltr/jam
13. Oil
Purifier 3
Memurnikan minyak dan kandungan air
Alva Laval PAPX 207 SGT
4.5 t. m / Jam
14. Vacum
Drier 2
Mendapatkan kadar air yang normal pada
minyak
Alva Laval Vertical 9 m 3 / Jam 15. Pompa Minyak Vacum
2 Alat transportasi S I H I CEHK-5102
30 m3/Jam 16. Pompa Air
Vacum 2 Alat transportasi
Pompa Minyak
Vacum 1
Alat transportas
i 17.
Timbanga n Minyak /
Flow Meter 1 Mengukur ketinggian minyak Tokicho
VII Sts. Penimbunan Minyak
1.
Tangki Timbun No. 1
2 Tangki timbun
minyak Stork Cylinder 500 t. m
(59)
Tabel 2.4. Spesifikasi Mesin di PTPN IV Unit Adolina (Lanjutan)
No. Nama
Peralatan
Jlh
Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas
2.
Tangki Timbun No. 3
1 Tangki timbun
minyak Stork Cylinder 1000 t. m
3.
Pompa Minyak Tangki Timbun
2 Alat transportasi Blackmer 30 m3/Jam
VIII Sts. Pengl. Biji dan Inti
1. Polishing
Drum 1
Membersihkan
biji dari ampas Atmindo Drum
40 t. TBS / Jam 2. Cake Brake Conveyor 1 Untuk memisahkan cake ampas dan
biji
PT. SAS Pedal-pedal
40 t. TBS / Jam
3. Blower
Cylone 1
Menghisap debu dan partikel
halus
Chicago SQA
36½”
40 t. TBS / Jam
4. Fibre
Cyclone 1
Penampungan
serat Rajawali T Conish
40 t. TBS / Jam
5. Shell
Cyclone 1
Penampungan
cangkang PT. SAS Ulir
40 t. TBS / Jam
6. Silo Noten 4 Memanaskan
biji Trikora
Empat
segi 57 m
3
7. Ripple
Mill 2
Memisahkan noten dari cangkang dengan menggesek FS. Mandiri 8. Vertical Nut Cracker No.3 2 Memecahkan noten dengan gaya sentrifugal
Laju LN4000 4 t.
Biji/Jam 9. LTDS 2 Memisahkan inti
dari abu Jaya Waja
6 t Biji/Jam 10. Ayakan
getar 1
Memisahkan inti, biji dengan
cangkang
Trikora Empat
segi 57 m
3
(60)
2.4.2. Peralatan
Adapun peralatan yang digunakan di PTPN IV Unit Adolina adalah sebagai berikut :
1. Las listrik untuk menyambungkan 2 (dua) elemen mesin yang patah (putus) akibat dan proses kerja mesin tersebut.
2. Kunci pas untuk membuka baut bersegi 6 (enam)
3. Tombak besi untuk menarik TBS dan Loading Ramp sehingga proses pemindahan ke tori dapat berlangsung dengan baik.
4. Trek lier untuk membawa atau menarik lori dan Loading Ramp ke rebusan dan dan rebusan ke hoisting crane.
5. Palu (martil) untuk memukul agar meyeimbangkan baut-baut mesin dan juga untuk meluruskan plat ulir elevator dan conveyor.
2.5. Utility
Fungsi sarana utilities merupakan sarana pembantu yang di gunakan untuk rnelangsungkan operasional (proses produksi) dan suatu pabrik. Sarana ini sangat penting atau mutlak di perlukan. Sarana utilitas yang terdapat pada pabrik kelapa sawit PTPN IV Unit Adolina adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan dan Penyediaan Air
Air merupakan sarana utiliti yang sangat penting dalam proses produksi, dimana kebutuhan air pada setiap pabrik adalah sama, tetapi tergantung pada keadaan pabrik serta sifat bahan yang diolah. Kebutuhan air (Water Suplay) di PKS Kebun Adolina di perkirakan 50 m3/jam (disesuaikan dengan kapasitas
(61)
pompa). Untuk memenuhi kebutuhan air tersebut yang berjarak 1 (satu) km dan lokasi pabrik dibutuhkan mesin yang dapat menggerakkan air dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Tabel 2.5. Spesifikasi Kebutuhan Air
No. Nama
Peralatan
Jlh
Unit Fungsi
Merk /
Buatan Type Ukuran
1. Menara air
kotor 1 Menampung air PT.SAS Cylinder 40 m 3
2. Menara air
bersih 1 Menampung air PT.SAS Cylinder 30 m 3
3. Wator
clarifior tank1 1
Membuang kandungan lumpur
(mengendap)
Demanawan
4. Bak Water
Basin 1
Memurnikan air
dengan Tawas PT. SAS
Empat
segi 720 m 3
5. Gand Filter,
80 KM 2
Menyaring kandungan pasir dan lumpur halus
PCM Cylinder 5,5 m3
6. Sand filter 2
Menyaring kandungan pasir dan Lumpur halus
Culligan Cylinder 3,3 m3
7. Pompa air 4 Alat transportasi HICO
80x65-160 30m 3
/Jam 8. Pompa Air Sei
Ular 1 3 Alat transportasi Torishima Sumber : PTPN IV Unit Adolina
2. Pembangkit Tenaga Listrik Energi
Dalam dunia industri sangat penting karena energi tersebut dapat dikonversikan ke berbagai bentuk energi lain. Dengan semakin besarnya kebutuhan akan energi listnik, maka penghematan energi listrik sangat diperlukan. Mesin pembangkit energi listrik atau power plant adalah merupakan bagian stasiun pusat tenaga dimana tenaga listrik diperoleh dan pembangkit listrik tenaga diesel yang mempunyai bahan bakar solar dan pembangkit listrik tenaga uap
(62)
(turbin uap) yang menggunakan uap sebagai tenaga penggerak, spesifikasi mesin pembangkit tenaga listrik dapat dilihat pada Tabel 2.6.
Tabel 2.6. Spesifikasi Mesin Pembangkit Tenaga Listrik No. Nama Peralatan Jlh
Unit Merk/Buatan Type Kapasitas
1. Turbin Uap 600 KW
No. 1 1 Worthington
281 WHB
3 PC 893 HP 2. Turbin Uap 500 KW
No. 2 1 Worthington 502 W / D3 718 HP 3. Turbin Uap (Ex.
Sawit Langkat) No. 3 1 Dresser Rand UE 24682 893 HP 4. Mesin Genset Diesel
No. 1 1 Nissan RD 10 T 270 HP
5. Mesin Genset Diesel
No. 2 1 Nissan RD 10 T 270 HP
6. Mesin Genset Diesel
No. 1 1 Caterpillar 3306 B 298 HP
7. Mesin Genset
Computer Yanmar 1 Yanmar
8. Back Pressure Vessel
(BPV) 1 P C M Cylinder 3290 dm
3
Sumber : PTPN IV Unit Adolina
3. Penyediaan Uap (Steam)
Untuk memenuhi kebutuhan uap pada bagian pengolahan dan pembangkit tenaga listrik, dibutuhkan mesin pendukung yang dapat menghasilkan uap panas pada pabrik kelapa sawit PTPN IV Kebun Adolina sebesar 0,5-0,6 ton uap/ton TBS. Ketel uap yang digunakan disini adalah jenis ketel uap pipa air (boiler water tube) dimana air yang di panaskan berada dalam pipa dan berubah menjadi uap
(steam) secara terus menerus. sedangkan gas panas hasil pembakaran mengalir
melalui sela-sela pipa, spesifikasi mesin penghasil steam (uap air) dapat diihat pada Tabel 2.7.
(63)
Tabel 2.7. Spesifikasi Mesin Penghasil Steam (Uap Air)
No. Nama
Peralatan
Jlh
Unit Fungsi Merk/Buatan Type Kapasitas
1.
Ketel Uap Takuma N 600 No. 1
2 Menghasilkan
uap Takuma
N 600
SA 20 t. u/Jam
2. Blower Ketel
Uap 1 2
Transportasi
udara Chicago D 108-49 135 HP
3. Blower Ketel
Uap 2 2
Transportasi
udara Chicago D 108-49 130 HP
4. Uliran
Sampah Ketel 2 Transportasi Atmindo PT SAS Ulir 30 t. TBS/Jam 5.
Pompa Air Ketel (Turbin
Pump)
4 Memindahkan air
Halberg (1) / Worthington (3)
Multy
stage 21 m3/Jam
6. Pompa
Daearator 2
Memindahkan
air Wier
WT 150
psi 110 GP/Jam
7. Cation Unit
Cadangan 1
Membuang
silika dan air Dermawan Cylinder 2,4 m 3
8. Anion Unit
Cadangan 1
Membuang kandungan
logam
Dermawan Cylinder 2,4 m3
9.
Pompa Cadangan
Anion
1 Memindahkan
air S I H I
Nova
3216 20 m 3 /Jam 10. Pompa Cadangan Cation
1 Memindahkan
air S I H I
Nova
3216 20 m 3
/Jam
11. Cation
Exchanger 1
Membuang
silika dan air Bumi Raya Cylinder 10 m 3
12. Degasifier
Tank 1
Menguapkan
O2 Bumi Raya Cylinder
13. Anion
Exchanger 1
Membuang kandungan
logam
Bumi Raya Cylinder 10 m3
14.
Tangki Elevated Water Tower
1 Menampung
air Bumi Raya Cylinder
15. Vacuum
Daerator 1 Bumi Raya
VACUUM SPRAY
45 m3/Jam 16.
Transfer
Pump untuk
Anion
2 Memindahkan
air CK MTP 08-2-RS 30 m
3 /jam Sumber : PTPN IV Unit Adolina
(1)
g. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Strategy kriteria Pelanggan
KPI Penilaian KPI
Email System 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Modernisasi Peralatan
h. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Process kriteria Pelanggan
KPI Penilaian KPI
Management
Complain 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Perawatan Sarana dan Fasilitas
i. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Capability kriteria Pelanggan
KPI Penilaian KPI
Audit ISO 9000:2000 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Quality Control Circle
j. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Stakeholder Satisfaction kriteria Pemasok
KPI Penilaian KPI
Lamanya Pembayaran 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Peningkatan Volume Pembelian Lamanya Pembayaran 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Retensi Pemasok (Masa Kerja) Peningkatan Volume Pembelian 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Retensi Pemasok (Masa Kerja)
k. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Stakeholder Contribution kriteria Pemasok
KPI Penilaian KPI
Ketepatan Kualitas dan Kuantitas TBS
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pengiriman Tepat Waktu
l. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Strategy kriteria Pemasok
KPI Penilaian KPI
Meningkatkan Performa Pemasok 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Percepatan Waktu Pemenuhan Kewajiban Kepada Pemasok
m. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Stakeholder Satisfaction kriteria Karyawan
KPI Penilaian KPI
(2)
n. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Stakeholder Contribution kriteria Karyawan
KPI Penilaian KPI
Tingkat Capaian Produktivitas Karyawan
9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tingkat Kedisiplinan Karyawan
o. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Strategy kriteria Karyawan
KPI Penilaian KPI
Peningkatan Sumber Daya Manusia 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tingkat Kompensasi Karyawan
p. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Process kriteria Karyawan
KPI Penilaian KPI
Pengelolaan Anggaran Pelatihan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Penyusunan PKB (Perjanjian Kerja Bersama)
q. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Capability kriteria Karyawan
KPI Penilaian KPI
Audit P2K3 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pendidikan dan Pelatihan
r. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Stakeholder Satisfaction kriteria Pemerintah dan Masyarakat
KPI Penilaian KPI
Tingkat Penciptaan Pekerjaan 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Lingkungan Hidup
s. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Stakeholder Contribution kriteria Pemerintah dan Masyarakat
KPI Penilaian KPI
Keamanan Aset dan Fasilitas 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Saran Masyarakat
t. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Strategy kriteria Pemerintah dan Masyarakat
KPI Penilaian KPI
Pengendalian Alokasi Anggaran 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pemanfaatan Sistem Informasi Laporan Manajemen
(3)
u. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Process kriteria Pemerintah dan Masyarakat
KPI Penilaian KPI
Realisasi Alokasi Anggaran 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Program Partisipasi Pemberdayaan Lingkungan (CSR)
v. Perbandingan berpasangan antar KPI sub kriteria Capability kriteria Pemerintah dan Masyarakat
KPI Penilaian KPI
Dokumen Instruksi Kerja 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kualitas Hubungan dengan Lingkungan Sekitar dan Regulator
(4)
KUESIONER
Narasumber yang terhormat, Dalam menyelesaikan tugas akhir program sarjana S-1 Teknik Industri USU, penulis melakukan pengumpulan data tentang Analisis Pengukuran Kinerja Dengan Menggunakan Metode Performance Prism. Untuk itu, besar harapan penulis agar narasumber bersedia untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sudah tersedia di dalam kuesioner ini. Atas kesediannya, penulis mengucapkan terima kasih.
Hormat saya, Diky Hajril Anshari No :
Nama : Jabatan :
Pertanyaan :
1. Apakah yang diinginkan serta dibutuhkan stakeholders pada PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Adolina?
Jawab : ……….. ……… ……… ……… ……… ………. ……….
2. Kontribusi apa yang diharapkan PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Adolina dari stakeholders perusahaan tersebut?
Jawab : ……….. ……… ………
(5)
……… ……… ………
3. Strategi apakah yang dapat digunakan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholders tersebut?
Jawab : ……….. ……… ……… ……… ……… ……… ……….
4. Proses apa yang harus dilakukan untuk menjalankan strategi dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholders tersebut?
Jawab : ……….. ……… ……… ……… ……… ………
5. Kapabilitas apa yang harus dikembangkan untuk menjalankan proses dalam memenuhi keinginan dan kebutuhan stakeholders tersebut?
Jawab : ……….. ……… ……… ……… ……… ………
(6)
Keterangan :
Kepuasan Stakeholder : Upaya perusahaan dalam memberikan kepuasan terhadap apa yang diinginkan dan dibutuhkan Stakeholder.
Kontribusi Stakeholder : Upaya perusahaan dalam menyampaikan apa yang diinginkannya dari para Stakeholder yang sangat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.
Strategi : Merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mencapai tujuan.
Prosess : Merupakan sesuatu yang harus dilakukan untuk menjalankan strategi.
Kapabilitas (Kemampuan):Merupakan sesuatu kemampuan yang dimiliki perusahaan untuk menjalankan proses tersebut.
Tanda tangan Narasumber
( )