Letak Geografis dan Luas

BAB III KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Letak Geografis dan Luas

Kecamatan Sukanagara secara administratif termasuk dalam Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat. Letak Kabupaten Cianjur secara geografis berada pada 106°42’ – 107°25’ BT dan 6°21’ – 7°25’ LS. Kecamatan sukanagara berbatasan dengan Kabupaten Sukabumi dan Kecamatan Campaka Mulya di sebelah utara, Kecamatan Pagelaran dan Kecamatan Campaka Mulya di sebelah timur, Kecamatan Kadupandak dan Kecamatan Pagelaran di sebelah selatan, serta Kabupaten Sukabumi dan Kecamatan Takokak di sebelah barat. Jarak kecamatan Sukanagara dari Ibukota Kabupaten Cianjur, yaitu 50 kilometer dengan jarak tempuh 2 jam perjalanan Edi 2009. Tabel 3 Penutupan lahan di Kecamatan Sukanagara bulan April 2009 Desa Pemukiman Pertanian Perkebunan Hutan Lain-Lain Jumlah Ha Ha Ha Ha Ha Ha Sukanagara 147,380 219,957 1.070,628 55,535 3,500 1.497,000 Sukamekar 1.043,690 572,748 548,000 773,000 15,200 2.952,638 Sukakarya 49,749 28,744 1.668,012 50,000 3,840 1.800,345 Sukajembar 40,520 162,225 560,900 1.851,694 11,260 2.626,599 Cigunung 71,060 71,346 99,600 22,500 3,600 1.164,106 Gunungsari 36,442 157,615 1.137,527 1.277,518 0,830 2.609,932 Sukalaksana 35,310 200,180 239,530 168,030 3,200 646,250 Sukarame 15,541 293,394 265,000 - 3,670 577,605 Sidangsari 18,500 66,300 1.041,330 50,000 3,180 1.179,310 Jayagiri 28,715 147,131 935,950 - 8,207 1.120,003 Jumlah 1.486,907 1.919,64 8.462,477 4.248,277 56,487 16.173,788 Sumber: Edi 2009 Keterangan: Lain-lain = lapangan olah raga, kolam, dan rawa = pertanian, termasuk sawah dan tegalan Luas Kecamatan Sukanagara ± 16.173,788 hektar yang berada di ketinggian lebih dari 700 – 1.010 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar lahan di Kecamatan Sukanagara berupa perkebunan seluas 4.248,277 hektar. Perkebunan yang diusahakan berupa perkebunan teh milik swasta maupun perhutani. Penggunaan lahan terbesar kedua berupa areal hutan seluas 4.248,277 hektar yang merupakan hutan lindung, hutan konservasi, dan hutan produksi yang diusahaan oleh perhutani. Areal pemukiman warga dibangun pada lahan seluas 1.486,907 hektar Tabel 3.

3.2 Tanah dan Geologi

Dokumen yang terkait

Pertumbuhan dan Produktivitas Ulat Sutera Bombyx Mori L. (Lepidoptera : Bombicidae) yang Diberi Vitamin B1 Pada Daun Murbei Morus sp.

2 30 91

Efisiensi Konsumsi Pakan Dan Laju Respirasi Ulat Sutera Bombyx mori L. (Lepidoptera: Bombicidae) Yang Diberi Daun Murbei (Morus sp.) Yang Mengandung Vitamin B1 (TIAMIN)

4 76 78

Perubahan Fenotipe Ulat Sutera (Bombyx mori L.) Yang Diinduksi Dengan Sinar Ultraviolet (UV) Dan Kariotipe Kromosom

3 59 67

Pembentukan Galur Baru Ulat Sutera (Bombyx mori L.) melalui Persilangan Ulat Sutera Bivoltin dan Polivoltin

0 7 250

Analisis kebutuhan pelatihan peternak sapi potong di Kecamatan Sukanagara Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat

1 3 122

Analisis kelayakan fiannsial budidaya ulat sutera (studi kasus pada koperasi petani pengrajin ulat sutera sabilulungan III, Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat)

0 6 67

Pembentukan Galur Baru Ulat Sutera (Bombyx mori L.) melalui Persilangan Ulat Sutera Bivoltin dan Polivoltin

0 4 120

Analisis kelayakan usaha peternakan ulat sutera (studi kasus pada peternakan ulat sutera Bapak Baidin, Desa Karyasari, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)

1 26 158

Analisis kelayakan usaha budidaya krisan potong di Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur

4 26 119

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ulat Sutera (Bombyx mori L.) 2.1.1. Klasifikasi Ulat Sutera (Bombyx mori L.) - Pengaruh Kualitas Daun Murbei Morus cathayana Terhadap Indeks Nutrisi Ulat Sutera Bombyx mori L. (Lepidoptera:Bombicidae)

0 2 10