BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN
4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
4.1.1 Studi Kelayakan Usaha
Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat benefit dengan menggunakan sumberdaya yang ada
Kadariah et al. 1999. Studi kelayakan proyek dilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya suatu proyek biasanya berupa proyek investasi yang
telah dilaksanakan Husnan dan Suwarsono 2008. Pihak swasta menilai keberhasilan suatu proyek dilihat dari manfaat ekonomis dari investasi.
Sedangkan lembaga non profit seperti pemerintah, menilai keberhasilan suatu proyek bukan hanya dilihat dari manfaat ekonomisnya saja melainkan manfaat
lainnya seperti penyerapan tenaga kerja dari masyarakat. Komponen biaya dan manfaat diukur dalam menilai suatu proyek.
Biaya dapat diartikan sebagai korbanan ekonomis yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan manfaat merupakan segala sesuatu yang
membantu maupun yang dapat menimbulkan kontribusi tercapainya suatu tujuan. Biaya dapat menimbulkan pengurangan terdapat manfaat yang
diperoleh dari suatu proyek.
4.1.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Usaha
Husnan dan Suwarsono 2008 menyatakan bahwa belum ada kesepakatan mengenai berbagai aspek yang perlu diteliti dalam studi kelayakan
hingga saat ini. Aspek-aspek studi kelayakan proyek yang akan dikaji pada penelitian ini, antara lain aspek pasar, pemasaran, teknis dan teknologi,
manajemen, sumber daya manusia, finansial, sosial, yuridis, dan aspek lingkungan hidup.
4.1.2.1 Aspek Pasar
Pasar, menurut para ahli, merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli atau bertemunya kekuatan permintaan dan penawaran dari
kedua pihak untuk membentuk suatu harga Umar 2003. Pengertian pasar
jika dilihat dari sudut pandang pemasaran merupakan kumpulan pembeli aktual dan potensial dari sebuah produk yang melakukan pertukaran untuk
memuaskan kebutuhan atau keingingan yang sama Kotler dan Armstrong 2004. Tjiptono 2008 menyatakan bahwa pasar adalah semua pelanggan
potensial yang bersedia dan mampu melakukan proses pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan tertentu. Terdapat tiga faktor utama
dalam pembentukan terjadinya pasar, yaitu orang yang memiliki kebutuhan dan keinginan, daya beli, dan perilaku dalam pembeliannya.
Permintaan dan penawaran dilakukan oleh penjual dan pembeli ketika melakukan proses pertukaran produk. Umar 2003 menyatakan
permintaan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan dan mampu dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang hanya
dipengaruhi oleh kebutuhan disebut permintaan potensial dan permintaan yang disertai daya beli disebut permintaan efektif. Hukum permintaan
menyatakan bahwa jika harga suatu barang meningkat maka jumlah barang yang diminta semakin berkurang dan jika harga suatu barang mengalami
penurunan maka jumlah barang yang diminta akan semakin meningkat. Penawaran memiliki arti jumlah barang yang ditawarkan pada
berbagai tingkat harga. Jika harga suatu barang meningkat maka produsen berusaha meningkatkan jumlah barang yang akan dijual. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi penawaran barang pada berbagai tingkat harga, di antaranya harga barang itu sendiri, harga barang lain,
biaya produksi, tingkat teknologi, dan tujuan perusahaan.
4.1.2.2 Aspek Pemasaran
Analisis mengenai segmen, target, posisi produk di pasar, dan bauran pemasaran dilakukan setelah pasar bagi rencana produk dipilih.
Segmentasi pasar dilakukan dengan melihat keberagaman keinginan, kemampuan keuangan, lokasi, sikap pembelian, dan praktek pembelian
dari banyaknya pembeli Umar 2003. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam segmentasi, di antaranya aspek geografis, demografis,
psikografis, dan aspek perilaku. Target pasar menentukan jumlah segmen yang akan dicakup dan yang akan dilayani. Kemudian posisi yang akan
ditempati dalam segmen tersebut ditentukan dengan mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih keunggulan kompetitif, serta mewujudkan
dan mengkoomunikasikan posisi. Kotler dan Armstrong 2004 menyatakan bahwa bauran
pemasaran marketing mix merupakan kombinasi satu perangkat alat pemasaran perusahaan untuk mencapai tujuan. Bauran pemasaran adalah
sebagai berikut: 1. Produk Product
Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi
konsumen sehingga kebutuhan dan keinginan konsumen terpenuhi. Produk memiliki manfaat tangible dan intangible dengan mutu, ciri, dan desain
tertentu Tjiptono 2008. 2. Harga Price
Harga merupakan sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan produk yang akan dibeli. Harga produk ditetapkan dalam proses
tawar-menawar antara penjual dan pembeli atau ditetapkan oleh penjual untuk harga yang sama terhadap semua pembeli Umar 2003.
3. Distribusi Place Perantara pemasaran produk yang umum digunakan oleh
produsen, yaitu membangun saluran distribusi, sekelompok organisasi yang saling tergantung dalam proses penyediaan produk atau jasa bagi
konsumen atau pengguna industrial Umar 2003. 4. Promosi Promotion
Promosi dilakukan dengan memberitahu masyarakat mengenai produk yang ditawarkan agar dikenal dan dibeli sehingga volume
penjualan meningkat. Strategi bauran promosi yang umum digunakan, yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan penjualan
perorangan.
4.1.2.3 Aspek Teknis dan Teknologi
Evaluasi aspek teknis dan teknologis menurut Sutojo 2008, sebagai berikut:
1. Penentuan lokasi proyek, yaitu dimana suatu proyek akan didirikan, baik untuk pertimbangan lokasi dan lahan proyek.
2. Penentuan kapasitas produksi ekonomis yang merupakan volume satuan produk yang dihasilkan selama waktu tertentu.
3. Pemilihan teknologi yang tepat yang dipengaruhi oleh pengadaan tenaga kerja ahli, bahan baku dan bahan pembantu, kondisi alam, dan
lainnya tergantung proyek yang akan didirikan. 4. Penentuan proses produksi yang akan dilakukan dan tata letak pabrik
yang akan dipilih, termasuk tata letak bangunan dan fasilitas lain.
4.1.2.4 Aspek Manajemen
Manajemen merupakan cara pencapaian tujuan dengan menggunakan sumber-sumber yang ada. Sumber-sumber ini berupa uang
modal, mesin dan peralatan, personil tenaga kerja, dan material. Tujuan studi aspek ini adalah untuk mengetahui dapatkah pembangunan dan
implementasi bisnis direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan sehingga rencana bisnis dapat dikatakan layak atau sebaliknya Umar
2003.
4.1.2.5 Aspek Sumber Daya Manusia
Studi aspek ini bertujuan untuk memperkirakan kelayakan pembangunan dan implementasi dilihat dari ketersediaan SDM Umar
2003. Kajian dalam aspek ini, yaitu perencanaan SDM, analisis pekerjaan, rekuitmen, seleksi, orientasi, hingga pada pemutusan hubungan kerja.
4.1.2.6 Aspek Finansial
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam aspek keuangan menurut Husnan dan Suwarsono 2008, yaitu aktiva tetap,
modal kerja, dan sumber dana untuk modal kerja dan investasi aktiva tetap. Aktiva tetap terbagi dua, yaitu aktiva tetap berwujud dan aktiva tetap
tidak berwujud. Tanah dan pengembangan lokasi, bangunan dan perlengkapan, pabrik dan mesin serta aktiva lainnya termasuk dalam aktiva
tetap berwujud. Sedangkan biaya pendahuluan dan biaya sebelum operasi termasuk aktiva tetap tidak berwujud.
Modal kerja terbagi dua, yaitu modal kerja bruto dan modal kerja netto. Modal kerja bruto menunjukkan semua investasi yang diperlukan
untuk aktiva lancar yang terdiri dari kas, surat-surat berharga kalau ada, piutang, persediaan, dan lainnya. Modal kerja netto adalah selisih antara
aktiva lancar dengan utang jangka pendek. Aktiva lancar adalah aktiva yang hanya memerlukan waktu pendek untuk berubah menjadi kas, yaitu
kurang dari satu tahun atau satu siklus produksi Husnan dan Suwarsono 2008.
Sumber dana untuk membiayai aktiva tetap dan modal kerja berasal dari milik sendiri, saham, obligasi, kredit bank, leasing, dan project
finance. Kombinasi sumber dana yang dipilih, yaitu mempunyai biaya rendah dan tidak menimbulkan kesulitan likuiditas bagi proyek atau atau
perusahaan yang mensponsori proyek tersebut selama jangka waktu pengembalian dan penggunaan dana.
Evaluasi kriteria investasi dilakukan pada aspek finansial menggunakan Net Present Value NPV, Internal Rate of Return IRR,
Gross Benefit Cost Ratio Gross BC, Pay Back Period PBP, dan analisis sensitivitas Sutojo 2008.
4.1.2.7 Aspek Sosial
Untuk melakukan analisis dalam studi kelayakan bisnis diperlukan informasi dari lingkungan luar perusahaan untuk mengetahui
peluang dan ancaman bagi rencana bisnis serta mengetahui hal yang dapat disumbangkan oleh proyek bisnis bagi lingkungan luar setelah bisnis
terealisasi Umar 2003. Selain memperoleh keuntungan benefit, perusahaan memiliki tanggung jawab sosial. Aspek sosial yang dikaji
dalam analisis ini, yaitu perusahaan sebagai lembaga sosial, perubahan kondisi sosial yang kompleks, dan perusahaan dalam masyarakat yang
pluralistik.
4.1.2.8 Aspek Yuridis
Aspek ini menyangkut hukum yang mengatur tingkah laku badan usaha mengenai perizinan sebagai legalitas usaha. Menurut Umar 2003,
studi ini dilakukan untuk menetahui rencana secara yuridis dapat dikatakan layak atau tidak. Jika rencana bisnis yang tidak layak tetap dilaksanakan
maka bisnis akan beresiko besar akan dihentikan oleh pihak yang berwajib atau oleh protes masyarakat. Hal yang perlu dikaji dalam aspek ini, yaitu
siapa pelaksana bisnis, bisnis apa yang akan dilaksanakan, waktu pelaksanaan bisnis, di mana bisnis dilaksanakan, serta peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku.
4.1.2.9 Aspek Lingkungan Hidup
Studi pada aspek ini bertujuan menentukan secara lingkungan hidup rencana bisnis ini diperkirakan dapat dilaksanakan secara layak atau
sebaliknya. Hal yang berkaitan dengan aspek ini, yaitu mengenai peraturan dan perundangan AMDAL dan kegunaannya dalam kajian pendirian
industri dan pelaksanaan proses pengelolan dampak lingkungan Umar 2003.
4.1.3 Analisis Finansial
Analisis finansial membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan Husnan dan Suwarsono 2008. Kadariah et al. 1999
menyatakan bahwa analisis finansial menyangkut perbandingan antara pengeluaran uang dengan revenue earning proyek, apakah proyek tersebut
akan terjamin dananya yang diperlukan, mampu membayar kembali dana tersebut, dan berkembang sedemikian rupa sehingga secara finansial dapat
berdiri sendiri.
4.1.4 Kriteria Kelayakan Investasi
Kriteria investasi yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut: 1. Net Present Value NPV atau nilai sekarang bersih merupakan analisis
manfaat finansial untuk mengukur kelayakan suatu usaha dilihat dari nilai sekarang arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai
sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Arus kas merupakan laba
bersih usaha ditambah penyusutan. Jumlah investasi adalah jumlah total dana yang dikeluarkan untuk membiayai pengadaan seluruh alat produksi
yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha. Suatu proyek dikatakan layak bila nilai NPV lebih besar dari nol.
2. Internal Rate or Return IRR, nilai discount rate yang membuat NPV dari proyek yang dijalankan sama dengan nol Kadariah et al. 1999. Nilai ini
dianggap sebagai tingkat keuntungan atas inventasi bersih dari proyek. Jika nilai IRR yang diperoleh lebih besar dari nilai rate return yang ditentukan
maka investasi dapat diterima. 3. Net Benefit-Cost Ratio Net BC, yaitu perbandingan antara jumlah PV
yang positif pembilang dengan PV yang negatif penyebut Kadariah et al. 1999. Hasil perhitungan nilai ini menunjukkan manfaat tambahan yang
diterima dari setiap tambahan biaya yang dikeluarkan. Proyek dikatakan layak bila Net BC bernilai lebih dari satu.
4. Payback Period, yaitu umur dimana pada tingkat diskonto tertentu manfaat bersih kumulatif sama dengan nol dan menunjukkan pada umur proyek
berapa investasi dapat kembali Umar 2003.
4.1.5 Analisis Sensitivitas
Kadariah et al. 1999 menyatakan bahwa analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk menguji secara sistematis hal yang akan terjadi
pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Tujuannya untuk
melihat hal yang akan terjadi dengan analisis proyek jika terjadi kesalahan atau perubahan dalam dasar perhitungan biaya atau manfaat. Hal ini dilakukan
karena analisis proyek didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian mengenai hal yang akan terjadi di masa yang akan datang.
4.2 Kerangka Pemikiran Operasional