10
2.7 Analytical Hierarchy Process AHP dalam Penentuan Prioritas
Strategi Pengembangan Kawasan
Susila 2007 menganalisis tentang penggunaan Analytical Hierarchy Process AHP dalam penyusunan prioritas pilihan. Penelitian tersebut dilakukan
karena para pengambil keputusan dipaksa untuk membuat pilihan atau prioritas antar pilihan, bahkan dalam setiap detik kehidupan mereka. Oleh karena itu, perlu
suatu model pengambilan keputusan yang dapat memilih opsi yang tersedia secara komprehensif, logik, dan terstruktur. AHP dianggap sebagai salah satu model
pengambilan keputusan yang dapat diterapkan untuk membuat prioritas di antara pilihan.
Caputo et al. 2013 menggunakan metode AHP sebagai pendekatan pengambilan keputusan untuk melakukan perbandingan kepentingan relatif antar
berbagai kriteria penilaian dengan maksud agar meniadakan prioritas faktor pembuatan keputusan yang bersifat ambigu. Hal ini memungkinkan
pemeringkatan alternatif dapat dilakukan secara cepat dan tepat. Hasil penelitan Caputo et al. 2013 menunjukkan bahwa AHP dapat menghasilkan suatu prioritas
faktor pembuat keputusan yang tidak bersifat ambigu dan lebih bersifat sistematis sehingga mempunyai nilai keilmiahan yang jelas.
3 METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini difokuskan pada lahan untuk budidaya padi berlokasi di Kab. Basel. Kabupaten ini mempunyai wilayah seluas 3.607,08 km
2
dengan jumlah penduduk 180.195 jiwa. Berdasarkan data statistik Kab. Basel Dalam Angka
Tahun 2011, Kab. Basel terdiri dari 7 kecamatan, 3 kelurahan dan 50 desa serta didukung oleh 201 dusun. Desa-desa yang menjadi lokasi penelitian ditunjukkan
pada Gambar 2. Pelaksanaan penelitian termasuk pengumpulan data dan penyusunan tesis dilakukan selama 7 bulan mulai Mei hingga November 2013.
3.2 Tahapan Penelitian
Penelitian diawali dengan menganalisis persepsi responden terhadap strategi pengembangan pertanian padi. Strategi yang digunakan dalam analisis didapatkan
dari hasil implementasi UU No. 41 Tahun 2009 dan PP No.12 Tahun 2012 dan wawancara terhadap petani, untuk mengetahui strategi apa yang sesuai dengan
preferensi petani padi. Identifikasi lahan yang dapat dikembangkan untuk kawasan pertanian padi dilakukan dengan overlay tutupan lahan aktual hasil
interpretasi citra Landsat dengan peta RTRWK pola ruang tanaman padi. Selanjutnya, overlay antara peta lahan yang dapat dikembangkan dengan peta
kesesuaian lahan menghasilkan peta sumberdaya lahan tersedia. Peta kesesuaian lahan untuk pertanaman padi dibuat dengan cara melakukan digitasi manual peta
1
Gambar 2 Lokasi penelitian
11
12
satuan lahan dan peta kesesuaian lahan berbasis satuan lahan dalam bentuk hardcopy yang diperoleh dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung. Sintesis antara peta sumberdaya lahan tersedia dengan prioritas strategi sesuai preferensi petani padi menghasilkan strategi
pengembangan kawasan pertanian padi di Kab. Basel. Bagan alir penelitian disajikan pada Gambar 3.
3.3 Jenis Data