2
profesi atau mengalihfungsikan lahan pertanian padinya. Bila kedua hal ini terjadi, maka ketahanan pangan di Prov. Kep. Babel dapat semakin terancam.
Kabupaten Bangka Selatan Kab. Basel adalah penghasil padi tertinggi di Prov. Kep. Babel. Namun, produksi padinya hanya mampu mencukupi 60,62
kebutuhan beras penduduknya, sementara 39,38 lainnya berasal dari Pulau Jawa dan Sumatera Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Basel 2012. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagai sentra produksi padi, Kab. Basel hingga saat ini belum mampu berswasembada beras.
Hasil pemetaan sosial daerah-daerah penghasil minyak dan gas migas oleh Satuan Kerja Sementara Kegiatan Hulu Migas 2012 menunjukkan bahwa pada
tahun 2012 tenaga kerja di bidang pertambangan dan penggalian di Kab. Basel meningkat 3,38, sementara di bidang pertanian menurun 6,12. Dengan laju
pertumbuhan penduduk lebih dari 2 per tahun, data tersebut menginformasikan bahwa pertambahan penduduk sampai saat ini belum berpengaruh positif terhadap
pengembangan pertanian karena lebih disebabkan oleh ketertarikan pendatang terhadap pertambangan timah. Lebih lanjut, angka sementara hasil pencacahan
lengkap Sensus Pertanian 2013 di Kab. Basel menunjukkan penurunan sejumlah 297 rumah tangga pertanian selama sepuluh tahun terakhir. Hal ini
mengindikasikan perlunya strategi untuk mempertahankan dan mengembangkan kawasan pertanian padi sesuai amanat UU No. 41 tahun 2009 tentang
Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan dan PP No. 12 tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. Efektivitas
penerapan strategi tersebut sangat ditentukan oleh preferensi petani dan ketersediaan sumberdaya lahan.
1.2 Ruang Lingkup
Berdasarkan latar belakang terdapat beberapa pengertian yang dapat dijadikan referensi sebagai konsepsi dari pelaksanaan penelitian ini, antara lain:
1. Penelitian ini dilakukan pada daerah yang memiliki lahan pertanian padi
aktual atau merupakan daerah asal kelompok tani padi di Kab. Basel. Pertanian padi aktual didasarkan pada data sekunder yang didapatkan dari
Pemerintah Kab. Basel.
2. Batasan penelitian adalah untuk merekomendasikan strategi pengembangan
kawasan pertanian padi berkelanjutan berdasarkan prioritas strategi dan sumberdaya lahan tersedia. Penentuan prioritas strategi didasarkan atas
preferensi petani. Sumberdaya lahan tersedia yang dimaksud adalah hasil overlay peta kesesuaian lahan, kondisi aktual tutupan lahan, dan rencana tata
ruang wilayah kabupaten RTRWK untuk pola ruang tanaman padi.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini yaitu:
3
1. Bagaimana menyusun prioritas strategi untuk pengembangan pertanian padi
berdasarkan hirarki preferensi petani. Pengembangan pertanian yang dimaksud adalah pengembangan dalam hal peningkatan produksi pertanian
dan pengembangan dalam hal mempertahankan petani agar tetap berprofesi sebagai petani padi.
2. Bagaimana mengidentifikasi sumberdaya lahan yang dapat digunakan untuk
budidaya padi berdasarkan kesesuaian lahan, kondisi lahan eksisting dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten, Pola Ruang Tanaman Padi Kab.
Basel.
3. Bagaimana menyusun arahan pengembangan kawasan pertanian padi
berdasarkan preferensi petani dan ketersediaan sumberdaya lahan untuk mencapai swasembada beras.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : 1.
Menganalisis prioritas strategi pengembangan pertanian padi berdasarkan hirarki preferensi petani.
2. Mengidentifikasi sumberdaya lahan untuk pengembangan kawasan
pertanian padi berbasis interpretasi citra Landsat, kesesuaian lahan dan pola ruang tanaman padi menurut RTRWK.
3. Menyusun arahan strategi pengembangan kawasan pertanian padi di Kab.
Basel untuk mencapai swasembada beras pada tingkat Kab. Basel dan Prov. Kep. Babel.
1.5 Manfaat Penelitian