Analisis persepsi responden terhadap strategi pengembangan pertanian

dimana n = jumlah sampel N = jumlah populasi e = batas toleransi kesalahan error tolerance Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. Dari populasi 100 kelompok tani dengan toleransi kesalahan 2 dipilih 25 ketua kelompok tani padi sebagai responden. Untuk sampel instansi terkait dipilih instansi yang berhubungan dengan pertanian padi berkelanjutan, yaitu: Badan Pelaksana Penyuluh dan Ketahanan Pangan BPPKP Kab. Basel, Dinas Pertanian dan Kehutanan Kab. Basel, Dinas Pekerjaan Umum PU Kab. Basel, Badan Perencana Pembangunan Daerah Kab. Basel, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Prov. Babel Bidang Prasana dan Sarana Pertanian dan Teknologi Hasil Pertanian, Bappeda Prov. Babel, dan Universitas Bangka Belitung.

3.5 Analisis Data

3.5.1 Analisis persepsi responden terhadap strategi pengembangan pertanian

padi Analisis persepsi responden petani padi dan instansi terkait terhadap prioritas strategi untuk mempertahankan dan mengembangkan lahan pertanian padi dilakukan dengan metode AHP. Alternatif strategi yang dianalisis merujuk pada UU No. 41 Tahun 2009 dan PP No. 12 Tahun 2010 yang telah diseleksi berdasarkan kesesuaian lahan serta kondisi dan budaya petani padi di Kab. Basel.

3.5.1.1 Analytical Hierarcy Process AHP

AHP pada penelitian ini digunakan sebagai alat bantu menentukan kriteria dalam penentuan strategi perlindungan dan pengembangan lahan pertanian padi. Level hirarki AHP dalam penelitian ini terdiri dari tiga aras yaitu : 1. Aras 1 Tujuan, adalah menentukan priroritas strategi pengembangan kawasan pertanian padi berdasarkan persepsi petani dan instansi terkait. 2. Aras II Strategi terdiri dari pengembangan infrastruktur pertanian A, penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian B, adanya lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk usaha pertanian padi C, pemberian penghargaan kepada petani berprestasi D dan pembinaan pemasaran di tingkat lapangan E. 3. Aras III kegiatan yang berasal dari pengembangan strategi pada level II, yang selanjutnya disebut aksi. Aksi-aksi pada aras III berasal dari UU No. 41 Tahun 2009, PP No.12 Tahun 2010 dan penambahan dari hasil wawancara dengan petani. Susunan level hirarki AHP yang terdiri dari tiga aras tersebut diperlihatkan pada Gambar 4. Penilaian prioritas dilakukan pada aras 2 dan 3. Aras I Tujuan Aras II Strategi Aras III Aksi -pembangunan danatau peningkatan jaringan irigasi Pengembangan infrastruktur pertanian A -pembangunan danatau rehabilitasi jalan usahatani -perbaikan kesuburan tanah -konservasi tanah dan air -pembangunan danatau peningkatan infrastruktur pertanian selain irigasi dan jalan usahatani -penyediaan benih danatau bibit Penyediaan sarana dan prasarana produksi pertanian B -penyediaan alat dan mesin pertanian -penyediaan fasilitas produksi pasca panen -penyediaan pestisida -penyediaan pupuk organik, inorganik, dan ZPT Penentuan strategi pengembangan kawasan pertanian padi berkelanjutan Adanya lembaga keuangan yang menyediakan kredit untuk usahatani padi C -kredit ringan untuk usahatani padi -kemudahan administrasi bagi petani padi -adanya bimbingan dalam melakukan kredit usahatani -penerbitan sertifikat hak atas tanah Pemberian penghargaan kepada petani berprestasi D -pemberian pelatihan -pemberian insentif uang bagi petani berprestasi -bantuan keringanan pajak bumi dan bangunan Pembinaan pemasaran di tingkat lapangan E -penyediaan mitra kerjasama -monev oleh pemerintah dalam pemasaran hasil di tingkat lapang Gambar 4 Susunan level hirarki AHP

3.5.2 Identifikasi lahan aktual dan tersedia untuk Kawasan Pertanian Padi