Pemisahan Inti dengan Cangkang Pengeringan Inti

54 gumpalan ampas akan menjadi kering dan mudah terurai pada waktu dipukul oleh padel-padel CBC.

2. Pemeraman Biji

Biji yang berasal dari nut polishing drum diangkut dengan menggunakan conveyor dan destoner menuju ke silo biji Nut Silo untuk proses pemeraman biji. Sebelum masuk ke silo biji, terlebih dahulu biji dimasukkan kedalam tromol fraksi biji nut grading screen untuk memisahkan biji-biji menurut fraksinya, yaitu fraksi kecil dan fraksi besar dengan terpisahnya biji fraksi kecil dan fraksi besar maka proses pemecahan biji dalam nut crecker akan lebih sempurna persentasi inti pecah akan berkurang. Biji yang telah dipisahkan akan masuk ke dalam silo nut silo sesuai dengan fraksi-fraksinya untuk proses pemeraman biji. Biji yang diperam dianggap kering bila kadar air biji 12 persen. Proses pemeraman dilakukan selama 24 jam untuk mendapatkan hasil yang diinginkan.

3. Pemecahan Biji

Alat ini terdiri dari rotor yang berputar dan mempunyai dinding kasing Slator yang berbentuk silinder dan pada bagian bawahnya berbentuk konus cone. Dinding kasing wearing plat ini terbuat dari plat baja keras. Rotor terdiri dari poros yang diberi lempengan siku-siku yang berputar pada poros tersebut. Oleh karena adanya gaya sentrifugal yang ditimbulkan oleh putaran rotor yang sangat tinggi maka biji-biji yang masuk ke lubang rotor akan terbawa oleh lempengan siku-siku tersebut kemudian terlempar ke samping membentur dinding kasing. Akibatnya biji-biji tersebut akan pecah dan intinya akan terpisah dan cangkang.

4. Pemisahan Inti dengan Cangkang

Campuran pecahan inti, biji utuh dan cangkang yang dihantarkan oleh timba kraksel masuk ke dalam LTJS Light Tanera Just Separator. Alat ini merupakan kolom pemisah vertikal Vertical Column Separator yang dilengkapi dengan fanblower penghisap. Prinsip pemisahan berdasarkan berat jenis dan gaya gravitasi. Melalui kolom pemisah tersebut abu, cangkang halus dan serat halus yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke dalam siklon penampung abu dust cyclone , kemudian menghantarnya ke stasiun ketel boiler station sebagai bahan 55 bakar ketel boiler, sedangkan inti, cangkang kasar dan biji utuh yang lebih berat akan jatuh menuju ayakan, ayakan ini berfungsi untuk memisahkan biji utuh noten. Campuran pecahan akan masuk melalui kisi-kisi tersebut dan dengan bantuan getaran akan terjadi pemisahan antara biji utuh notten dengan campuran pecahan. Campuran pecahan akan jatuh ke dalam kolom kraksel cracksel conveyor yang akan menghantarkannya ke hidrosiklon hydrocyclone untuk dipisahkan.

5. Pengeringan Inti

Inti basah hasil pemisahan akan dibawa ke konveyor inti basah menuju timba inti karnel elevator yang menghantarkan inti basah masuk ke dalam konveyor atas silo inti. Konveyor ini berfungsi untuk mendistribusikan inti basah masuk kedalam silo inti karnel silo. Bentuk ataupun cara kerja silo inti sama seperti pada silo biji Nut Silo. Hanya saja pada silo inti yang dikeringkan adalah intinya. Ke dalam silo inti ini juga dialirkan uap jenuh dan dihembuskan pula udara panas oleh blower pemanas heater. Waktu pengeringan yang dibutuhkan adalah 18 jam. 56

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produksi CPO

Pada penelitian ini model fungsi produksi yang digunakan adalah model fungsi produksi Cobb Douglas, dimana sebelum menetapkan suatu model fungsi yang baik harus dilakukan pengujian terhadap ketepatan model didasari dengan asumsi-asumsi yang telah ditetapkan. Hal ini sangat perlu dilakukan agar model diperoleh yang terbaik mengingat parameter-parameter yang digunakan dalam model adalah parameter dugaan. Perangkat software yang digunakan dalam penelitian ini adalah Microsoft Excel, Minitab 14 dan Eviews 5.1. Model fungsi produksi CPO dibangun berdasarkan laporan produksi bulanan periode Januari 2008 - Desember 2011 yang tersedia di perusahaan. Data yang digunakan dalam pendugaan fungsi produksi CPO meliputi produksi CPO, jumlah Tandan Buah Segar TBS, tenaga kerja, jam mesin, penggunaan air, penggunaan uap dan suplai listrik. Produksi CPO sebagai variabel yang dipengaruhi sedangkan jumlah Tandan Buah Segar TBS, tenaga kerja, jam mesin, bahan pembantu air dan suplai listrik sebagai variabel yang mempengaruhi. Hasil pendugaan model dengan menggunakan faktor produksi jumlah TBS X1, tenaga kerja X2, jam mesin X3, air X4, uap X5 dan suplai listrik X6 dapat dilihat pada Tabel 16. Berikut hasil pengolahan model regresi. Tabel 16. Hasil Pendugaan Model Fungsi Produksi CPO dengan Enam Faktor Produksi Variabel Koef. Dugaan T hitung VIF konstanta -1,356 Jumlah TBS X1 0,1894 47,518 1,0 Tenaga kerja X2 0,3092 79,239 1,0 Jam mesin X3 0,1766 44,633 1,0 Penggunaan Air X4 0,1927 48,509 1,0 Penggunaan Uap X5 0,0665 28,727 1,0 Suplai Listrik X6 0,1899 48,792 1,0 R-Sq = 98,0 R-Sq Adj = 98, 0 F hitung = 2302,47 P-Value = 0,000 Ket: signifikan, t- hitung t table α = 5 = t 0.052 48-6-1 = 2,021