mau menerima harga yang lebih tinggi untuk jumlah tertentu tapi tidak lebih rendah.
Sugiarto et al. 2007 berpendapat bahwa analisis permintaan dan
penawaran merupakan alat yang penting untuk: 1 memahami respon harga dan kuantitas suatu komoditas terhadap perubahan variabel-variabel ekonomi seperti
teknologi, selera konsumen, harga komoditas lain, dan harga faktor produksi, 2 Menganalisis interaksi yang kompetitif antara penjual dan pembeli dalam
menghasilkan harga dan kuantitas suatu komoditas, 3 Menunjukkan kebebasan yang diberikan pasar kepada konsumen dan produsen, 4 Menganalisis efek
berbagai intervensi kebijakan pemerintah di pasar, seperti pengendalian harga, kuota, pajak subsidi, dan lain-lain.
2.4 Teori Integrasi Pasar
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui efisiensi pasar yaitu adalah dengan melakukan analisis integrasi pasar. Melalui analisis
integrasi pasar kita dapat mengetahui kecepatan respon pelaku pasar terhadap perubahan harga sehingga dapat dilakukan pengambilan keputusan yang tepat dan
cepat. Pasar yang terintegrasi akan membentuk harga kesetimbangan yang berkaitan secara langsung Aji, 2010.
Menurut Goletti dan Minot 2000, definisi dari integrasi pasar adalah kondisi yang dihasilkan akibat tindakan pelaku pemasaran serta lingkungan
pemasaran yang mendukung terjadinya perdagangan meliputi infrastruktur pemasaran dan kebijakan pemerintah, sehingga menyebabkan harga di suatu pasar
ditransformasikan ke pasar lainnya. Adanya informasi pasar yang mendukung
menyebabkan perubahan yang terjadi di suatu pasar seperti adanya perubahan harga akan ditransmisikan ke pasar lain dengan perubahan harga. Hal ini dapat
digunakan oleh produsen sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Berdasarkan hubungan pasar yang dianalisis, integrasi pasar dapat
dibedakan menjadi dua jenis yaitu integrasi pasar horizontal spasial dan integrasi vertikal. integrasi horizontal spasial merupakan tingkat keterkaitan hubungan
antara suatu pasar regional dan pasar regional lainnya. Integrasi pasar spasial memiliki konsep bahwa pasar-pasar yang terpisah secara geografis memiliki
keterkaitan harga dimana harga yang terjadi merupakan pengaruh dari harga di pasar lain yang saling berinteraksi. Dua pasar dapat dikatakan terintegrasi secara
spasial jika diantara lokasi pasar terjadi perdagangan dan harga pada daerah importir sama dengan harga pada daerah eksportir ditambah dengan biaya
transportasi dan biaya transfer lainnya. Menurut Campenhout 2005 pasar dikatakan terintegrasi jika dihubungkan oleh sebuah proses arbitrase. Jika
perbedaan harga antara dua pasar lebih rendah dari biaya transaksi, maka seorang produsen akan berfikir untuk menghentikan perdagangan.
Integrasi pasar vertikal adalah tingkat keeratan hubungan antara pasar produsen dengan pasar pedagang atau ritel. Pasar produsen adalah pasar dimana
penawaran produsen berinteraksi dengan permintaan dari pedagang. Sedangkan pasar ritel adalah pasar yang merupakan bertemunya permintaan konsumen akhir
dengan penawaran dari pedagang. Suatu pasar dikatakan terintegrasi vertikal jika harga pada suatu lembaga pemasaran ditransformasikan ke lembaga pemasaran
lain dalam satu rantai pemasaran Hendriany, 2007.
Integrasi pasar vertikal menunjukkan perubahan harga di suatu pasar akan direfleksikan pada perubahan harga di pasar lain secara vertikal dalam produk
yang sama Suparmin, 2005. Pada pasar yang terintegrasi secara vertikal, intervensi pada suatu pasar akan berdampak nyata terhadap pasar lainnya, atau
sebaliknya pada pasar yang tidak terintegrasi vertikal intervensi pada suatu pasar tidak akan berpengaruh nyata terhadap pasar lainnya.
2.5 Teori Perdagangan Internasional