5.3 Uji Stabilitas VAR
Uji stabilitas VAR dilakukan untuk melihat apakah model VAR yang digunakan stabil atau tidak. Uji ini dilakukan sebelum estimasi VECM. Stabilitas
VAR perlu diuji karena jika model VAR tidak stabil maka analisis Impuls Response Function IRF dan Forecasting Error Variance Decomposition
FEVD menjadi tidak valid. Kestabilan model VAR dalam uji ini dilihat dari nilai modulus dari seluruh roots of characteristic polynominal. Suatu model VAR
dikatakan stabil jika seluruh roots-nya memiliki nilai modulus yang kurang dari satu Gujarati, 2004.
Berdasarkan uji stabilitas VAR yang telah dilakukan, terlihat bahwa nilai modulus dari seluruh roots memiliki nilai modulus kurang dari satu, sehingga
dapat disimpulkan bahwa model VAR yang digunakan dalam penelitian ini stabil pada lag optimalnya yaitu lag satu. Hasil dari uji stabilitas VAR dapat dilihat pada
Tabel 5.3
Tabel 5.3. Hasil Uji Stabilitas VAR
Root Modulus
0.926507 – 0.137641i 0.936675
0.926507 + 0.137641i 0.936675
0.904598 0.904598
0.695799 0.695799
5.4 Uji Kausalitas Granger
Analisis kausalitas digunakan untuk mengetahui hubungan sebab akibat dari setiap variabel. Hubungan kausalitas antara variabel yang ada dalam model
dapat dilihat dalam uji kausalitas granger. Berdasarkan hasil uji kausalitas
didapatkan bahwa diantara harga minyak kanola dan minyak kelapa sawit terjadi saling mempengaruhi satu sama lain atau terjadi kausalitas dua arah. Hal ini dapat
diartikan bahwa perubahan harga pada minyak kanola dapat berpengaruh pada perubahan harga minyak kelapa sawit dunia. Oleh karena itu, jika terjadi shock
pada harga minyak kanola, maka harga minyak kelapa sawit akan terkena imbasnya. Demikian pula sebaliknya, perubahan pada harga minyak kelapa sawit
akan berpengaruh pada harga minyak kanola. Hubungan kausalitas dua arah yang signifikan juga terjadi antara harga
minyak kanola dengan harga minyak bunga matahari dan harga minyak kelapa sawit dengan harga minyak kedelai. Hal ini berarti perubahan harga minyak
kanola dan minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi harga minyak bunga matahari dan minyak kedelai. Begitu pula sebaliknya, perubahan harga minyak
bunga matahari dan minyak kedelai dapat mempengaruhi harga minyak kanola dan minyak kelapa sawit. Adanya hubungan dua arah diantara harga minyak
nabati dunia mengindikasikan bahwa diantara jenis minyak nabati tersebut memiliki hubungan substitusi maupun komplementer.
Uji kausalitas antara harga minyak kelapa sawit dengan harga minyak bunga matahari menunjukkan adanya hubungan satu arah. Artinya, perubahan
harga minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi harga minyak bunga matahari, tetapi perubahan harga minyak bunga matahari tidak dapat mempengaruhi harga
minyak kelapa sawit. Hal serupa juga terjadi pada harga minyak bunga matahari dengan harga minyak kedelai dimana harga minyak bunga matahari secara
signifikan berhubungan satu arah dengan harga minyak kedelai. Hal ini berarti perubahan pada harga minyak bunga matahari akan mempengaruhi harga minyak
kedelai, namun perubahan harga minyak kedelai tidak dapat mempengaruhi harga minyak bunga matahari.
Berdasarkan hasil uji kausalitas Granger dapat dilihat bahwa harga
minyak kelapa sawit mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga minyak nabati lainnya baik hubungan satu arah maupun dua arah. Hal ini berarti
perubahan pada harga minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi harga minyak nabati lainnya. Kondisi ini mungkin dikarenakan minyak kelapa sawit merupakan
komoditas minyak nabati dengan kontribusi terbesar dari seluruh minyak nabati lainnya sehingga perubahan harga minyak kelapa sawit dapat mempengaruhi
harga minyak nabati lainnya. Hasil dari Granger Causality Test ditunjukkan oleh Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Hasil Granger Causality Test
Variabel Bebas Variabel Tak Bebas
Probabilitas PCAN PCPO
0.0003 PSOY
0.8566 PSUN
0.0031 PCPO PCAN
6.E-06 PSOY
6.E-09 PSUN
0.0232 PSOY PCPO
3.E-05 PCAN
0.1749 PSUN
0.0859 PSUN PCPO
0.1275 PCAN
3.E-07 PSOY
0.0006 Keterangan: signifikan pada
α = 5
5.5 Analisis Kointegrasi