Penelitian Mengenai Kointegrasi Harga

karena itu, setiap eror yang dimasukan peneliti dalam langkah pertama akan diteruskan pada langkah kedua. Metode lain yang dapat digunakan untuk melakukan uji kointegrasi selain metode Engle-Granger salah satunya adalah metode Johansen Cointegration Test. Metode ini dapat mengatasi permasalahan yang terdapat pada metode Engle- Granger.

2.7 Model VECM Vector Error Correction Model

Vector Error Correction Model VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Restriksi tambahan ini harus diberikan karena adanya data yang tidak stasioner tapi terkointegrasi. VECM memanfaatkan informasi restriksi kointegrasi tersebut ke dalam spesifikasinya. Oleh karena itu VECM sering disebut sebagai VAR untuk data yang nonstasioner yang memiliki hubungan kointegrasi.

2.8 Penelitian Terdahulu

2.8.1 Penelitian Mengenai Kointegrasi Harga

Widyasari 2010 dalam penelitiannya membahas tentang analisis kointegrasi harga beberapa komoditas pangan utama di pulau Sumatera dan Jawa pasca krisis ekonomi. Peneliti melihat bahwa sentra produksi beberapa jenis tanaman pangan di Indonesia masih terkonsentrasi di Pulau Jawa. Perbedaan jumlah produksi antar propinsi akan menyebabkan terjadinya arus perdagangan antar propinsi dan antar pulau sehingga terjadi suatu hubungan kointegrasi harga antar pasar propinsi yang melakukan perdagangan. Pengetahuan akan transmisi keselarasan transmisi harga yang merupakan indikator integrasi pasar dapat digunakan untuk mengetahui kecepatan respon pelaku pasar terhadap perubahan harga. Oleh karena itu, dalam penelitian ini peneliti menganalisis kointegrasi harga jagung, kacang tanah, dan ketela rambat berdasarkan provinsi-provinsi yang terdapat di pulau Sumatera dan Jawa. Adapun variabel yang digunakan adalah harga jagung, kacang tanah, dan ketea rambat di tingkat produsen dan konsumen dengan menggunakan model analisis VAR Vector Autoregression dan VECM Vector Error Correction Model. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan peneliti menyimpulkan dari hasil uji kointegrasi menunjukkan bahwa terdapat kointegrasi antar variabel- variabel harga jagung, kacang tanah, dan ketela rambat di tingkat produsen dan konsumen, baik di pulau Sumatera maupun pulau Jawa. Artinya dalam jangka panjang terjadi transmisi harga di tingkat produsen dan konsumen antar provinsi dan terjadi penguasaan informasi harga yang cukup sempurna baik oleh produsen maupun konsumen. Sedangkan dari hasil uji kausalitas disimpulkan bahwa tidak terdapat salah satu variabel harga yang memiliki hubungan kausalitas dengan seluruh variabel harga lain. Hal ini membuktikan bahwa tidak terdapat pemimpin harga jagung, kacang tanah, dan ketela rambat di tigkat produsen dan konsumen. Trisna 2006 menganalisis kointegrasi harga sayuran penting berdasarkan wilayah serta membahas kointegrasi harga sayuran penting di tingkat produsen dan konsumen dan juga membahas apakah terdapat pemimpin harga sayuran penting di tingkat produsen dan konsumen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dan untuk analisis keterkaitan jangka panjang dilakukan dengan menggunakan metode analisis VAR Vector Auturegression dan VECM Vector Error Correction Model serta Granger Causality Test untuk menganalisis apakah terdapat pemimpin harga di tingkat produsen dan konsumen. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan uji kointegrasi didapat bahwa terdapat kointegrasi harga cabai merah tingkat produsen dan kointegrasi harga bawang merah tingkat produsen. Selain itu, hasil uji kointegrasi harga di tingkat konsumen menunjukkan bahwa terdapat kointegasi harga cabai merah, bawang merah, kentang, dan kubis tingkat konsumen. Pada uji kausalitas multivariat pada harga keempat sayuran pentig di tingkat produsen dan konsumen, menunjukkan bahwa tidak terdapat salah satu variabel harga yang memiliki hubungan kausalitas dengan seluruh variabel harga yang lain, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pemimpin harga cabai merah, bawang merah, kentang dan kubis di tingkat produsen dan konsumen. Widyanti 2007 dalam penelitiannya mengenai analisis integrasi pasar CPO dunia dengan pasar CPO , minyak goreng, dan TBS domestik serta pengaruh tarif ekspor CPO dan harga BBM dunia menunjukkan bahwa pasar CPO dunia terintegrasi dengan pasar CPO, minyak goreng, dan TBS domestik. Pasar CPO dunia berperan sebagai penentu harga, sedangkan pasar-pasar domestic berperan sebagai pengikut harga. Pada pasar domestik, terjadi integrasi pasar antara pasar CPO dengan pasar TBS domestik dimana pasar CPO domestik adalah penentu harga bagi pasar TBS domestik. Tarif ekspor CPO yang diterapka pemerintah ternyata tidak berpengaruh terhadap integrasi pasar yang terjadi. Harga BBM dunia berpengaruh terhadap integrasi pasar yang terjadi. Artinya, Indonesia sebagai salah satu negara eksportir CPO terbesar di dunia memiliki peluang yang sangat besar untuk memenuhi kebutuhan industri biodiesel di pasar dunia.

2.8.2 Penelitian Mengenai Minyak Nabati