pula disimpulkan bahwa respon harga minyak kedelai terhadap shock harga minyak kelapa sawit, minyak bunga matahari, dan minyak kanola bersifat positif
dan stabil di jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak kedelai bergerak seiring dengan harga minyak kelapa sawit, minyak kanola, dan minyak
bunga matahari.
5.7.4 Respon Variabel PSUN Terhadap Shock Variabel Lainnya
Pada saat harga minyak kelapa sawit, harga minyak kedelai, minyak kanola, dan minyak bunga matahari diguncang, harga minyak bunga matahari
mengalami perubahan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai respon variabel harga minyak bunga matahari yang tidak nol ketika harga minyak kelapa sawit, minyak
kanola, minyak kedelai, dan minyak bunga matahari diberi guncangan. Meresponnya harga minyak bunga matahari terhadap shock yang terjadi pada
variabel minyak nabati lainnya ini juga sejalan dengan penelitian Yu et al 2006 dan Amirudin 2005 yang menyatakan bahwa harga minyak bunga matahari
sebagai jenis minyak nabati merespon shock yang terjadi pada semua variabel
minyak nabati lainnya.
Respon harga minyak bunga matahari terhadap shock harga minyak kedelai dalam lima bulan pertama mengalami penurunan hingga -30, kemudian
meningkat dan menuju kestabilan pada tingkat -20,6 pada bulan ke-23. Respon harga minyak bunga matahari terhadap guncangan harga minyak kelapa sawit
meningkat hingga 100 pada lima bulan pertama, setelah itu menurun menjadi 90,9 pada bulan ke-12. Dampak shock harga minyak kelapa sawit terhadap
harga minyak bunga matahari mulai menunjukkan kestabilan setelah bulan ke-24
-40 40
80 120
160
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of PSUN to PCPO
-40 40
80 120
160
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of PSUN to PCAN
-40 40
80 120
160
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of PSUN to PSOY
-40 40
80 120
160
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Response of PSUN to PSUN
Response to Cholesky One S.D. Innovations
dimana nilai responnya sebesar 91,6. Respon harga minyak bunga matahari terhadap shock harga minyak kanola meningkat positif hingga 28,7 pada tujuh
bulan pertama dan mulai menunjukkan kestabilan setelah bulan ke-17 dengan tingkat 27,8. Shock harga minyak bunga matahari terhadap harganya sendiri
memberikan peningkatan hingga 147,7 pada enam bulan pertama dan menunjukkan kestabilan setelah bulan ke-18 dengan tingkat 138.
Gambar 5.4. Hasil Impulse response Function PSUN Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan bahwa harga minyak bunga
matahari merespon paling besar terhadap shock harga minyak kelapa sawit daripada terhadap shock harga minyak kanola dan harga minyak kedelai. Lebih
besarnya respon harga minyak bunga matahari terhadap goncangan harga minyak kelapa sawit ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin 2005
dimana harga minyak bunga matahari merespon lebih besar terhadap shock yang terjadi pada harga minyak kelapa sawit daripada shock harga minyak kedelai dan
harga minyak kanola. Selain itu dapat pula disimpulkan bahwa respon harga minyak bunga matahari terhadap shock harga minyak kelapa sawit dan minyak
kanola bersifat positif dan stabil di jangka panjang. Hal ini menunjukkan bahwa harga minyak kedelai bergerak seiring dengan harga minyak kelapa sawit, minyak
kanola, dan minyak bunga matahari. Berdasarkan
analisis impulse response yang telah dilakukan didapat bahwa
semua variabel harga minyak nabati dalam model memilki respon ketika variabel lainnya diberi shock. Hal ini sesuai dengan teori permintaan dan penawaran, yaitu
permintaan dan penawaran dipengaruhi oleh harga barang itu sendiri dan harga barang lain yang terkait. Nilai respon yang besar pada setiap variabel ketika
menghadapi shock yang terjadi pada variabel lainnya mengindikasikan tingginya korelasi diantara harga-harga minyak nabati tersebut. Nilai respon yang
meningkat positif dari harga keseimbangan dan stabil pada jangka panjang menggambarkan shock sebesar satu standar deviasi di variabel harga minyak
nabati lain memberikan dampak kenaikan harga dari standar deviasinya. Sedangkan nilai respon negatif menggambarkan shock sebesar satu standar deviasi
di variabel harga minyak nabati lain memberikan dampak penurunan harga dari standar deviasinya.
Hasil impulse response menunjukkan bahwa harga minyak kanola, harga
minyak kedelai, dan harga minyak bunga matahari memiliki respon yang besar terhadap shock harga minyak kelapa sawit. Hal ini sesuai dengan hasil uji
kausalitas Granger yaitu minyak kelapa sawit merupakan minyak nabati yang
memiliki pengaruh terhadap perubahan harga semua minyak nabati dunia, sehingga perubahan ataupun goncangan yang terjadi pada harga minyak kelapa
sawit akan memberikan pengaruh yang besar terhadap harga minyak nabati yang lain. Selain itu dari hasil impulse response juga menunjukkan bahwa shock pada
harga minyak kedelai direspon negatif oleh variabel harga minyak nabati lainnya.
5.8 Analisis Variance decomposition