15 tergantung pada kandungan substrat media tanam, bibit jamur dan lingkungan selama
dilakukannya pemeliharaan.
1. Panen Panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh buah jamur tiram sudah
memenuhi persyaratan, dengan diameter rata-rata antara 5 sampai 10 centimeter dengan kondisi fisik belum mekar penuh atau pecah. Jamur tiram dengan kondisi ini
tidak mudah rusak jika dipanen. Waktu yang paling baik untuk memanen jamur tiram adalah pagi hari karena kondisi jamur tiram dalam keadaan masih segar, cara
melakukan pemanenan yang baik adalah dengan mencabutnya dan menyertakan tubuh buah bersama akarnya. Hal tersebut dilakukan agar tidak ada bagian jamur
tiram yang tertinggal yang bisa mengakibatkan kebusukan. 2. Pasca Panen
Penanganan yang dilakukan setelah pemanenan bertujuan untuk menciptakan hasil yang berkualitas sehingga dapat sesuai dengan permintaan pasar. Kegiatan yang
dilakukan yaitu melalui penyortiran, pengemasan dan kegiatan lainnya seperti pengeringan. Dalam kegiatan penyortiran jamur tiram harus segera dipisahkan dari
pangkalnya agar bersih, selain itu dipisahkan juga berdasarkan bentuk dan ukurannya hal ini bertujuan agar diperoleh hasil yang seragam. Untuk pengemasan jamur
umumnya dikemas menggunakan plastik kedap udara, penyimpanan di dalam plastik bisa mempertahankan kesegaran jamur selama 2 sampai 4 hari.
2.3 Penelitian Terdahulu Mengenai Risiko
Penelitian mengenai risiko di suatu usaha telah banyak dilakukan sebelumnya oleh beberapa peneliti. Hal tersebut memberikan maksud bahwa risiko merupakan hal
yang sangat penting untuk dikaji lebih lanjut, terlebih dikaji dengan maksud untuk melindungi suatu usaha dari suatu kerugian. Tentunya yang berkaitan dengan dampak
dan strategi penanganan risiko tersebut. Permasalahan produksi dalam hal ini produktivitas ditemui juga pada budidaya jamur tiram yang dimiliki oleh Yayasan
Paguyuban Ikhlas. Dimana produktivitas jamur tiram mengalami fluktuasi bahkan terlihat pada musim panen pada bulan tertentu fluktuasinya cukup signifikan, dengan
16 demikian perlu dikaji lebih lanjut pada aspek produksinya. Untuk alat analisis dasar
yang digunakan oleh kebanyakan para peneliti sebelumnya juga akan menjadi alat analisis dasar untuk mengetahui kemungkinan atau probabilitas terjadinya risiko
produksi pada usaha budidaya jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas ini. Selain dari alat analisis dasar yang digunakan yaitu variance, standard deviation, dan
coefficient variance . Ada beberapa alat analisis lain yang sering juga digunakan untuk
menganalisis risiko dan mengetahui probabilitas dampak dari suatu risiko, hal tersebut dapat terlihat dari beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan.
Wisdya 2009 melakukan penelitian mengenai faktor-faktor penyebab risiko produksi pada produksi anggrek phalaeonopsis. Ditemukkan bahwa anggrek yang
tidak layak jual reject terdiri dari kontaminasi dalam pembibitan dengan teknik kultur jaringan, serangan hama penyakit, virus, mutan, stagnan dan kerusakkan
mekanis pada tanaman yang sulit diprediksi.Peluang untuk kondisi tertinggi, normal dan terendah diukur dari proporsi frekuensi atau berapa kali perusahaan mencapai
presentase keberhasilan produksi dan pendapatan tertinggi, normal dan terendah selama periode siklus berlangsung, selain itu Wisdya 2009 juga mengemukakan
bahwa strategi penanganan risiko produksi anggrek phalaeonopsis pada PT. EGF dapat dilakukan dengan pengembangan diversifikasi pada lahan yang ada. Alat
analisis yang digunakan z-score dan VaR Value at Risk utnuk menganalisis dampak dari terjadinya risiko pada usaha yang sedang diteliti. VaR adalah kerugian terbesar
dalam rentang waktu atau periode yang diprediksi dengan tingkat kepercayaan tertentu. Pengukuran dampak dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada
kegiatan produksi dan penerimaan. Penggunaan alat analisis ini tentunya bertujuan untuk memperkaya kajian dari penelitian yang akan dilakukan sehingga nantinya
hasil dari penelitian yang dilakukan ini, tidak hanya sekedar menghitung besarnya probabilitas terjadinya risiko pada suatu usaha, tetapi juga mengukur dampak yang
ditimbulkan risiko tersebut bagi perusahaan. Jika dihubungkan dengan penelitian yang akan dilakukan, alat analisis ini juga akan digunakan untuk menilai dampak dan
besarnya sumber risiko terhadap perkembangan Yayasan Paguyuban Ikhlas.
17 Jamilah 2010 meneliti tentang analisis risiko produksi wortel dan bawang
daun. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis tingkat risiko produksi wortel dan bawang daun, serta menganalisis alternatif penanganan risiko produksi
dari kedua jenis komoditas tersebut. Penelitian ini difokuskan pada analisis risiko produksi. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat risiko menggunakan
analisis dasar yang sering digunakan untuk mengukur risiko yaitu variance, standard deviation, dan coefficient variation
. Alat analisis dasar tersebut juga akan digunakan penulis untuk menghitung risiko produksi jamur tiram putih.
Berbeda dengan Jamilah 2010 penelitian yang dilakukan Lubis 2009 meneliti tentang manajemen risiko produksi padi. Penelitian yang dilakukan
bertujuan untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha padi semi organik, serta menganalisis dampak risiko yang disebabkan oleh
sumber-sumber risiko produksi. Dari konsep tujuan penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis, dimana identifikasi sumber-sumber risiko
menjadi tolak ukur awal dalam menjawab kemungkinan-kemungkinan risiko yang bisa saja terjadi pada usaha manajemen risiko padi semi organik. Alat analisis yang
digunakan untuk menghitung terjadinya risiko yaitu menggunakan analisis dasar variance, standard deviation, coefficient variation, dan expected return.
Lubis 2009 juga menambahkan analisisnya yaitu menghitung dampak risiko juga dengan
menggunakan nilai z–score dan VaR Value at Risk. Alat analisis ini juga dipergunakan oleh Wisdya 2009 untuk mengetahui dampak dari risiko pada
kegiatan produksi dan penerimaan. Penambahan analisis ini dapat juga diterapkan dan menjadi bahan referensi
pada penelitian yang akan dilakukan. Kemudian Sembiring 2010 meneliti tentang analisis risiko produksi sayuran organik, penelitian ini meneliti tentang perusahaan
yang bergerak dalam bidang pertanian organik. Menurut penelitian yang telah dilakukan risiko produksi dapat disebabkan oleh kondisi cuaca yaitu curah hujan
yang terlalu tinggi, serangan hama, penyakit. Selain itu teknologi yang digunakan juga menjadi hal yang dapat mempengaruhi hasil produksi. Risiko produksi tersebut
juga memiliki hubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, dimana
18 sumber-sumber risiko tersebut dapat mempengaruhi produktivitas dari jamur tiram.
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan Sembiring yaitu menganalisis risiko produksi sayur organik yang dihadapi perusahaan dan strategi penanganan apa yang
dapat diterapkanuntuk menangani risiko produksi tersebut. Tujuan dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Jamilah dan Siregar. Sedangkan
alat analisis yang digunakan masih sama dengan penelitian risiko sebelumnya tetap menggunakan analisis dasar risiko yaitu meggunakan variance, standard deviation,
coefficient variation, dan expected return . Dimana alat analisis dasar ini memang
selalu menjadi alat analisis untuk mengetahui nilai risiko suatu usaha. Purwanti 2011 meneliti tentang analisis risiko produksi sayuran hidroponik.
Pada penelitian ini difokuskan pada analisis risiko produksi dan hubungannya dengan pendapatan yang diharapkan. Komoditas yang diteliti adalah lollorossa selada
keriting merah yang menjadi komoditas unggulan di perusahaan tersebut, tujuan dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Jamilah, Siregar dan Sembiring yaitu menganalisis sumber-sumber risiko produksi, mengetahui besarnya risiko produksi dan menganalisis alternatif strategi
untuk mengatasi risiko produksi tersebut. Dari analisis yang dilakukan sumber-sumber risiko yang ada yaitu kondisi
cuaca, iklim, ketrampilan SDM, hama dan penyakit, kerusakan sistem pengairan. Jika dilihat dari sumber-sumber risiko tersebut memang usaha di bidang agribisnis tidak
jauh berbeda antara risiko yang dihadapi, beberapa sumber-sumber risiko tersebut juga terdapat pada usaha budidaya jamur tiram. Alat analisis yang digunakan untuk
menilai risiko pun masih tetap sama menggunakan analisis dasar variance, standard deviation, coefficient variation
. Analisis risiko produksi ini dilakukan sebagai akibat dari hasil produktivitas lollorosa yang berfluktuasi di setiap bulannya yang mungkin
akan berdampak pada pendapatan perusahaan. Dari penelitian yang dilakukan Purwanti 2011 cukup berkaitan dengan apa yang akan diteliti yaitu analisis produksi
jamur tiram putih. Hasil tinjauan penelitian-penelitian terdahulu mengenai risiko, dapat ditarik
satu pengertian bahwa seluruh usaha yang berbasis agribisnis secara umum tidak
19 terlepas dari risiko bisnis. Metode analisis dasar yang digunakan tidak hanya untuk
mengukur besaran risiko saja tetapi juga harus diukur peluang terjadinya risiko dan dampak yang ditimbulkannya bagi usaha agribisnis yang dijalankan. Penelitian ini
secara umum juga akan menggunakan alat-alat analisis yang tersedia yang sebelumnya sudah dilakukan, dengan jamur tiram putih sebagai komoditas yang akan
diteliti. Pada Tabel 5 dapat dilihat beberapa penelitian-penelitian terdahulu mengenai Analisis risiko produksi.
Tabel 5. Penelitian Terdahulu Mengenai Analisis Risiko
No Nama
Topik Analisis Risiko Metode
1. Wisdya 2009 Analisis Risiko Anggrek
Phalaenopsis Pada PT. Ekakarya Graha Flora di Cikampek, Jawa
Barat Variance, standard
deviation, coefficient
variation, Z-score, VaR
2. Jamilah 2010 Analisis Risiko Produksi Wortel
dan Bawang Daun di Kawasan Agropolitan Cianjur Jawa Barat
Variance, standard deviation,
coefficient variation
3. Lubis 2009 Analisis Manajemen Produksi dan
Penerimaan Padi Semi Organik di Desa Ciburuy Kecamatan
Cigombong, Kabupaten Bogor Variance, standard
deviation, coefficient
variation, Z-score, VaR
4. Sembiring 2010 Analisis Risiko Produksi Sayuran
Organik pada The Pinewood Organik Farm di Kabupaten Bogor
Variance, standard deviation,
coefficient variation
5 Purwanti 2010
Analisis Risiko Produksi Sayuran Hidroponik pada PT. Momenta
Agrikultura amazing farm Lembang Kabupaten Bandung
Variance, standard deviation,
coefficient variation
20
2.4 Penelitian Terdahulu Mengenai Jamur Tiram Putih