34
IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada budidaya jamur tiram putih yang dimiliki oleh usaha Yayasan Paguyuban Ikhlas yang berada di Jl. Thamrin No 1 Desa Cibening,
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan sengaja, dimana di wilayah tersebut ada beberapa pertanian
budidaya jamur tiram yang dikembangkan bersama masyarakat sekitar. Pemilihan tempat dan lokasi ini dilakukan karena dari hasil panen jamur tiram putih diperoleh
hasil yang bervariasi dalam hal jumlah produksi. Perbedaan variasi jumlah setiap panen ini dapat saja berimbas pada produktivitas jamur tiram putih, yang jika
diteruskan maka dapat memberikan kerugian bagi para petani. Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data dilakukan dari mulai bulan November 2010 sampai dengan
bulan Januari 2011, namun peneliti terkadang melakukan kunjungan beberapa kali ke lokasi penelitian, diluar waktu tersebut untuk melihat perkembangan baru apa saja
yang terjadi di lapang.
4.2 Sumber dan Jenis Data
Jenis data yang akan digunakan yaitu data yang bersifat kualitatif dan data yang bersifat kuantitatif, data kualitatif yaitu data-data yang bukan angka non
numerik berupa keterangan-keterangan tentang perkembangan dari usaha jamur tiram putih ini, jenis-jenis peralatan yang digunakan, keadaan usaha,dan faktor lain
yang berhubungan dengan penelitian. Kemudian data kuantitatif yaitu data angka atau numerik contohnya data penjualan, jumlah bahan-bahan baku, jumlah produksi,
harga-harga yang menyangkut dengan keterangan-keterangan yang berupa numerik atau angka-angka.
Data diperoleh penulis berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari sumber atau objek yang diteliti
cara mendapatkan data tersebut yaitu dengan : 1 Pengamatan langsung dilapangan seperti kondisi usaha, proses pengolahan ataupun cara penangan produksi jamur tiram
putih, pengamatan ini bersifat mengidentifikasi atau mengkaji risiko-risiko yang
35 mungkin ada di dalam suatu usaha, kemudian 2 data dapat diperoleh dengan
wawancara langsung dengan pihak pengelola usaha, dalam hal ini pihak manajemen guna mengetahui apa saja kendala-kendala atau permasalahan yang dihadapi selama
ini, contohnya antara lain apa saja penyebab kegagalan usaha jamur tiram putih ini, faktor-faktor apa saja yang menjadi perhatian pihak manajemen dalam mengelola.
Data sekunder adalah data yang sudah ada atau yang sudah tertulis, yaitu dapat berupa manajemen risiko serta penanganannya. Untuk memperkaya data dapat
diperoleh juga dari literatur-literatur mengenai jamur tiram putih, buku-buku artikel, skripsi, jurnal, disertasi dan berbagai informasi publikasi lainnya. Selain itu data-data
juga dapat diperoleh dari Direktorat Jendral Bina Produksi Hortikultura dan Departemen Pertanian, yang berkenaan mengenai data-data produksi ataupun
konsumsi jamur tiram putih.
4.3 Metode Pengumpulan data