40 keuntungan baik secara finansial maupun sosial atas kegiatan yang dilakukan serta
memanfaatkan peluang pasar yang tinggi setiap tahunnya terhadap permintaan jamur tiram putih. Selain itu, Yayasan Paguyuban Ikhlas mempunyai misi dan visi yaitu
pemberdayaan masyarakat sekitar melalui peningkatan jiwa kewirausahaan.
5.2 Lokasi Yayasan Paguyuban Ikhlas
Yayasan Paguyuban Ikhlas berlokasi di Jl. Thamrin No 1 Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Luas lahan yang
dimiliki Yayasan Paguyuban Ikhlas yaitu kurang lebih 1,4 hektar, namun dari keseluruhan lahan tersebut hanya 4000 meter persegi yang termanfaatkan untuk usaha
jamur tiram putih yaitu berupa kumbung dan bangunan penunjang lainnya. Kapasitas dari masing-masing bangunan yang ada dalam usaha ini adalah kumbung perawatan
yaitu 48.000 log, ruang inkubasi yaitu 60.000 log, ruang produksi yaitu 10 orang dan ruang inokulasi yaitu tiga orang.
5.3 Kegiatan Yayasan Paguyuban Ikhlas
Yayasan Paguyuban Ikhlas beroperasi pada hari senin sampai sabtu mulai pukul 07.30 sampai 16.00 WIB. Yayasan Paguyuban Ikhlas mulai beroperasi pada
pagi hari. Yayasan Paguyuban Ikhlas memiliki empat divisi usaha, meliputi supervisor, divisi produksi, divisi pengantongan, divisi perawatan dan pemasaran.
Supervisor yang bertugas sebagai pengawas dan bertanggung jawab penuh di Yayasan Paguyuban Ikhlas dengan dibawah pengawasan Direktur Utama. Divisi
produksi bertugas persiapan dan pencampuran bahan baku dalam membuat log, divisi ini merupakan bagian terpenting dalam menentukan kualitas dan kuantitas jamur
tiram putih segar yang akan dihasilkan. Divisi pengantogan bertugas melakukan pengisian dan pemadatan media yang telah dipersiapkan oleh divisi produksi ke
dalam plastik tahan panas dengan berat 1,2 kilogram. Divisi perawatan bertugas merawat log selama masa pertumbuhan tubuh buah jamur tiram putih fruit body
sampai pemanenan dan pemasaran jamur tiram putih ke pasar TU kemang.
41
5.4 Kegiatan Proses Produksi Yayasan Paguyuban Ikhlas
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, proses produksi jamur tiram putih yang ada di Yayasan Paguyuban Ikhlas melibatkan beberapa divisi yaitu divisi
produksi, divisi pengantongan, divisi perawatan dan pemasaran. Divisi-divisi tersebut sangat berkaitan erat antara satu sama lain dan bertanggung jawab penuh untuk
seluruh proses produksi jamur tiram putih sampai dengan pemasarannya, berikut adalah proses produksi jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas :
a
Pembuatan Media Taman Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat log yaitu serbuk gergaji,
Serbuk gergaji yang digunakan yaitu dari jenis kayu yang tidak mengandung kadar minyak kayu pinus. Kemudian bahan baku tersebut dicampur secara merata dengan
komposisi bahan disesuaikan dengan kebutuhan. Kompisisi substrat tanaman jamur ditunjukkan dalam Tabel 7. Sebelum digunakan sebagai bahan campuran, serbuk
gergaji kayu harus diayak terlebih dahulu agar ukurannya seragam dan tidak tercampur benda asing seperti kerikil, pecahan gelas dan lainnya.
Gambar 5. Bahan Baku Log Gambar 6. Proses Pengantongan
Setelah itu, semua bahan baku tersebut dicampur sampai homogen dan ditambah dengan air secukupnya kemudian dikomposkan selama satu hari. Proses
pengomposan ini dimaksudkan untuk menguraikan senyawa-senyawa kompleks dalam bahan-bahan dengan bantuan mikroba, sehingga senyawa-senyawa yang lebih
sederhana mudah dicerna oleh jamur. Tahap berikutnya yaitu pengisian bahan baku. Pengisian bahan baku ini dilakukan secara manual kedalam plastik tahan panas
42 plastik polipropilena berukuran 18x35 centimeter. Pengisian secara manual harus
dilakukan sedemikian rupa sehingga padat, dengan menggunakan pemukul yang terbuat dari semen maupun botol yang berisi air. Pemadatan sangat penting, karena
jika pengisian bahan baku ke dalam kantung plastik kurang padat maka pertumbuhan bibit yang ditaman pada media tersebut kurang merata. Setelah media dipadatkan
kemudian diberi penutup kertas dan penutup yang terbuat dari paralon plastik.
Tabel 7. Formulasi Log Jamur Tiram Putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas Tahun 2010
Sumber : Yayasan Paguyuban Ikhlas, 2010 b
Sterilisasi Sterilisasi log bertujuan untuk menghambat pertumbuhan semua jasad hidup
yang mungkin terbawa bersama bahan baku. Alat sterilisasi yang digunakan oleh Yayasan Paguyuban Ikhlas ini yaitu berupa steamer yang terbuat dari plat baja dan
mampu menghasilkan uap air panas bertekanan tinggi, yaitu pada temperatur di atas 85 derajat celcius. Bagian dalam steamer dibagi menjadi dua bagian, yaitu a. Bagian
bawah untuk tempat air yang akan dipanaskan dan menghasilkan uap air panas dan b. Bagian atas untuk tempat log yang akan disterilkan. Yayasan Paguyuban Ikhlas
memiliki satu steamer dan lima kompor gas
Gambar 7. Steamer Gambar 8. Proses sterilisasi
No Bahan Baku
Formulasi 1
Bekatul 46
2 Serbuk gergaji
20 3
Kapur 30
4 Serbuk jagung
2 5
Gipsum 1
43
c
Inokulasi Hal yang harus diperhatikan dalam kegiatan inokulasi yaitu masalah
kebersihan meliputi kebersihan alat, tempat dan orang yang melakukan inokulasi. Peralatan inokulasi yang digunakan yaitu sendok makan dan log yang harus
disterilkan menggunakan alkohol 70 persen dan lampu spritus. Semua alat yang digunakan dalam inokulasi dibilas kedalam larutan alkohol 70 persen kemudian
dinyalakan beberapa saat. Ruangan yang dipakai untuk inokulasi merupakan ruangan yang tidak sering dilalui orang dan sebelum digunakan ruangan harus disterilkan
terlebih dahulu dengan menggunakan alkohol. Selain ruangan dan media tanam, orang yang akan melakukan inokulasi pun harus mensterilkan tangan dengan cara
mencuci menggunakan alkohol dan mengenakan pakaian yang bersih. Sebelum diinokulasi, log yang telah disterilkan didinginkan terlebih dahulu
selama dua hari, apabila tidak didinginkan maka dikhawatirkan bibit jamur yang diinokulasi akan mati. Cara melakukan inokulasi adalah dengan menyusun log
kedalam ruang inokulasi, kemudian bibit jamur tiram dimasukkan dengan cara ditebar. Setelah media terisi bibit, pada bagian leher plastik yang telah terpasang
cincin paralon ditutup dengan menggunakan kertas koran. Penutupan media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselia jamur,
karena miselia jamur tumbuh baik pada kondisi yang tidak terlalu banyak oksigen.
Gambar 9. Proses Pendinginan Gambar 10. Proses Inokulasi
44
d
Inkubasi Log yang telah diinokulasi kemudian diinkubasi sampai seluruh medianya
ditumbuhi miselia secara merata. Inkubasi yaitu menyimpan log yang sudah diisi dengan bibit didalam ruang inkubasi selama kurang lebih 25 hari. Suhu optimal untuk
pertumbuhan miselia yaitu sekitar 28 sampai 30 derajat celcius. Selama pertumbuhan bibit, intensitas cahaya harus dikurangi, dan kelembaban serta sirkulasi udara harus
diatur.
e
Pemeliharaan Log jamur tiram putih yang dapat dipindahkan ke ruang perawatan adalah
media yang telah dipenuhi dengan miselium. Pembukaan log dapat dilakukan dengan membuka sumbatan koran. Setelah dibuka, sekitar tiga sampai tujuh hari kemudian
jamur tiram mulai tumbuh. Pertumbuhan tubuh buah awal umumnya ditandai dengan adanya bintik-bintik serat berwarna putih yang makin lama makin membesar dan
dalam selang waktu beberapa hari akan tumbuh jamur kecil dan dapat dipanen dengan cara dipetik langsung apabila ukurannya sudah cukup besar.
Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sampai panen yaitu antara 26 sampai 28 derajat celcius. Selama pertumbuhan tubuh buah, kelembaban
udara diatur sekitar 90 persen karena apabila kurang dari 90 persen media akan mengering. Kelembaban udara selama pertumbuhan tubuh buah dapat tetap
dipertahankan yaitu dengan menyiram lantai dan pengabutan.
Gambar 11. Proses Inkubasi Gambar 12. Rak Pemeliharaan
45
f
Pemanenan Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan kegiatan pemanenan meliputi
tiga hal yaitu penentuan saat panen, teknik pemanenan dan penanganan pascapanen. Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat optimal yaitu cukup
besar tetapi belum mekar penuh. Panen sebaiknya dilakukan pada pagi maupun sore hari, hal ini dilakukan untuk mempertahankan kesegaran dan mempermudah
pemasaran. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut seluruh rumpun jamur yang ada baik berukuran besar maupun kecil sampai ke akar-akarnya untuk menghindari
akar atau batang yang tertinggal. Setelah pemanenan pertama, maka log disiram air dengan menggunakan air mengalir secara keseluruhan, hal ini bertujuan agar sisa-sisa
akar yang tertinggal maupun hama pengganggu larut bersama air saat dilakukan penyiraman.
Gambar 13. Pemanenan Gambar 14. Jamur Tiram Siap Jual
Penanganan pascapanen yang dilakukan sangat sederhana yaitu dengan membersihkan kotoran yang menempel dibagian akar dengan cara memotong bagian
akar jamur yang kotor menggunakan gunting. Dengan cara tersebut, daya simpan jamur akan lebih lama dan penampilannya lebih menarik. Sedangkan untuk
menghasilkan output dalam bentuk log jamur tiram putih, maka kegiatan yang diperlukan hanya sampai pada tahap inkubasi. Sementara untuk menghasilkan output
dalam bentuk jamur tiram segar maka kegiatan yang dilakukan mulai dari pembuatan log sampai pemanenan dan penanganan pascapanen.
46
5.5 Organisasi Yayasan Paguyuban Ikhlas