54 terkoyak atau bolong. Proses pengrusakan log oleh tikus terjadi pada malam hari,
karena tikus merupakan jenis hama yang aktif pada malam hari. Hama tikus ini menyerang kumbung tempat penyimpanan log atau kumbung inkubasi yang baru saja
diinokulasi bibit, tikus tidak menyerang log yang telah ditumbuhi miselium. Dampak kerusakkan yang terjadi akibat hama tikus ini umumnya terjadi
dalam skala yang cukup besar. Indikasi penyakit dapat terlihat dari jumlah kerusakkan log yang sedang dipelihara pada kumbung pemeliharaan, log yang terlalu
banyak mengandung air yang dapat menyebabkan penyakit pada log, indikasi log yang berpenyakit yaitu adanya lendir yang berlebihan, dan biasanya disusul dengan
munculnya ulat dan kumbang jamur yang bisa menyebabkan tubuh buah jamur tiram rusak, layu dan mati. Indikasi kerusakkan hama dan penyakit dapat dilihat pada
Gambar 18 dan Gambar 19.
Gambar 18. Log Rusak Akibat Hama Gambar 19. Log Terkena Penyakit
6.3 Analisis Probabilitas Risiko Produksi
Sumber-sumber risiko produksi yang terdapat pada usaha budidaya jamur tiram putih telah diidentifikasi. Hasil identifikasi yang telah dilakukan memberikan
informasi bahwa pada usaha tersebut terdapat empat faktor yang menjadi sumber risiko produksi. Selanjutnya adalah melakukan analisis probabilitas terhadap masing-
masing sumber risiko produksi tersebut untuk mengetahui seberapa besar probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko produksi yang
ada pada usaha budidaya jamur tiram putih di Yayasan Paguyuban Ikhlas.
55 Probabilitas risiko dari masing-masing sumber risiko dihitung untuk
mengetahui mana saja sumber risiko produksi yang kemungkinan terjadinya besar dan mana sumber risiko produksi yang kemungkinan terjadinya kecil, sehingga dapat
ditentukan prioritas dari masing-masing sumber risiko. Data-data yang digunakan untuk melakukan analisis probabilitas ini adalah, data yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan supervisor di Yayasan Paguyuban Ikhlas ditambah data-data produksi jamur tiram putih pada bulan Januari 2009 sampai Agustus 2010, data dapat
dilihat pada Lampiran 1 sampai 4. Sementara itu penentuan jumlah, kondisi, serta batas nilai yang digunakan
utnuk perhitungan analisis probabilitas berdasarkan perkiraan perhitungan yang dilakukan oleh pembudidaya dengan mengacu pada pengalaman-pengalaman pada
periode terdahulu, batas nilai dan perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 5. Perhitungan analisis probabilitas terjadinya risiko untuk masing-masing sumber risiko
produksi yang diolah dengan menggunakan metode nilai standar atau z-score dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Perbandingan Probabilitas Risiko dari Sumber Risiko Produksi No
Sumber Risiko Produksi Probabilitas
1. Kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi log
45,22 2.
Perubahan suhu udara 5.48
3. Hama
34,09 4.
Penyakit 31,56
Pada Tabel 8 dapat dilihat perbandingan tingkat probabilitas terjadinya risiko dari masing-masing sumber risiko produksi. Berdasarkan urutannya probabilitas log
yang rusak akibat kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi memiliki tingkat probabilitas risiko terbesar, yaitu sebesar 45,22 persen. Besarnya probabilitas
terjadinya risiko akibat kesalahan penanganan pada saat proses sterilisasi tersebut dikarenakan pada periode waktu September 2009 sampai Desember 2009 terjadi
kerusakkan pada penutup mesin steamer, sehingga pada saat proses pengukusan atau
56 sterilisasi tekanan panasnya tidak maksimal selain itu untuk mengejar produksi akhir
tahun maka log yang dimuat sering melebihi kapasitasnya. Kondisi demikian risiko terjadinya kerusakkan log menjadi semakin besar. Batas normal kerusakan log yang
ditentukkan adalah sebanyak 4000 log per bulannya nilai tersebut didapat berdasarkan pengalaman dari periode produksi terdahulu. Sedangkan berdasarkan
kondisi di lapangan tercatat terdapat tujuh bulan dalam satu tahun periode, terjadi kerusakkan log akibat kesalahan pada saat proses sterilisasi terbanyak yaitu tahun
2009 dan sekali pada bulan Maret tahun 2010. Nilai z untuk sumber risiko produksi kerusakkan log akibat kesalahan
penanganan pada saat proses sterilisasi yang diperoleh dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode nilai standar adalah sebesar -0,12. Nilai z yang bertanda negatif
menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Nilai z untuk sumber risiko produksi kesalahan pada saat
penanganan sterilisasi tersebut jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai sebesar 0,452. Nilai 0,452 tersebut menunjukkan bahwa
probabilitas rusaknya log akibat kesalahan sterilisasi melebihi 4000 log adalah sebesar 0,452 atau 45,2 persen. Besarnya probabilitas risiko kerusakan log akibat
kesalahan penangan sterilisasi melebihi batas normal yang ditentukan disebabkan karena pada saat proses sterilisasi log yang dimuat sering melebihi kapasitasnya
sehingga panas tidak menyebar secara sempurna, selain itu umur mesin steamer juga sudah relatif sudah lama secara fisik pintu steamer juga kadang tidak terlalu rapat
pada saat proses pengukusan sehingga panas banyak terbuang ke udara luar. Sumber risiko produksi akibat gangguan hama memiliki tingkat probabilitas
risiko sebesar 34,9 persen yang merupakan sumber risiko terbesar kedua. Pada kurun waktu Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010 telah terjadi sembilan kasus risiko
produksi yang disebabkan oleh serangan hama terutama hama tikus. Pada kasus yang terjadi jumlah dari kerugiannya bervariasi. Batas normal yang telah ditentukkan
Yayasan Paguyuban Ikhlas untuk kerusakan log akibat hama adalah sebesar 3000 log per bulan. Penetapan batas normal ini dilakukan dengan melihat perhitungan rata-rata
setiap kejadian kerusakan terhadap kondisi risiko yang sejenis pada periode-periode
57 sebelumnya. Adapun nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko kerusa kan log akibat
hama ini dengan menggunakan metode nilai standar adalah sebesar -0,41. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari
nilai rata-rata di kurva distribusi normal. Jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai sebesar 0,340.
Nilai 0,340 tersebut menunjukkan bahwa probabilitas kerusakan akibat serangan hama melebihi 3000 log adalah sebesar 0,340 atau 34,09 persen. Kerusakan akibat
serangan hama memiliki probabilitas risiko yang cukup tinggi. Salah satunya disebabkan karena struktur rumah kumbung yang menggunakan anyaman bambu
yang mudah dirusak hama terutama tikus. Hama dapat mudah menembus dan menjangkau masuk ke dalam rumah kumbung, merusak log ataupun tubuh buah
jamur tiram. Hama yang menyerang antara lain tikus, kecoa, serangga kecil dan kumbang.
Sumber risiko penyakit berada pada urutan ketiga dari segi tingkat probabilitas. Sumber risiko produksi ini mempunyai tingkat probabilitias sebesar
31,56 persen. Batas normal akibat penyakit yang ditentukkan Yayasan Paguyuban Family Ikhlas adalah 800 log per bulan. Penentuan batas tersebut didasarkan pada
perkiraan rata-rata jumlah log yang rusak akibat peristiwa sejenis pada periode- periode sebelumnya. Nilai z yang didapat untuk sumber risiko produksi penyakit
adalah sebesar -0,48. Nilai z yang bertanda negatif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kiri dari nilai rata-rata di kurva distribusi normal, dan jika dipetakan
pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai sebesar 0,315. Nilai 0,315 tersebut menunjukkan bahwa probabilitas kerusakkan akibat serangan penyakit melebihi 800
log adalah sebesar 0,315 atau 31, 56 persen. Penyakit yang biasa menyerang log dan jamur tiram yang sedang dipelihara
beradasarkan hasl wawancara dengan supervisor sebagian besar tumbuhnya jamur lain seperti mucor, rhizopus, penicillium, aspergillus dan sebagainya. Jamur tersebut
akibat dari tumbuhnya bakteri-bakteri. Bakteri tumbuh akibat dari terlalu lembabnya kondisi kumbung, kandungan air terlalu tinggi dan basah dapat menyebabkan
penyakit pada jamur tiram. Efek yang terjadi dapat menular antar log sehingga jika
58 tidak ditangani lebih awal dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar, Hal ini
terjadi pada kurun waktu Januari 2009 sampai dengan Agustus 2010, yang terjadi jumlah log yang terkontaminasi penyakit melebihi batas yang ditentukan karena
terlambatnya penanganan yang dilakukan. Probabilitas sumber risiko terkecil berasal dari sumber risiko pengaruh suhu
udara pada rumah kumbung. Probabilitas pengaruh suhu udara ini memiliki tingkat probabilitas sebesar 5,48 persen. Sumber risiko pengaruh suhu udara dapat dilihat
dari produktivitas jamur tiram per sekali panen, karena jika suhu udara lembab dan teduh maka jamur tiram dapat tumbuh maksimal, sedangkan jika suhu udara di dalam
kumbung hangat atau kering maka jamur tiram akan sulit tumbuh dan secara fisik jamur tiram yang dihasilkan besarnya tidak maksimal. Batas normal produktivitas
jamur tiram yang ditetapkan Yayasan Paguyuban Ikhlas adalah 4000 kilogram per bulan. Angka tersebut ditentukkan dengan mempertimbangkan pengalaman
sebelumnya dan hasil yang didapat selama melakukan budidaya jamur tiram putih sehingga pengaruh suhu harusnya dapat diatur sedemikian rupa agar hasil panen
dapat meningkat. Selain itu penetapan batas juga didasarkan pada pada saat musim kemarau produktivitas dapat turun sekitar 50 sampai 55 persen dari target
produktivitas jamur tiram per log yaitu sebesar 0,33 sampai 0,40 gram. Nilai z yang diperoleh untuk sumber risiko produksi pengaruh suhu udara
dengan metode nilai standar adalah sebesar 1,60. Nilai z yang positif menunjukkan bahwa nilai tersebut berada di sebelah kanan dari nilai rata-rata di kurva distribusi
normal. Nilai z tersebut jika dipetakan pada tabel distribusi z akan menunjukkan nilai 0,054. Nilai tersebut berarti probabilitas penurunan produktivitas jamur tiram akibat
pengaruh suhu udara melebihi 4000 kilogram adalah sebesar 5,48 persen. Pengaruh suhu udara berkaitan dengan musim yang sedang berlangsung, musim merupakan
faktor alam yang kejadiannya tidak dapat dihindari dan biasanya merupakan siklus tahunan yang terdiri dari musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau
berpengaruh terhadap produktivitas jamur tiram. Jamur tidak dapat tumbuh dengan maksimal jika suhu udara naik. Langkah yang dilakukan mengatasi suhu udara akibat
musim kemarau dan untuk meminimalisir dampak, biasanya pembudidaya
59 menyemprotkan air pada ruangan kumbung. Hal ini bertujuan memberikan hawa
sejuk dan lembab.
6.4 Analisis Dampak Risiko