Daya Pembeda Validitas Instrumen

Tabel 3.9 Hasil Validitas, Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Dan Daya PembedaTes Keterampilan Proses Sains No. Item Soal Validitas item Soal Tingkat Kesukaran Item Soal Daya Pembeda Item Soal Kesimpulan 1 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 2 Invalid Sedang Jelek Tidak dipakai 3 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 4 Valid Sedang Baik Dipakai 5 Valid Mudah Baik Dipakai 6 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 7 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 8 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 9 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 10 Valid Sedang Baik Dipakai Sementara itu, hasil analisis instrument tes hasil belajar yang meliputi hasil validitas, analisis tingkat kesukaran item soal dan daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.10 Hasil Validitas, Analisis Tingkat Kesukaran Item Soal Dan Daya Pembeda Tes Hasil Belajar No. Item Soal Validitas item Soal Tingkat Kesukaran Item Soal Daya Pembeda Item Soal Kesimpulan 1 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 2 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 3 Valid Sedang Baik Dipakai 4 Valid Mudah Baik Dipakai 5 Invalid Sukar Jelek Tidak dipakai 6 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 7 Valid Mudah Cukup Dipakai 8 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 9 Valid Sedang Baik sekali Dipakai 10 Valid Sukar Baik sekali Dipakai Berdasarkan data hasil analisis pada tabel di atas, terdapat 1 item soal KPS dan 1 item soal tes hasil belajar yang tidak dipakai yaitu soal no 2 pada soal KPS dan soal no 5 pada soal tes hasil belajar. Hal itu disebabkan karena soal tersebut tidak valid dan memiliki daya pembeda yang jelek.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil pretest dan post test. Adapun data kualitatif diperoleh dari hasil wawancara dan observasi.Secara terinci analisis dari kedua data tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif dimulai dengan memeriksa hasil tes setiap siswa sekaligus memeberikan skor pada lembar jawaban tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar dimana soal dengan jawaban benar diberi skor 1 dan soal dengan jawaban salah diberi skor 0. Kemudian menentukan nilai tes keterampilan proses sains dan tes hasil belajar dengan rentang nilai 0-100 dengan rumus sebagai berikut: Nilai = skor yang diperoleh skor ideal x 100 Hasil dari nilai keterampilan proses sains dan hasil belajar tersebut kemudian dirata-ratakan dan dicari gainnya dengan cara menghitung selisih antara skor post test dan pretest. Selanjutnya dilakukan uji statistik yang melalui langkah-lagkah berikut ini:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data yang terkumpul dilakukan uji normalitas dengan test of normality dariKolmogorof- Smirnovdengan menggunakan software SPSS Versi 16 for windows.Rumusan hipotesis pengujian normalitas data, yaitu: H : data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : data sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Uji normalitas dilakukan dengan α taraf signifikansi sebesar 5 0,05. Jika nilai signifikansi ≥0,05 maka H diterima. Jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak. Jika kedua data kelas berdistribusi normal, maka dilanjutkan dengan pengujian homogenitas data dengan menggunakan SPSS 16. Namun jika salah satu atau kedua data kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berdistribusi normal, maka tidak diuji homogenitasnya, tetapi digunakan uji statistik nonparametrik dengan uji Mann Whitney pada SPSS 16.

b. Uji Homogenitas Varians

Uji homogenitas varians ini dilakukan jika data berdistribusi normal, tetapi bila data tidak berdistribusi normal maka langkah selanjutnya dilakukan uji statistik nonparametrik. Uji homogenitas data digunakan untuk menguji homogen atau tidaknya data sampel yang diambil dari populasi yang sama. Untuk menganalisis homogenitas data, digunakan uji Levene’s test dalam SPSS 16. Rumusan hipotesis pengujian homogenitas, yaitu: H = data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama atau homogen. H 1 = data sampel berasal dari populasi yang mempunyai varians tidak sama atau tidak homogen. Taraf signifikansi pada uji Levene’s test dengan menggunakan taraf signifikansi 5 0,05. Kriteria pengambilan keputusannya adalah jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H diterima, tetapi jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak.

c. Uji Beda Rata-rata

Jika data berdistribusi normal dan homogenitas variansnya sama, maka langkah selanjutnya yaitu uji beda rata-rata atau dikenal pula dengan uji-t.Uji independent sample t-test dilakukan dengan merumuskan hipotesis pengujian kesamaan nilai rata-rata pretest atau nilai rata-rata posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol, yaitu sebagai berikut ini. H : keterampilan proses sains siswa sama H 1 : keterampilan proses sains siswa tidak sama Selanjutnya, menghitung uji beda dua rata-rata data pretest atau dua rata- rata data posttest dengan menggunakan taraf signifikansi 5 0,05. Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut: Jika nilai signifikansi ≥ 0,05 maka H diterima Jika nilai signifikansi 0,05 maka H ditolak Dari kesimpulan di atas, jika data dari kedua kelas normal tetapi tidak homogen, maka masih digunakan uji independent sampel t-test, akan tetapi hasil dari pengujiannya dapat dilihat pada kolom Equal Variance Not Asumed diasumsikan varians tidak sama.

d. Gain normal

Untuk menghitung peningkatan yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dapat dilakukan dengan rumus gain yang dinormalisasi N-Gain. Menurut Meltzer Fauzan,2012 rumus yang digunakan untuk mencari gain yaitu sebagai berikut: ���� = skor postes − skor pretes skor max − skor pretes Hasil dari gain di atas ditafsirkan dengan menggunakan kriteria sebagai berikutHake Fauzan, 2012: Tabel 3.11 Kriteria tingkat N-Gain Tingkat N-Gain Kriteria g ≥ 0,7 Tinggi 0,3 ≤ g 0,7 Sedang g 0,3 Rendah

e. Analisis Data Anova Satu Jalur One Way ANOVA

Anova merupakan singkatan dari analysis of varian merupakan bagian dari metoda analisis statistik yang tergolong analisis komparatif perbandingan lebih dari dua rata-rata Riduwan, 2006. Atau sering juga dikenal dengan nama uji-F fisher test. Uji F ini dilakukan terhadap beberapa kelompok yang

Dokumen yang terkait

Implementasi Model Children Learning In Science (CLIS) dalam Pembelajaran IPA-Fisika SMP Negeri 1 Glenmore (Studi Pada Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains)

0 3 16

Pengaruh model pembelajan CLIS (Children Learning in Science) terhadap hasil belajar siswa pada konsep sifat dan perubahan wujud benda

0 6 256

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) DALAM PEMBELAJARAN IPA TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR.

2 7 51

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) MENGGUNAKAN VIRTUAL LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA.

0 1 32

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA.

4 12 37

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA MATERI POKOK SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS.

1 1 27

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SEKOLAH DASAR KELAS V PADA MATERI SIFAT-SIFAT CAHAYA.

0 2 42

PENGARUH MODEL CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA SD KELAS IV PADA MATERI PERPINDAHAN PANAS.

0 0 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN’S LEARNING IN SCIENCE (CLIS) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PEMAHAMAN KONSEP HUKUM NEWTON SISWA.

1 3 65

Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) untuk

1 3 4