commit to user 63
peningkatan produksi menunjukkan bahwa benih ini sangat diterima di pasar sehingga ada kontinyuitas produksi. Seiring dengan penambahan
jumlah produksi maka penerimaan perusahaan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Benih yang telah diproduksi dikemas dengan berat per pak 20gr,
dijual seharga Rp. 95.000,00 per pak. Harga jual dari benih melon varietas MAI 119 ini selalu tetap
setiap tahunnya akibat sangat kompetitifnya persaingan di pasar, CV. Multi Global Agrindo sebagai perusahaan baru dengan kulitas benih dari
dalam negeri harus siap bersaing dengan perusahaan benih impor. Untuk menghadapi hal tersebut, CV. Multi Global Agrindo menetapkan strategi
pemasaran dengan tidak menaikkan harga jual supaya tetap terjangkau oleh konsumen sebanding dengan kualitas benih yang diproduksi.
3. Analisis Biaya Produksi Benih Melon Varietas MAI 119 di CV. Multi
Global Agrindo MGA Kabupaten Karanganyar
Analisis biaya yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tentang keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh CV. Multi Global
Agrindo dalam memproduksi benih melon varietas MAI 119 yang meliputi biaya budidaya tanaman melon, biaya pengolahan benih serta biaya
pemasaran. Secara keseluruhan, masing-masing komponen biaya tersebut digolongkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Penggolongan ini
didasarkan pada pengaruhnya terhadap produksi buah dan benih melon varietas MAI 119 yang dihasilkan. Secara rinci, biaya memproduksi benih
melon varietas MAI 119 dapat diketahui dari tabel 10 berikut ini :
commit to user 64
Tabel 10. Biaya Produksi Benih Melon Varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2009 dalam Rupiah
BIAYA TETAP 2006
2007 2008
2009
Sewa Tanah untuk Tanam 7.920.000
9.504.000 10.560.000
11.880.000 Sewa Bangunan
1.513.875 3.891.195
7.157.975 5.197.500
Biaya Riset 8.246.016
12.251.496 17.830.532
25.914.460 Gaji Staf Kantor
5.273.827 8.415.413
13.250.451 15.286.200
Pajak 501.446,1
1.470.945,9 1.412.084,3
1.978.165,8 Biaya Sosial
60.307,5 94.282,65
107.167,5 126.410,63
Biaya Promosi 191.812,5
1.132.733,3 506.165
957.930,19 Biaya Pemeliharaan Alat
1.103.991 3.584.830,6
2.341.394,3 3.913.803,5
Tunj Pelaksanaan Tugas 504.613,4
658.919,25 669.264,48
845.223,02 Tunj Sosial Karyawan
143.756,3 239.431,5
105.600 207.900
Tunj Kesejahteraan
Karyawan 548.418,8
671.962,5 1.076.900
1.242.450 Pembelian
Benih Pembanding
59.255,63 18.389,25
514.580 307.642,5
Jumlah biaya tetap 26.067.320
41.933.599 55.532.114
67.857.686 BIAYA VARIABEL
Gaji TK Harian 11.708.727
16.748.251 20.009.605
20.213.789 Pengolahan Tanah
2.773.332 3.640.888
8.199.110 17.102.222
Persemaian 770.304
1.011.200 2.277.174
4.749.874 Biaya Tanam
622.916 817.778
1.841.598 3.841.318
Biaya Pemeliharaan 5.498.998
7.219.200 16.257.300
33.910.500 Biaya Saprodi Pertanian
9.899.151 13.984.923
19.506.124 26.072.914
Biaya Panen 1.077.916
1.415.110 3.186.764
6.647.152 Biaya Oshu
2.064.262 2.808.909,9
5.126.807 9.232.398
Biaya Bahan Bakar 2.440.013
4.058.908,2 4.475.468,7
5.607.845,3 Biaya Pengemasan
296.520,8 289.369,08
288.681,14 3.441.832
Jumlah biaya variable 37.152.139
51.994.537 81.168.632
130.819.844 Jumlah Biaya Total
63.219.459 93.928.136
136.700.746 198.677.530
Sumber : Analisis Data Sekunder 1. Biaya Tetap
Berdasarkan Tabel 10 dapat diketahui bahwa biaya memproduksi benih melon varietas MAI 119 digolongkan menjadi biaya tetap dan biaya
variabel. Besarnya biaya tetap tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi benih melon varietas MAI 119. Proporsi besarnya biaya tetap
untuk MAI 119 terhadap keseluruhan biaya ditentukan oleh direksi perusahaan. Proporsi untuk total biaya tetap varietas MAI 119 yaitu 4,125
pada tahun 2006, tahun 2007 sebesar 4,95 , tahun 2008 sebesar 5,5 sedangkan tahun 2009 sebesar 6,1875 . Persentase didapat dari luasan
commit to user 65
produksi varietas MAI 119 dibagi dengan luasan produksi keseluruhan benih dan varietas di CV. Multi Global Agrindo. Berdasarkan hasil
analisis, yang tergolong ke dalam biaya tetap diantaranya yaitu biaya sewa tanah untuk tanam, biaya sewa bangunan, biaya riset, gaji staf kantor,
biaya pajak, biaya sosial, biaya promosi, biaya pemeliharaan alat, biaya tunjangan pelaksanaan tugas karyawan, tunjangan sosial karyawan,
tunjangan kesejahteraan karyawan dan biaya pembelian benih pembanding. Penjelasan tentang unsur biaya tetap tersebut adalah sebagai
berikut : a. Biaya Sewa Tanah untuk Tanam
Biaya sewa tanah untuk tanam merupakan pembebanan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan setiap tahunnya. Perusahaan
masih harus menyewa lahan petani untuk melakukan pembudidayaan buah melon. Harga sewa dari tahun 2006 sampai 2009 masih tetap
yaitu Rp. 2.400.000,00 per 1000 m
2
per tahun, dengan data luas tanam pada tabel 8 maka dapat diketahui biaya sewa tanah pertahunnya.
Biaya sewa tanah untuk tanam mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan bertambahnya luas tanah untuk tanam.
Pertambahan luas tanam disebabkan bertambahnya target produksi benih melon akibat permintaan pasar. Biaya sewa tanah untuk tanam
ini digolongkan biaya tetap karena besarnya tidak tergantung pada jumlah produksi benih melon MAI 119.
b. Biaya Sewa Bangunan Biaya sewa bangunan dimaksudkan biaya sewa untuk bangunan
dan lahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan produksi benih melon MAI 119, dapat dikatakan merupakan biaya sewa kantor. Secara
keseluruhan biaya sewa bangunan mencapai Rp. 130.145.000 pada tahun 2008, sementara proporsi untuk MAI 119 hanya 5,5 dari total
biaya. Besarnya biaya sewa bangunan untuk MAI 119 ini cenderung meningkat dan biaya tertinggi terjadi pada tahun 2008 disebabkan
pemilik kantor mengadakan pembangunan untuk beberapa fasilitas
commit to user 66
ruangan penyimpan benih sehingga harga sewa meningkat mencapai Rp. 7.157.975,00 setelah tahun 2009 kembali turun karena pemilik
bangunan memberikan keringanan biaya. Biaya sewa bangunan termasuk biaya tetap karena berapa saja jumlah produksi MAI 119,
setiap tahunnya perusahaan harus mengeluarkan biaya sewa bangunan yang besarnya sesuai dengan harga kesepakatan pemilik kantor dengan
pihak perusahaan. c. Biaya Riset
Biaya riset merupakan biaya yang pasti dikeluarkan perusahaan tiap tahun karena pada dasarnya perusahaan ini adalah perusahaan
yang selalu melakukan riset dalam memproduksi benih melon untuk mendapat induk berkualitas tinggi. Biaya riset dikeluarkan untuk sewa
tanah, tenaga kerja ahli dan saprodi seperti budidaya tanaman produksi, tetapi digunakan untuk penggaluran, test cross, test
combination uji calon F1. Besarnya biaya riset mengalami peningkatan dari tahun ke tahun karena target produksi selalu
meningkat seiring dengan permintaan pasar. Adanya peningkatan target produksi mengakibatkan ketersediaan benih induk harus lebih
banyak, akibatnya biaya riset meningkat. Biaya riset terbesar pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 25.914.460,00 karena pada tahun tersebut
target produksi lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. d. Gaji Staf Kantor
Beban gaji staf kantor merupakan beban yang harus ditanggung perusahaan dalam usaha produksi benih melon varietas MAI 119 untuk
membayar karyawan perusahaan staf kantor yang terlibat dalam produksi benih melon varietas MAI 119 tersebut. Besarnya gaji
tersebut ditentukan oleh pihak direksi dan bersifat tetap setiap tahunnya. Besarnya biaya gaji staf kantor dari tahun 2006 sampai 2009
terus mengalami kenaikan karena adanya peningkatan gaji dan penambahan karyawan. Adanya penambahan karyawan diharapkan
dapat semakin memperlancar kegiatan produksi di CV. Multi Global
commit to user 67
Agrindo karena setiap karyawan staf kantor memiliki tanggung jawab yang berbeda di setiap bagian dalam rangkaian produksi benih
melon. Proporsi untuk varietas MAI 119 pada tahun 2006 sebesar 4,125 , tahun 2007 sebesar 4,95 , tahun 2008 sebesar 5,5
sedangkan tahun 2009 sebesar 6,1875 . e. Beban Pajak
Beban pajak merupakan biaya yang dibayarkan oleh perusahaan kepada pihak pemerintah atas pemakaian berbagai fasilitas perusahaan
antara lain pajak telepon, fax, internet, telegram, pajak air, listrik dan pajak bangunan. Beban pajak ini tidak bisa ditangguhkan perusahaan
karena pemakaian fasilitas yang ada. Fasilitas tersebut sangat berguna untuk produksi, pemasaran maupun distribusi benih MAI 119. Proporsi
beban pajak untuk varietas MAI 119 pada tahun 2006 sebesar 4,125 , tahun 2007 sebesar 4,95 , tahun 2008 sebesar 5,5 sedangkan tahun
2009 sebesar 6,1875 dari total beban pajak secara keseluruhan dalam satu tahun.
f. Biaya Sosial Biaya sosial merupakan biaya tetap yang dikeluarkan oleh
perusahaan untuk kegiatan-kegiatan sosial berupa bantuan dana maupun sumbangan seperti bantuan dana untuk perbaikan jalan,
sumbangan untuk perayaan hari kemerdekaan dan lain sebagainya. Proporsi besarnya biaya sosial untuk MAI 119 sama dengan gaji staf
kantor maupun beban pajak. g. Biaya Promosi
Biaya promosi merupakan keseluruhan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempromosikan benih melon varietas MAI 119.
Biaya promosi selama tahun 2006-2009 cenderung berfluktuasi karena perusahaan sering melakukan perluasan pasar dengan memasuki
daerah-daerah baru, sehingga pada saat itu biaya untuk promosi meningkat, karena diperlukan biaya untuk mengikuti pameran serta
pembelian alat-alat promosi seperti spanduk dan kaos untuk promosi
commit to user 68
serta penyebaran sampel benih melon MAI 119 ke pasar sasaran secara gratis. Pasar sasaran yang dimaksudkan adalah petani yang meminta
sampel untuk benih MAI 119 untuk ditanam. Sampel yang diberikan sebanyak 100 bijipak. Biaya promosi tertinggi terjadi pada tahun 2007
yaitu sebesar Rp. 1.132.733,30 karena pada tahun tersebut perusahaan melakukan perluasan pasar dengan mengikuti banyak pameran dan
melakukan berbagai kegiatan promosi antara lain dengan pemasangan spanduk dan pembuatan kaos.
h. Biaya Pemeliharaan Alat Biaya pemeliharaan alat harus dikeluarkan perusahaan untuk
menjaga kondisi alat-alat kinerja perusahaan agar tetap berfungsi dengan optimal. Misalnya perbaikan mobil dan pergantian suku
cadang. Kegiatan pemeliharaan mesin tersebut perlu dilakukan secara rutin oleh pihak perusahaan. Biaya pemeliharaan alat termasuk biaya
depresiasi alat yang meliputi depresiasi untuk truk, pompa air, traktor, mobil box, mobil angkut, mesin pengepres, mesin pengambil benih,
mesin waki penyerap kelembapan udara, timbangan dan mesin perekat rincian biaya depresiasi dapat dilihat pada lampiran. Proporsi
besarnya biaya pemeliharaan alat untuk MAI 119 sama dengan gaji tenaga kerja maupun beban pajak.
i. Tunjangan Pelaksanaan Tugas Biaya tunjangan pelaksanaan tugas merupakan biaya yang
meliputi biaya perjalanan maupun seminar yang diikuti oleh stafkaryawan CV. Multi Global Agrindo sebagai sarana untuk
menambah wawasan dan pengetahuan dalam rangka pengembangan perusahaan. Setiap tahunnya perusahaan mengeluarkan biaya ini akibat
kebijakan dari direksi perusahaan yang sangat menjunjung tinggi wawasan dan pengembangan sumber daya manusia sehingga biaya ini
termasuk biaya tetap. Proporsi besarnya biaya tunjangan pelaksanaan tugas untuk MAI 119 seperti dengan gaji tenaga kerja, biaya
pemeliharaan alat maupun beban pajak yaitu sebesar 4,125 dari total
commit to user 69
biaya tunjangan pelaksanaan tugas selama tahun 2006, 4,95 selama tahun 2007, 5,5 selama tahun 2008 dan 6,1875 selama tahun
2009. Proporsi ini dipakai karena biaya tunjangan pelaksanaan tugas tergolong dalam biaya tetap yang harus dipisahkan dari total biaya
tetap dari seluruh varietas yang diproduksi perusahaan, tidak hanya untuk melon.
j. Tunjangan Sosial Karyawan Biaya tunjangan sosial karyawan merupakan salah satu biaya
yang dikeluarkan
perusahaan sebagai
kepedulian terhadap
stafkaryawan CV. Multi Global Agrindo sebagai penunjang kesehatan karyawan. Digolongkan dalam biaya tetap karena keputusan direksi
perusahaan untuk mengeluarkan biaya ini setiap tahunnya. Proporsi besarnya biaya tunjangan sosial karyawan untuk MAI 119 sama
dengan tunjangan pelaksanaan tugas, gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat maupun beban pajak yaitu sebesar 4,125 dari total
biaya tunjangan sosial karyawan selama tahun 2006, 4,95 selama tahun 2007, 5,5 selama tahun 2008 dan 6,1875 selama tahun
2009. Proporsi ini dipakai karena biaya tunjangan sosial karyawan tergolong dalam biaya tetap yang harus dipisahkan dari total biaya
tetap dari seluruh varietas yang diproduksi perusahaan, tidak hanya untuk melon saja.
k. Tunjangan Kesejahteraan Karyawan Biaya tunjangan kesejahteraan karyawan berbeda dengan
tunjangan sosial, karena diberi secara berkala dalam beberapa bulan sekali, sementara tunjangan sosial diberi per bulan. Tunjangan ini
merupakan pemberian bonus kepada karyawan yang berprestasi maupun sebagai bonus pada saat hari raya. Termasuk biaya tetap
karena setiap tahun perusahaan mengeluarkan biaya ini. Proporsi besarnya biaya tunjangan kesejahteraan karyawan untuk MAI 119
sama dengan tunjangan sosial karyawan, tunjangan pelaksanaan tugas, gaji tenaga kerja, biaya pemeliharaan alat maupun beban pajak yaitu
commit to user 70
sebesar 4,125 dari total biaya tunjangan sosial karyawan selama tahun 2006, 4,95 selama tahun 2007, 5,5 selama tahun 2008 dan
6,1875 selama tahun 2009. Proporsi ini dipakai karena biaya tunjangan kesejahteraan karyawan tergolong dalam biaya tetap yang
harus dipisahkan dari total biaya tetap dari seluruh varietas yang diproduksi perusahaan, tidak hanya untuk melon saja.
l. Pembelian Benih Pembanding Biaya pembelian benih pembanding selalu dikeluarkan
perusahaan setiap tahunnya karena bagian riset perusahaan selalu membutuhkan benih pembanding yang sedang trend di pasar dan
memiliki brand yang bagus sebagai control kualitas produksi benih MAI 119 yang dihasilkan. Pembelian secara berkala tidak bergantung
pada jumlah produksi MAI 119 yang dihasilkan. Total biaya tetap yang dikeluarkan perusahaan pertahunnya tidak
terlalu banyak selisihnya, namun terus mengalami peningkatan seiring kemajuan perusahaan. Pada tahun 2006, total biaya tetap yang dikeluarkan
sebesar Rp. 26.067.320,00, tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 41.933.599,00, pada tahun 2008 kembali meningkat menjadi sebesar Rp.
55.532.114,00, terakhir pada tahun 2009 biaya tetap total perusahaan mencapai Rp.67.857.686,00. Peningkatan biaya tetap dikarenakan
bertambahnya aktivitas perusahaan dan kemajuan perusahaan, antara lain biaya riset semakin besar, promosi semakin besar, biaya pemeliharaan alat
semakin besar, staf bertambah banyak, tunjangan untuk karyawan semakin besar. Selain biaya tetap, perusahaan juga menanggung biaya variabel
dalam memproduksi benih MAI 119. 2. Biaya Variabel
Biaya variabel adalah biaya yang besarnya dipengaruhi oleh jumlah produksi. Biaya variabel dari proses produksi benih melon varietas
MAI 119 dapat dibedakan atas biaya tenaga kerja harian, biaya pengolahan tanah, biaya persemaian, biaya tanam, biaya pemeliharaan, biaya saprodi,
commit to user 71
biaya panen, biaya oshu, biaya bahan bakar dan biaya pengemasan. Secara rinci penggolongan biaya variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Gaji Tenaga Kerja Harian Tenaga kerja harian adalah pekerja di CV. Multi Global Agrindo
diluar staf kantor. Tenaga kerja harian bertugas untuk memproses benih dari buah yang dibudidayakan menjadi benih siap jual. Gaji
tenaga kerja harian tergantung pada jumlah produksi benih melon MAI 119. Gaji tenaga kerja harian tergolong besar karena memerlukan 50
sampai 100 tenaga kerja untuk proses memproduksi benih melon. Banyaknya pekerja berfluktuatif karena tergantung pada banyaknya
pekerjaan di CV. Multi Global Agrindo. Apabila pada waktu tertentu ada produksi benih besar – besaran, kegiatan di lahan bertambah, maka
tenaga kerja harian bertambah. b. Biaya Pengolahan Tanah
Biaya pengolahan tanah termasuk biaya varibel karena semakin banyak produksi benih MAI 119 maka biaya pengolahan tanah makin
besar. Biaya pengolahan tanah meliputi biaya pembayaran pekerja untuk membajak, membuat bedeng, mengecer pupuk dan memasang
mulsa. Hal ini berarti semakin banyak produksi benih MAI 119 berarti pemabayaran hari orang kerja makin besar. Biaya pengolahan tanah
terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah produksi benih melon varietas MAI 119. Biaya
terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 17.102.222,00 karena pada tahun tersebut luas tanah paling besar.
c. Biaya Persemaian Biaya persemaian juga termasuk biaya variabel karena semakin
banyak benih yang diproduksi berarti semakin banyak benih yang harus disemai. Jumlah benih yang disemai tergantung pada tes daya
tumbuh benih berapa persen, apabila untuk menanam benih melon dalam 1000 m
2
lahan diperlukan sekitar 2000 biji dan diketahui bahwa daya tumbuh 80 , maka akan menyemai 2400 benih. Biaya
commit to user 72
persemaian meliputi biaya buruh atau tenaga kerja untuk melakukan semai, perawatan maupun untuk mengangkut bibit. Semakin banyak
benih yang diproduksi berati hari orang kerja bertambah, biaya persemaian
bertambah. Biaya
persemaian terus
mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah
produksi benih melon varietas MAI 119. Biaya terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 4.749.874,00 karena pada tahun tersebut benih yang
harus disemai lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya. d. Biaya Tanam
Biaya tanam juga termasuk biaya variabel seperti halnya dengan biaya pengolahan tanah maupun biaya semai. Biaya tanam mencakup
biaya pembayaran buruh atau tenaga kerja untuk melakukan kegiatan penanaman dan memasang ajir. Semakin banyak benih yang akan
diproduksi berarti buah yang ditanam harus semakin banyak akibatnya menambah hari orang kerja, maka penambahan jumlah produksi
semakin menambah biaya. Biaya tanam terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah produksi benih
melon varietas MAI 119. Biaya terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 3.841.318,00 karena bertambahnya bibit yang ditanam.
e. Biaya Pemeliharaan Biaya pemeliharaan termasuk biaya variabel mencakup biaya
pembayaran buruh atau tenaga kerja untuk melakukan serangkaian kegiatan pemeliharaan tanaman. Kegiatan tersebut antara lain
penyulaman, pengairan, penyiangan, menali, menggantung buah, pemberian pupuk susulan dan kegiatan penjagaan. Semakin banyak
benih yang akan diproduksi berarti buah yang ditanam harus semakin banyak akibatnya menambah hari orang kerja, maka penambahan
jumlah produksi semakin menambah biaya. Biaya pemeliharaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan
peningkatan jumlah produksi benih melon varietas MAI 119. Biaya terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 33.910.500,00 karena bibit yang
commit to user 73
dipelihara jumlahnya semakin banyak sebanding dengan bertambahnya luas tanam, hasil buah ditahun 2009 juga melimpah.
f. Biaya Saprodi Pertanian Biaya saprodi pertanian termasuk biaya variabel karena semakin
banyak buah melon yang ditanam untuk memproduksi benih maka semakin besar biaya untuk membeli sarana produksi. Pembelian sarana
produksi antara lain untuk pembelian pupuk ZA, SP, KCL, NPK, pembelian pestisida, mulsa, rafia, perekat, bambu klip dan ajir. Biaya
saprodi terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 26.072.914,00 akibat hasil produksi yang terbesar juga terjadi pada tahun 2009. Apabila
dilakukan pemisahan biaya pada tahun 2009 untuk pembelian pupuk sebesar Rp. 8.171.251,25 atau sebesar 31,34 dari total biaya saprodi,
untuk pembelian pestisida sebesar Rp. 5.696.931,71 atau sebesar 21,85 dari total biaya saprodi, untuk mulsa, ajir dan lain-lain sebesar Rp.
12.204.731,04 atau sebesar 46,81 dari total biaya saprodi. g. Biaya Panen
Biaya panen termasuk biaya variabel mencakup biaya pembayaran buruh atau tenaga kerja untuk melakukan kegiatan panen
buah. Selain itu untuk membeli peralatan saat panen, antara lain pembelian karung kresek, kantong benih dan tong benih. Semakin
banyak benih yang akan diproduksi berarti alat yang digunakan bertambah, juga menambah biaya tenaga kerja. Akibatnya biaya panen
bertambah. Biaya panen terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah produksi benih melon
varietas MAI 119. Biaya terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp. 6.647.152,00 karena bertambahnya hasil panen.
h. Biaya Oshu Biaya oshu adalah biaya untuk memproduksi benih untuk
pejantan. Total biaya oshu sebesar 10 dari total biaya produksi untuk benih betina meliputi biaya pengolahan tanah, persemaian, biaya
tanam, pemeliharaan, biaya saprodi dan biaya panen. Hal ini
commit to user 74
disebabkan satu bunga jantan dapat membuahi sepuluh bunga betina, jadi luas tanam untuk benih betina dapat sepuluh kali lipat dari luas
tanam untuk benih jantan yang akan diambil bunganya untuk proses penyerbukan. Semakin banyak benih yang akan diproduksi berarti
benih betina yang dibudidayakan semakin banyak, akibatnya benih jantan bertambah kebutuhannya, biaya oshu meningkat. Biaya oshu
terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan jumlah produksi benih melon varietas MAI 119. Biaya
terbesar pada tahun 2009 sebesar Rp 9.232.398,00 karena terjadi peningkatan jumlah produksi
i. Biaya Bahan Bakar Biaya bahan bakar ini dimaksudkan untuk transportasi. Biaya
bahan bakar digolongkan ke dalam biaya variabel dikarenakan besar kecilnya biaya tersebut dipengaruhi oleh produksi benih melon varietas
MAI 119. Bahan bakar yang digunakan dalam pengolahan benih melon varietas MAI 119 adalah bensin dan solar sebagai penunjang
sarana transportasi, semakin banyak produksi benih, pasar tersebar semakin luas akibatnya biaya bahan bakar untuk transportasi
bertambah. Biaya pengeluaran terbesar untuk bahan bakar terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar Rp 5.607.845,30 karena bertambahnya benih
yang dipasarkan. j. Biaya Pengemasan
Biaya pengemasan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli alat pengemas yang berupa aluminium foil, stiker, kardus,
dan kantong plastik. Besarnya biaya pengemasan ini dipengaruhi oleh besarnya produksi benih melon varietas MAI 119. Semakin besar
produksi benih melon varietas MAI 119, maka semakin besar biaya pengemasan yang harus dikeluarkan. Terjadinya fluktuasi pada biaya
pengemasan di CV. Multi Global Agrindo terjadi akibat persediaan alat pengemas yang ada, namun saat terjadi lonjakan produksi tahun
2009, biaya pengemasan naik drastis dari Rp. 288.681,14,00 menjadi
commit to user 75
Rp 3.441.832,00 yang merupakan biaya pengemasan terbesar selama tahun 2006 sampai 2009.
Jumlah biaya variabel selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2006 jumlah biaya variabel sebesar Rp.37.152.139,00.
Tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 51.994.537,00, tahun 2008 meningkat hamper dua kali lipat menjadi Rp. 81.168.632,00 seiring dengan
peningkatan produksi. Jumlah biaya variabel tertinggi tahun 2009 sebesar Rp. 130.819.844,00.
Penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi benih melon varietas MAI 119 menghasilkan biaya total.
Besarnya biaya total antara tahun 2006-2009 selalu mengalami peningkatan karena jumlah produksi benih MAI 119 mengalami
peningkatan. Biaya total terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp 63.219.459,00 dan biaya total tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu
sebesar Rp 198.677.530,00. Komponen biaya yang sudah diketahui baik biaya tetap maupun biaya variabel berguna dalam mengetahui keuntungan
perusahaan maupun dalam menganalisis break even point perusahaan.
4. Analisis Keuntungan