commit to user 42
b. Daftar harga benih CV. Multi Global Agrindo Tahun 2006-2009. Harga benih yang dihasilkan CV. Multi Global Agrindo
berbeda-beda sesuai macam benih dan banyaknyaisi benih. Namun, harga jual masing-masing varietas per tahunnya konstan. Harga di
tingkat retailagentoko berbeda dengan harga eceran tertinggi yang
diterima konsumen. Berikut daftar harga benih di CV. Multi Global
Agrindo : Tabel 6. Harga Produk CV. Multi Global Agrindo
Varietas Isi
HARGA R1 HET
Melon MAI 116 20 grbks
Rp 95.000,00 Rp 110.000,00
Melon MAI 119 20 gr bks
Rp 95.000,00 Rp 110.000,00
Melon Ladika 20 gr bks
Rp 95.000,00 Rp 110.000,00
Melon Sumo 17grbks
Rp 80.000,00 Rp 100.000,00
Timun Tina 10 grbks
Rp 8.000,00 Rp 10.000,00
Timun Tera 10 grbks
Rp 8.000,00 Rp 10.000,00
Semangka Redtop 20 grbks
Rp 20.000,00 Rp 25.000,00
Semangka Metal 20 grbks
Rp 20.000,00 Rp 25.000,00
Tomat Tia 5 grbks
Rp 25.000,00 Rp 35.000,00
Tomat Maestro 5 grbks
Rp 25.000,00 Rp 35.000,00
Cabe Pertiwi 10 grbks
Rp 40.000,00 Rp 50.000,00
Cabe Rekab 10 grbks
Rp 40.000,00 Rp 50.000,00
Pare Mutia 20 grbks
Rp 12.500,00 Rp 15.000,00
Pare Petra 20 grbks
Rp 12.500,00 Rp 15.000,00
Pare Jamrud 20 grbks
Rp 12.500,00 Rp 15.000,00
Terong Silila 10 grbks
Rp 7.000,00 Rp 10.000,00
Terong Jelita 10 grbks
Rp 7.000,00 Rp 10.000,00
Terong Teho 10 grbks
Rp 7.000,00 Rp 10.000,00
Buncis Citra 500 grbks
Rp 12.000,00 Rp 15.000,00
Gambas Belut 10 grbks
Rp 7.500,00 Rp 10.000,00
Sumber : Harga Produk CV. Multi Global Agrindo
6. Proses Produksi Indukan Benih.
Proses Produksi Indukan benih di CV. Multi Global Agrindo berlangsung setiap tahunnya karena perusahaan ini tidak pernah lepas dari
riset untuk mengembangkan kualitas benih dari varietas yang dihasilkan. Indukan benih berbagai tanaman dan varietas yang dihasilkan di CV.
Multi Global agrindo termasuk indukan benih untuk MAI 119 melalui beberapa proses antara lain pengumpulan plasma nutfah, seed bank,
commit to user 43
penggaluran, test cross, test kombinasitest hibrid, uji F1 hibrid, uji multi lokasi, pelepasan varietas, yaitu sebagai berikut :
a. Pengumpulan Plasma Nutfah. Seperti diketahui bahwa bidang usaha CV. Multi Global Agrindo
adalah melaksanakan riset dibidang breeding tanaman untuk menghasilkan varietas unggul baru baik hibrid F1 atau OP Open
Polination. Didalam riset breeding tersebut dilakukan perakitan genetik, sehingga memerlukan bahan baku berupa berbagai jenis dan
spesies tanaman yaitu disebut plasma nutfah. Didalam teori kemungkinan bahwa semakin banyak bahan baku
yang dimiliki oleh perusahaan dan mempunyai nilai superior yang tinggi akan didapatkan hasil breeding berupa varietas baru yang
unggul dan kompetitif dipasaran. Oleh karena itu CV. Multi Global Agrindo terus berupaya mengumpulkan plasma nutfah baik secara
hunting berburu keberbagai penjuru daerah dan negara, mencari produk yang ada dipasaran dan kemudian melakukan segregasi
pembuyaran gen kembali, melakukan barter dengan perusahaan lain atau bahkan menerima sumbangan dari kolega. Pencarian plasma
nutfah dilakukan dinegara–negara Asia Timur Jepang, Korea, Taiwan, Asia Tenggara Malaysia, Indonesia, Philipina, Thailand,
Singapura, Asia Selatan, Myanmar dan Nepal. b. Seed Bank
Selanjutnya plasma nutfah yang terkumpul disimpan didalam seed bank yaitu suatu ruangan yang di disain untuk menyimpan benih.
Benih–benih tersebut diberi label identitas didata dan disusun seperti halnya arsip. Dengan sistem penyimpanan tersebut benih akan mudah
diambil digunakan sewaktu–waktu dan awet daya tumbuhnya. Di dalam seed bank tersebut secara garis besar benih dikelompokan
berdasar klas benih galur dan benih induk. Benih galur dan benih induk dikelompokan berdasarkan jenis tanaman dan tahun perolehan.
Sampai tahun 2010 telah terkumpul ± 30.000 spesi plasma nutfah.
commit to user 44
c. Penggaluran. Langkah awal dari kegiatan riset di lahan adalah dimulai
dengan penggaluran yaitu kegiatan penanaman dari berbagai jenis plasma nutfah dengan pengelompokan petak–petak tanaman. Dari tiap
batang individu tanaman pada petak–petak tersebut dikawinkan sedarah artinya bunga betina dikawinkan dengan bunga jantan yang
berasal dari tanaman itu sendiri. Kemudian diadakan seleksi tanaman individu dan dipilih yang terbaik. Benih dari hasil seleksi tanaman
tersebut ditanam kembali dan dilakukan hal yang sama terus menerus sekitar 7 sampai dengan 10 kali periode penanaman akan didapatkan
tanaman yang baik dilihat dari kuantitas, kualitas maupun tingkat keseragamanya yang kemudian tanaman terpilih yang memerlukan
waktu bertahun–tahun disebut galur murni. d. Test Cross.
Dari galur murni yang telah terpilih dilakukan penanaman dan dicoba disilangkan antar galur murni yang satu dengan yang lain sesuai
kehendakinspiratif peneliti dengan harapan mendapatkan keturunan yang terbaik diantara ujicoba persilangan yang dilakukan. Teori
Hukum Mandel akan membantu untuk memperkirakan kemungkinan keturunan yang bakal terjadi.
Misalanya galur murni A sebagai betina disilangkan dengan galur B sebagai pejantan dimana galur murni A mempunyai sifat
bentuk bagus, warna bagus, rasa enak tetapi buah kecil dan tidak tahan hama penyakit dislilangkan dengan galur murni B yang mempunyai
sifat buah besar, tahan hama penyakit tetapi kualitasnya kurang baik maka diharapakan dari hasil keturunanaya F1 akan didapatka varietas
baru yang mempunyai sifat buah besar, tahan hama penyakit, bentuk bagus, warna bagus dan rasa buah enak. Atau A X C, A X D, A X C,
B X C, B X D dan seterusnya yang jumlahnya puluhan atau bahkan ratusan test cross, sehingga mempunyai harapan akan didapat varietas
baru yang diinginkan.
commit to user 45
Tabel 7. Model Penggaluran Benih Diagram Persilangan Calon Varietas Test Cross
♂ ♀
A B
C D
E dst
A -
ν Ν
ν Ν
ν B
ν -
Ν ν
Ν ν
C ν
ν -
ν Ν
ν dst
ν ν
Ν ν
Ν ν
Sumber : Bagian R CV. Multi Global Agrindo e. Test Kombinasi Test Hibrid.
Dari test coss yang dilakukan diatas masing–masing silangan diberi tanda dan setelah panen benihnya diambil diproses dan tiap
silangan dibungkus terpisah dan diberi label tentang data silangan. Musim tanam berikutnya benih–benih tersebut ditanam kembali. Tiap
silangan ditanam 10 batang dan 2 kali ulangan sejak dari persemaian, pertanaman muda dan tanaman dewasa dilakukan pendataan tentang
daya tumbuh, ketahanan hama penyakit, adaptasi terhadap kondisi iklim, pembuahan dan sebagainya.
Setelah panen diadakan pendataan buah dan produktivitas meliputi : berat rata–rata, ukuran, ketebalan daging buah, warna, serat,
guratannet, kadar gula, dan rasa. Dari data–data yang terkumpul dan ditabulasikan akan didapatkan komulatif data untuk menilai silangan
calon hibrid F1 yang terbaik. f. Uji F1 Hibrid
Dari hasil penelitian uji kombinasi tersebut didapatkan 10 besar yang baik dan 10 besar tersebut dilakukan uji penanaman kembali
dengan petak kontrol dari varietas yang sudah diterima pasar, baik varietas tersebut adalah milik perusahaan lain maupun milik
perusahaan sendiri. Pendataan sejak daya tumbuh maupun sampai pasca panen dilakukan dan hasilnya ditandingkan dengan varietas
kontrol. Di harapkan dari antara 10 besar tersebut ada beberapa calon
commit to user 46
varietas yang mendapat nominasi terbaik 1 – 3 calon varietas dan bahkan mengungguli varietas kontrol. Dengan demikian perusahaan
dapat memperhitungkan bahwa hasil riset F1 yang dilakukan akan memperoleh varietas yang lebih unggul dengan harapan apabila
saatnya nanti dipasarkan calon produk baru tersebut bisa mengungguli kompetitor yang sudah diterima oleh pasar.
g. Uji Multi Lokasi. Uji multi lokasi dilakukan terutama diluar wilayah penelitian
dan mempunyai karakter iklim dan jenis yang berbeda. Biasanya dilakukan di 3 lokasi yang berbeda dengan 2 petak ulangan. Uji multi
lokasi ini memperlakukan yang sama sehingga akurasi hasil yang didapatkan seobyektif mungkin. Pengamatan dilakukan sejak
pertanaman sampai panen, bahkan sampai pasca panen dengan pendataan yang cermat. Hasil pendatan dikompilasikan dan akhirnya
dapat diketahui pada kondisi agroklimat dan jenis tanah yang berbeda didapatkan hasil yang sesuai yang diharapkan. Apabila komulatif data
dari 3 lokasi tersebut varietas yang dihasilkan ternyata kalah dengan varietas kontrol berarti gugurlah menjadi baru tetapi apabila ternyata
memang mengungguli varietas kontrol berarti bisa dilanjutkan untuk proses pelepasan varietas.
h. Pelepasan Varietas. Untuk mendapatkan pengakuan dari pemerintah bahwa varietas
baru yang telah dihasilkan oleh lembaga penelitian ataupun perusahaan maka harus lewat proses pelepasan varietas yang dalam hal ini
dilakukan oleh Team Pelepasan Varietas yang terdiri dari para peneliti ahli dari Litbangtan, Perguruan Tinggi dan unsur Direktorat yang ada
dibawah Dirjentan yang berkaitan dengan komoditas yang dilepas. Mekanismeprosedur proses pelepasannya sebagai berikut :
commit to user 47
Gambar 7. Model Pelepasan Varietas Sumber : Tim Pelepasan varietas Departemen Pertanian
7. Produksi Benih Melon