Analisis Keuntungan Analisis Break Even Point BEP Benih Melon Varietas MAI 119 di

commit to user 75 Rp 3.441.832,00 yang merupakan biaya pengemasan terbesar selama tahun 2006 sampai 2009. Jumlah biaya variabel selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2006 jumlah biaya variabel sebesar Rp.37.152.139,00. Tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 51.994.537,00, tahun 2008 meningkat hamper dua kali lipat menjadi Rp. 81.168.632,00 seiring dengan peningkatan produksi. Jumlah biaya variabel tertinggi tahun 2009 sebesar Rp. 130.819.844,00. Penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi benih melon varietas MAI 119 menghasilkan biaya total. Besarnya biaya total antara tahun 2006-2009 selalu mengalami peningkatan karena jumlah produksi benih MAI 119 mengalami peningkatan. Biaya total terendah terjadi pada tahun 2006 yaitu sebesar Rp 63.219.459,00 dan biaya total tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp 198.677.530,00. Komponen biaya yang sudah diketahui baik biaya tetap maupun biaya variabel berguna dalam mengetahui keuntungan perusahaan maupun dalam menganalisis break even point perusahaan.

4. Analisis Keuntungan

Keuntungan adalah selisih antara penerimaan total dengan keseluruhan biaya produksi. Penerimaan total dari penjualan benih melon varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo diperoleh dari perkalian antara harga jual benih dengan jumlah benih yang terjual. Keuntungan yang diperoleh CV. Multi Global Agrindo pada tahun 2006-2009 dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 11. Data Keuntungan CV. Multi Global Agrindo Keterangan Tahun 2006 2007 2008 2009 Penerimaan Total 92.625.000 121.600.000 273.837.500 571.187.500 Biaya tetap 26.067.320 41.933.599 55.532.114 67.857.686 biya variabel 37.152.139 51.994.537 81.168.632 130.819.844 Biaya total 63.219.459 93.928.136 136.700.746 198.677.530 Keuntungan 29.405.541 27.671.864 137.136.755 372.509.970 Sumber: Analisis Data Sekunder commit to user 76 Usaha pembenihan benih melon varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo selalu memperoleh keuntungan bahkan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini dikarenakan jumlah produksi benih melon varietas MAI 119 yang semakin meningkat sementara proporsi kenaikan biaya total lebih kecil daripada proporsi kenaikan penerimaan perusahaan. Mulai tahun 2007 penerimaan total meningkat lebih dari 200, sementara kenaikan biaya total tidak mencapai 200. Hal ini terjadi akibat penekanan biaya saprodi. Keuntungan tertinggi yang diperoleh CV. Multi Global Agrindo adalah pada tahun 2009 yaitu sebesar Rp. 372.509.970,00. Tinggi rendahnya keuntungan tergantung dari jumlah penerimaan dan biaya totalnya.

5. Analisis Break Even Point BEP Benih Melon Varietas MAI 119 di

CV. Multi Global Agrindo MGA Kabupaten Karanganyar Analisis Break even point BEP merupakan suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui kondisi impas suatu usaha, sehingga dengan analisis BEP dapat diketahui besarnya produksi saat mencapai kondisi keuntungan sama dengan nol. Dengan demikan, jumlah produksi tersebut dijadikan sebagai jumlah produksi minimum yang harus dicapai perusahaan agar terhindar dari kerugian. Analisis BEP dibedakan menjadi dua yaitu BEP atas dasar unit kg dan BEP atas dasar rupiah. Nilai BEP atas dasar unit diperoleh dengan membandingkan antara biaya tetap dengan hasil pengurangan antara harga dan biaya variable per unit marjin kontribusi. Nilai BEP atas dasar rupiah diperoleh dengan membandingkan antara biaya tetap dengan rasio marjin kontribusi. Nilai BEP atas dasar rupiah menunjukkan seberapa besar minimal penerimaan yang harus dicapai perusahaan agar terhindar dari kerugian. Penerimaan tersebut sama besarnya dengan biaya total yaitu penjumlahan antara biaya tetap dan biaya variabel. Nilai BEP atas dasar unit dan nilai BEP atas dasar rupiah tersaji pada Tabel 12 dan Tabel 13 berikut : commit to user 77 Tabel 12.Break Even Point BEP Atas Dasar Unit Benih Melon Varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2009 Tahun Jumlah Biaya Tetap Rp Jumlah Biaya Variabel Rp Produksi kg Biaya Variabel per unit Hargakg BEP kg 2006 26.067.320 37.152.139 19,5 1.905.237,90 4.750.000 9,16 2007 41.933.599 51.994.537 25,6 2.031.036,60 4.750.000 15,42 2008 55.532.114 81.168.632 57,65 1.407.955,45 4.750.000 16,62 2009 67.857.686 130.819.844 120,25 1.087.898,91 4.750.000 18,53 Sumber : Analisis Data Sekunder Nilai BEP atas dasar unit menunjukkan seberapa besar minimal produksi yang harus dicapai perusahaan tersebut selama satu tahun agar terhindar dari kerugian atau telah mampu menutup semua biaya, baik biaya tetap maupun biaya variabelnya. Selain break even point atas dasar unit, juga dihitung break even point atas dasar rupiah, dapat dilihat pada tabel 13 berikut ini : Tabel 13.Break Even Point BEP Atas Dasar Rupiah Benih Melon Varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo Kabupaten Karanganyar Tahun 2006-2009 Tahun Jumlah Biaya Tetap Rp Jumlah Biaya Variabel Rp Penerimaan BEP Rp 2006 26.067.320 37.152.139 92.625.000 43.525.527,10 2007 41.933.599 51.994.537 121.600.000 73.257.549,32 2008 55.532.114 81.168.632 273.837.500 78.926.997,52 2009 67.857.686 130.819.844 571.187.500 88.016.141,73 Sumber : Analisis Data Sekunder Nilai BEP atas dasar rupiah tersebut jika dibandingkan dengan jumlah penerimaan benih melon varietas MAI 119, maka dapat dikatakan bahwa jumlah penerimaan benih melon varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo telah melampaui titik break eventitik impas. Dengan demikian maka CV. Multi Global Agrindo Kabupaten Karanganyar telah mendapatkan keuntungan dari usaha benih melon varietas MAI 119. commit to user 78 Berikut adalah grafik break even point CV. Multi Global Agrindo MGA tahun 2006 – 2009 : 30,000,000 20,000,000 10,000,000 10,000,000 20,000,000 30,000,000 40,000,000 50,000,000 60,000,000 70,000,000 80,000,000 3 5 9 12 15 Produksi dan Penjualan B ia y a d a n P e n e ri m a a n TFC TVC TC Sales Profit B E P Gambar 10. Grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2006 Berdasarkan grafik diatas, pada tahun 2006, CV. Multi Global Agrindo telah melampaui titik impas, pada saat produksi 9,16 kg dan penerimaan sebesar Rp. 43.525.527,10. Kondisi BEP mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah produksi di tahun 2007, tersaji dalam grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2007 sebagai berikut : 40,000,000 20,000,000 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 10 12 15 17 20 Produksi dan Penjualan B ia y a d an P en er im aa n TFC TVC TC Sales Profit B E P Gambar 11. Grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2007 commit to user 79 Berdasarkan grafik diatas, pada tahun 2007, CV. Multi Global Agrindo kembali dapat melampaui titik impas, yaitu pada saat produksi 15,42 kg dan penerimaan sebesar Rp.73.257.549,32. Kondisi BEP kembali mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah produksi di tahun 2008, tersaji dalam grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2008 sebagai berikut : 40,000,000 20,000,000 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 10 13 17 20 21 Produksi dan Penjualan B ia y a d an P en e ri m aa n TFC TVC TC Sales Profit B E P Gambar 12. Grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2008 Berdasarkan grafik diatas, pada tahun 2008, BEP di CV. Multi Global Agrindo terus mengalami peningkatan dan dapat terlampaui, yaitu pada saat produksi 16,62 kg dan penerimaan sebesar Rp.78.926.997,52. Memasuki tahun 2009, Kondisi BEP kembali mengalami peningkatan seiring dengan pertambahan jumlah produksi, tersaji dalam grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2009 sebagai berikut : commit to user 80 40,000,000 20,000,000 20,000,000 40,000,000 60,000,000 80,000,000 100,000,000 120,000,000 140,000,000 12 15 19 24 26 Produksi dan Penjualan B ia y a d a n P e n e ri m a a n TFC TVC TC Sales Profit B E P Gambar 13. Grafik Break Even Point CV. MGA Tahun 2009 Berdasarkan grafik diatas, ternyata pada tahun 2009, BEP di CV. Multi Global Agrindo terus mengalami peningkatan dan dapat terlampaui, yaitu pada saat produksi 18,53 kg dan penerimaan sebesar Rp.88.016.141,73. Berdasarkan grafik-grafik di atas dapat diketahui bahwa titik BEP adalah titik pertemuan antara garis biaya total dengan garis total penerimaan, dari grafik tersebut dapat diketahui pula bahwa saat terjadi BEP maka profit atau keuntungan yang didapat perusahaan sama dengan nol. Perusahaan selalu menginginkan keuntungan dalam setiap usahanya, namun, pada kenyataannya kondisi di pasar akan selalu berubah-ubah, sehingga penting untuk meramalkan dan mengetahui kemungkinan perubahan tersebut maka akan dikaji analisis sensitivitas bagi usaha pembenihan melon varietas MAI 119 di CV. Multi Global Agrindo Kabupaten Karanganyar.

6. Analisis Sensitivitas