commit to user
11
II. LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian terdahulu tentang melon dilakukan oleh Anggriani 2009 tentang Teknik Percobaan Pemberian Beberapa Sumber Unsur P Pada
Tanaman Melon Cucumis Melo L., menyatakan bahwa tanaman melon memerlukan persyaratan tumbuh, antara lain tanah subur, gembur, banyak
mengandung bahan organik, dan pH tanah mendekati netral 6-6,8. Teknik budidaya melon harus dilakukan dengan baik untuk mendukung produksi
yang tinggi dan kualitas buah yang memenuhi selera pasar. Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto 2004 tentang Efisiensi
Ekonomi Penggunaan Faktor-faktor Produksi Pada Usahatani Melon di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan bahwa faktor produksi luas lahan, benih,
polybag, rafia, tenaga kerja, pupuk TSP, pupuk urea, zat perangsang dan mulsa berpengaruh nyata terhadap variasi tingkat produksi. Faktor produksi
yang lain yaitu turus, pupuk kandang, pupuk ZA, pupuk KCl, dolomite dan pestisida tidak berpengaruh nyata terhadap variasi tingkat produksi. Dari hasil
penelitian dapat disimpulkan bahwa petani dalam mempergunakan faktor- faktor produksi dalam usahataninya belum mencapai kombinasi yang optimal
sehingga tingkat efisiensi ekonomi tertinggi belum dapat dicapai. Dengan demikian keuntungan yang diperolehpun belum maksimal.
Penelitian tentang buah melon diatas menunjukkan bahwa penelitian buah melon baik dari segi budidaya maupun efisiensi penggunaan faktor-
faktor produksi pada usahatani melon telah dilakukan, namun, belum banyak yang mengkaji tentang benih melon, terlebih kaitannya tentang keuntungan
yang diperoleh dari usaha pembenihan melon. Maka, peneliti tertarik untuk meneliti benih melon kaitannya dengan keuntungan yang dianalisis dengan
analisis break even point. Hasil penelitian dengan analisis break even point telah banyak
dilakukan, diantaranya mengenai analisis break even sebagai alat perencanaan
commit to user 12
laba perusahaan, analisa faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan analisa break even point dan lain sebagainya. Penelitian Sulistyawati 1998 tentang
Analisa Break Even Sebagai Alat Perencanaan Laba Perusahaan menyatakan bahwa jumlah laba adalah alat utama untuk menentukan apakah suatu
perusahaan sukses atau tidak. Salah satu cara untuk mengukur laba adalah dengan analisis break even. Laba akan tetap pada tingkat yang sama ketika
volume penjualan bergerak secara proporsional dengan perubahan biaya tetap dan variabel. Ketika faktor yang mempengaruhi keuntungan berubah, maka,
volume penjualan juga harus diubah, tujuannya adalah untuk mencapai keuntungan proporsional.
Sinaga 2008 dengan judul penelitian Analisis Break Even Point Sebagai Alat Perencanaan Penjualan Minimum memberikan pengertian
bahwa impas break even dapat diartikan suatu keadaan dalam operasi perusahaan, perusahaan tidak memperoleh laba dan tidak menderita rugi.
Suatu usaha dikatakan impas jika jumlah pendapatan revenue sama dengan jumlah biaya, atau apabila laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk
menutup biaya tetap saja. Analisa break even mampu memberikan informasi kepada pimpinan perusahaan mengenai berbagai tingkat volume penjualan,
serta hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan yang bersangkutan dengan asumsi-asumsi dasar. Apabila penjualan
di atas titik break even maka perusahaan akan mendapatkan laba dan sebaliknya jika penjualan di bawah titik break even perusahaan akan
menderita kerugian. Penelitian mengenai analisis break even point dapat menjadi rujukan
bahwa dalam rangka mencapai keuntungan perusahaan, perlu melakukan sebuah perhitungan. Analisis break even point dapat memperhitungkan
keuntungan perusahaan Bagian terkait dengan analisis break even point adalah analisis sensitivitas. Hasil penelitian terdahulu yang menggunakan analisis
sensitivitas dilakukan oleh Rakhmawati 2008 dalam penelitiannya tentang Analisis Break Even Point Pada Usaha Pengolahan Pucuk Daun Teh Kasus
di Pabrik Teh Sumber Daun Kabupaten Cianjur, menunjukkan bahwa
commit to user 13
perubahan variabel kenaikan dan penurunan harga sebesar 3, kenaikan dan penurunan produksi sebesar 3, serta kenaikan dan penurunan biaya produksi
sebesar 5 masih dapat memberikan keuntungan bagi Pabrik Teh Sumber Daun.
Oktavianingsih 2010 dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Break Even Point BEP Komoditas Minyak Pala Di PT. Perkebunan
Nusantara IX Persero Kebun Ngobo Semarang Tahun 2004-2008, menyatakan bahwa analisis sensitivitas digunakan untuk mengetahui kepekaan
terhadap perubahan yang terjadi atas kenaikan atau penurunan variable- variabel penting. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penurunan
produksi 4,81 dan 32,88, kenaikan biaya 13,09 dan 25,02 serta penurunan harga 0,61 dan 3,30, PT. Perkebunan Nusantara IX Kebun
Ngobo masih mampu melampaui titik break even point dan mendapatkan keuntungan dari usaha benih melon, sedangkan penurunan produksi 34,
peningkatan biaya 96, dan penurunan harga 33,4 akan mengubah kondisi perusahaan yang awalnya telah melampaui titik BEP menjadi tidak melampaui
titik BEP dan harus menanggung kerugian. Penelitian terkait analisis sensitivitas memberikan gambaran
pentingnya analisis sensitivitas karena perubahan variabel harga, biaya dan produksi sangat mempengaruhi tingkat keuntungan perusahaan, bahkan dapat
merubah kondisi perusahaan yang semula untung menjadi rugi, sehingga penting untuk mengkaji sensitivitas dalam analisis break even point.
Persentase perubahan dapat dilakukan dengan coba-coba maupun berdasarkan perubahan minimum yang pernah terjadi di perusahaan. Dengan diketahuinya
sensitivitas BEP maka perusahaan dapat meramalkan berbagai kondisi ke depan untuk menghindari kerugian akibat perubahan variabel produksi, biaya
produksi dan harga. Hasil penelitian-penelitian diatas dijadikan pembanding dalam
penelitian ini karena menggunakan variabel-variabel yang sama yaitu variabel jumlah produksi, biaya produksi dan harga jual, serta kajian mengenai analisis
sensitivitas. Hasil penelitian terdahulu menyatakan bahwa faktor produksi,
commit to user 14
biaya, harga jual dan penerimaan sangat mempengaruhi kondisi laba perusahaan dan adanya perubahan terhadap salah satu atau lebih variabel
tersebut juga akan merubah kondisi laba perusahaan. Dalam penelitian analisis break even point di CV. Multi Global Agrindo ini hendak menunjukkan
dampak bagi perusahaan akibat kondisi variabel harga yang konstan sementara variabel lain yaitu biaya dan produksi berubah, dengan analisis
sensitivitas akan terlihat dampak bagi perusahaan akibat kondisi variabel- variabel tersebut. Kondisi harga yang konstan dengan biaya produksi yang
meningkat jarang dijumpai di sebuah perusahaan, sehingga diharapkan penelitian ini memberi wacana baru dan berbeda dengan kasus-kasus yang ada
dalam penelitian sebelumnya.
B. Tinjauan Pustaka