5 Model ARCS dalam pembelajaran dapat menggunakan media apa saja untuk menarik minat siswa.
6 Model ARCS dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa, meningkatkan rasa percaya diri serta memberikan rasa kepuasan siswa memperoleh hasil
belajarnya.
33
b. Kelemahan Model Pembelajaran ARCS Attention, Relevance, Confidence, and Satisfaction
Selanjutnya Awoniyi, dkk menjelaskan bahwa selain mempunyai kelebihan, model pembelajaran ARCS ini juga mempunyai kekurangan.
Kekurangan model pembelajaran ARCS ini yaitu: 1 Hasil afektif siswa sulit dinilai secara kuantitatif
2 Perkembangan secara berkesinambungan melalui model ARCS ini sulit dijadikan penilaian.
34
B. Model Pembelajaran Konvensional Ceramah
Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional. Keberhasilan metode ceramah tidak semata-mata karena kehebatan kompetensi guru
dalam bermain kata-kata dan kalimat, tetapi juga didukung oleh alat-alat pembantu lainnya. Dalam mempersiapkan metode ceramah pada umumnya ada 3 cara, yaitu:
33
Rani Aprilyanasari, Pembelajaran Sistem Peredaran Darah Pada Manusia Dengan Model Arcs Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction Didukung Multimedia
Interaktif Di SMPN 1 Sumowono, Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahun Alam , 2011 h.13.
34
Ibid, h.14.
Beberapa kelebihan metode ceramah : 1. Guru mudah menguasai kelas.
2. Mudah dilaksanakan. 3. Dapat diikuti peserta didik dalam jumlah besar.
4. Guru mudah menerangkan bahan pelajaran berjumlah besar. Beberapa kelemahan metode ceramah adalah :
1. Kegiatan pembelajaran menjadi verbalisme pengertian kata-kata. 2. Anak didik yang lebih tanggap dari sisi visual menjadi rugi dan anak didik
yang lebih tanggap auditifnya dapat lebih besar menerimanya. 3. Bila terlalu lama membosankan.
4. Sukar mengontrol sejauh mana pemerolehan belajar anak didik. 5. Menyebabkan anak didik pasif.
35
C. Kemampuan Berpikir Matematis
Menurut Leron dikutip dari Aryadi Wijaya mendefinisikan pemikiran matematika sebagai kemampuan untuk membangun kemampuan penalaran dan
mengkomunikasikan gagasan.
36
Proses berpikir metematis adalah suatu kejadian yang dialami seseorang ketika menerima persoalan pemecahan masalah sehingga menghasilkan kemampuan
secara matematis untuk memecahkanmenjawab suatu persoalan atau permasalahan
35
Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Jakarta : Rineka Cipta, 2010, h.177-178.
36
Aryadi Wijaya, Op.Cit, h.14.
sehingga menghasilkan ide gagasan, pemecahanjawaban yang logis. Berpikir matematis dalam memecahkan masalah sangat penting, karena jika peserta didik
malas untuk berpikir maka akan menyebabkan rendahnya prestasi peserta didik. Oleh karena itu, guru juga berperan penting untuk membangkitkan motivasi belajar dan
berpikir matematis peserta didik. Di dalam lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Permendiknas
Nomor 20 tahun 2006 tentang Standar Isi, disebutkan bahwa pembelajaran matematika bertujuan supaya siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, dan efisien.
2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika. 3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4. Memiliki sifat menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat mempelajari matematika,
serta ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
37
37
Aryadi Wijaya, Op.Cit, h.16.
Dikemukakan oleh National Council of Teachers of Mathematics NCTM terdapat lima proses standar bagi peserta didik dalam memperoleh dan menggunakan
pengetahuan matematik yaitu: 1. Kemampuan pemahaman, meliputi kemampuan mengenal, kemampuan
menjelaskan atau kemampuan menarik kesimpulan. 2. Kemampuan penalaran, meliputi menyusun pembuktian langsung dan tak
langsung, memperkirakan jawaban, memberikan penjelasan dengan menggunakan model matematik.
3. Kemampuan komunikasi, meliputi menyatakan peristiwa sehari-hari dengan simbol atau bahasa matematik, menghubungkan benda nyata, gambar,
diagram ke dalam ide matematika. 4. Kemampuan koneksi, meliputi menggunakan matematika ke dalam bidang
studi lain atau kehidupan sehari-hari. 5. Kemampuan pemecahan masalah, meliputi mengidentifikasi data pemecahan
masalah, memilih dan menerapkan strategi pemecahan masalah.
38
Sedangakan menurut Kuswana dikutip dari Achmad Mujahid menjelaskan bahwa ada dua macam keterampilan berpikir matematis yang harus dikusai individu
yaitu: 1. Keterampilan berpikir kritis, termasuk menganalisis, mengkritis,
memutuskan, mengevaluasi, dan menafsirkan.
38
NCTM, “Program for Intial Preparation of Mathematics Teacher”, Online, tersedia di: httpwww.ncate.orgLinkClick.aspx?fileticket=Frfx5Ju56RY3DTABID=676.
2. Keterampilan berpikir kreatif, termasuk mencipta, dan memperkirakan.
39
Berdasarkan Permendiknas, NCTM, dan pendapat Kuswana maka indikator berpikir matematis pada penelitian ini meliputi: kemampuan pemahaman,
kemampuan penalaran, kemampuan komunikasi, kemampuan koneksi, kemampuan pemecahan masalah, keterampilan berpikir kritis, dan keterampilan berpikir kreatif.
D. Taksonomi Bloom Revisi