g. Menentukan nilai L = |fz – Sz|
h. Menentukan nilai = Max |fz – Sz|
i. Menentukan nilai =
=
L
,n
, terdapat di Lampiran
j. Membandingkan dan
,serta membuat kesimpulan. Jika ≤
=, maka H di terima.
83
2. Uji Homogenitas
Setelah uji normalitas selanjutnya dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah variansi-variansi dari sejumlah
populasi sama atau tidak. Pengujian ini menggunakan uji Barlett. Rumus uji
Barlett sebgai berikut:
χ
2 hitung
= Ln 10 {B – log S
2
} χ
2 tabel
= χ
2
α,k-1 Hipotesis :
H : data homogen
H
1
: data tidak homogen Kriteria penarikan kesimpulan untuk uji Barlett sebagai berikut :
83
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Lengkap, Praktis, dan Mudah Dipahami Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014, h.102.
H diterima jika χ
2 hiitung
≤χ
2 tabel
, maka H diterima
Langkah-langkah Uji Barlett : a. Tentukan varians masing-masing kelompok data. Rumus varians
S
2
=
b. Tentukan varians gabungan dengan rumus S
2
gab = dimana dk = n-1
c. Tentukan nilai Baerlett dengan rumus B= log S
2
gab d. Tentukan nilai Chi Kuadrat dengan rumus
=Ln 10 {B – log S
2
}
e. Tentukan nilai = χ
2 α,k-1
f. Bandingkan dengan
, kemudian membuat kesimpulan. Jika ≤
, maka H diterima .
84
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan prosedur yang berisi kesimpulan aturan yang menuju kepada suatu keputusan apakah akan menerima atau menolak hipotesis. Dalam hal
ini dilakukan uji kesamaan dua rata - rata. Uji kesamaan dua rata-rata digunakan
84
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya Jakarta: Bumi Aksara, 2008, h.132.
untuk mengetahui ada atau tidak adanya perbedaan kesamaan antara dua data. Teknik analisis statistik yang digunakan untuk menguji kesamaan dua rata-rata
adalah uji-t. Uji-t merupakan salah satu uji statistika parametrik sehingga mempunyai asumsi yang harus dipenuhi yaitu, normalitas dan homogenitas. Jika
kedua asumsi tidak terpenuhi, maka uji yang digunakan uji non parametrik atau ditansformasi. Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan
normalitas dan homogenitas, maka selanjutnya melakukan uji hipotesis dengan menggunakan uji t - tes dua sampel tidak berkorelasi dengan rumus sebagai
berikut. 1. Apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen, maka
dilakukan uji hipotesis dengan uji t - tes dua sampel tidak berkorelasi
t = ,
dimana : =
Keterangan : : Rata – rata nilai kelas eksperimen
: Rata – rata nilai kelas kontrol
: Banyaknya peserta didik kelas eksperimen
: Banyaknya peserta didik kelas kontrol
: Varians data kelompok eksperimen
: Varians data kelompok kontrol s
gab
: Simpangan baku kedua kelompok Dengan hipotesis uji : H
: µ
1
= µ
2
H
1
: µ
1
≠µ
2
Kriteria pengujian adalah : jika │t
hitung
│≤ t
tabel
, maka H diterima.
2. Menurut Budiyono, ada empat macam cara perhitungan uji t, yaitu
85
: a. Untuk µ
1
= µ
2
, dengan syarat populasi normal,
2
tak diketahui N0,1, maka statistik uji-t nya :
t =
b. Untuk µ
1
− µ
2
= d , dengan populasi-populasi normal dan independen,
dan tak diketahui
= = , dan u
− 2 maka uji-t yang digunakan adalah :
t =
= c. Untuk µ
1
− µ
2
= d , dengan populasi-populasi normal dan independen,
dan tak diketahui
≠ , dan tv maka uji-t yang digunakan
adalah:
85
Budiyono, Statistik Untuk Penelitian, Surakarta: UNS Press, 2009, h.151.
t =
v = d. Untuk µ
D
= d , populasi normal,
2
tidak diketahui, dan tn-1 maka rumus uji-t yang digunakan adalah :
t =
D = X
1
– X
2
Dengan S
d
: deviasi baku dari D 3. Jika asumsi normalitas tidak terpenuhi, maka solusi menggunakan uji non
parametric atau di transformasikan. Uji non parametric yang digunakan oleh peneliti yaitu uji Mann-Whitney U-Test. Jika asumsi normalitas tidak
terpenuhi, maka rumus yang digunakan sebagai berikut :
U
1
= n
1
n
2
+ - R
1
U
2
= n
1
n
2
+ – R
2
Dimana : n₁ : Jumlah sampel 1
n₂: Jumlah sampel 2
U₁ : Jumlah peringkat 1
U₂ : Jumlah peringkat 2
R₁ :Jumlah rangking pada sampel n₁
R₂ : Jumlah rangking pada sampel n₂ Kedua rumus tersebut digunakan dalam perhitungan, karena akan digunakan
untuk mengetahui harga U
hitung
mana yang lebih kecil. Harga U
hitung
yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U
hitung
tabel. Hipotesis
H : Tidak terdapat perbedaan
H
1
: Terdapat perbedaan, Jika U
hitung
U
tabel
, maka H di tolak.
86
86
Sugiono, Statistik Non-Parametris Untuk Penelitian Bandung: Alfabeta, 2015, h.223.
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Data
Uji coba instrumen telah dilakukan di SMA Negeri 14Bandar Lampung tahun pelajaran 20162017. Instrumen dalam penelitian ini meliputi tes kemampuan
berpikir matematisberdasarkan taksonomi Bloom revisi padapeserta didik. Sebelum instrumen disajikan terlebih dahulu dilakukan penelaahan dan analisis
hasil uji coba instrumen. Hasil penelaahan dan analisis data uji coba instrumen dijelaskan sebagai berikut:
1. Tes Kemampuan Berpikir MatematisBerdasarkan Taksonomi Bloom Revisi
Data hasil uji instrumen tes kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi diperoleh dengan melakukan uji coba tes kemampuan
berpikir matematis yang terdiri dari 10 butir soal uraiantaksonomi Bloom revisi materi tentangkomposisi fungsi pada peserta didik diluarsampelpenelitian yang
sudah memperoleh materi pembelajaran tersebut. Uji coba dilakukan pada 25peserta didik kelasXII IPA 3SMA Negeri 14Bandar Lampung tahun pelajaran
20162017pada hari Jumat tanggal 17 Maret2017. Data hasil uji coba tes kemampuan berpikir matematis berdasarkan taksonomi Bloom revisi dapat dilihat
pada Lampiran 7.