Analisis Korelasi Distribusi Bivalvia dengan Faktor Fisik Kimia Perairan

kekeruhan. Semakin tinggi nilai zat padat tersuspensi maka nilai kekeruhan akan semakin tinggi.

4.8. Analisis Korelasi Distribusi Bivalvia dengan Faktor Fisik Kimia Perairan

Berdasarkan nilai parameter lingkungan yang diperoleh dari masing-masing stasiun penelitian setelah dikorelasikan dengan distribusi Bivalvia maka didapatkan nilai korelasi seperti pada Tabel 4.9 berikut ini. Tabel 4.9 Nilai Analisis Korelasi Distribusi Bivalvia dengan Faktor Fisik - Kimia Perairan Parameter r Signifikan Suhu -0,779 0,431 P. Cahaya -0,978 0,133 I. Cahaya -0,705 0,502 TDS -0,779 0,431 TSS +0,715 0,493 Kandungan substrat Organik +0,956 0,189 pH -0,496 0,670 Salinitas -0,797 0,413 DO +0,435 0,714 BOD 5 -0,825 0,382 COD -0,400 0,738 NO 3 +0,614 0,579 PO 4 -0,209 0,866 Keterangan: Nilai + = Korelasi Searah Positif Nilai - = Korelasi Berlawanan Negatif Dari hasil uji korelasi Pearson terhadap distribusi Bivalvia dengan faktor fisik kimia seperti tertera pada Tabel 4.9 terlihat bahwa TSS dan NO 3 berkorelasi + kuat, DO berkorelasi + sedang, kandungan substrat organik berkorelasi + sangat kuat, Universitas Sumatera Utara dengan distribusi Bivalvia sedangkan suhu, intensitas cahaya, TDS dan Salinitas berkorelasi - kuat, penetrasi cahaya dan BOD 5 berkorelasi - sangat kuat, pH, DO dan COD berkorelasi - sedang, PO 4 berkorelasi - rendah. Kandungan organik substrat berkorelasi sangat kuat terhadap distribusi bivalvia. Menurut EPA 1985 dalam Amrul 2007 kandungan organik dalam sedimen sangat berhubungan dengan jenistekstur sedimen, tekstur sedimen yang berbeda mempunyai kandungan bahan organik yang berbeda pula. Kandungan organik dalam sedimen merupakan hasil dekomposisi yang mengendap di dasar perairan. Umumnya pada perairan estuari kandungan organik di sedimen berkisar antara 1-5 . Kandungan bahan organik terlarut di dalam air maupun dalam sedimen mempengaruhi pertumbuhan , kehadiran dan kepadatan organisme. Hubungan yang sangat kuat dengan korelasi searah negatif terdapat pada penetrasi cahaya. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan organisme di dalam perairan dalam hubungannya dengan fotosintesis dan panjang gelombang sinar matahari sangat penting. Menurut Edward 1995 kecerahan yang baik untuk kehidupan biota adalah jumlah cahaya yang masuk tidak terlalu besar sehingga proses fotosintesis dapat berjalan seimbang dan jumlah fitoplanton memadai untuk kehidupan semua biota di perairan. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN