Brehm dan Meijering 1990 dalam Barus 2004 menyatakan bahwa pola temperatur ekosistem air dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti intensitas cahaya
matahari, pertukaran panas antara air dengan udara di sekelilingnya, ketinggian geografis dan juga oleh faktor kanopi penutupan oleh vegetasi dari pepohonan
yang tumbuh ditepi. Selanjutnya Edward 1995 menyatakan tingginya nilai suhu disebabkan oleh
pengaruh suhu udara lokal yang tinggi pada saat pengamatan, sehingga pemanasan massa air di lapisan permukaan berlangsung efektif. Namun demikian hasil
pengukuran suhu pada ketiga stasiun pada dasarnya masih normal dan belum membahayakan kehidupan biota laut. setalah dibandingkan dengan baku mutu air laut
yang diterbitkan oleh Menteri Negara Lingkungan Hidup. Selanjutnya Sidabutar dan Edward 1995 menyatakan suhu yang baik untuk
kehidupan ikan di daerah tropis berkisar antara 25ºC- 32ºC. DEPTAN KLH 1984 dalam Edward dan Sidabutar 1995 nilai suhu antara 15° C - 32º C untuk budidaya
kerang hijau dan tiram dan suhu 15° C - 31° C untuk budidaya kerang bulu.
b. Penetrasi Cahaya
Hasil pengukuran penetrasi cahaya pada ketiga stasiun berkisar antara 50 cm - 120 cm. Terendah pada stasiun 1 mangrove sebesar 50 cm. Keadaan ini bisa
terjadi dilihat dari tipe substratnya bahwa pada daerah mangrove merupakan sedimen berlumpur.
Universitas Sumatera Utara
Sediadi dan Edward 1999 menjelaskan tingkat kekeruhan perairan sangat dipengaruhi oleh kandungan suspensi massa air yang berasal dari sungai dan
pengadukan oleh gelombang terhadap sedimen dalam hal ini sedimen berlumpur. Dan tertinggi pada stasiun 3 mulut muara sebesar 120 cm, hal ini mungkin
disebabkan pengadukan oleh gelombang terhadap sedimen tidak begitu berarti seperti di daerah mangrove.
Menurut Wardhana 2004 kekeruhan pada perairan lebih banyak disebabkan oleh bahan tersuspensi yang berupa koloid dan partikel-partikel halus. Bahan buangan
industri yang berbentuk padat jika tidak dapat larut sempurna akan mengendap dan yang dapat larut sebagian akan menjadi koloid.
Selanjutnya menurut Edward 1995 kecerahan yang baik untuk kehidupan biota adalah jumlah cahaya yang masuk tidak terlalu besar, sehingga proses
fotosintesis dapat berjalan seimbang dan jumlah fitoplanton memadai untuk kehidupan semua biota perairan. Hasil pengukuran kecerahan pada ketiga stasiun
jika dibandingkan dengan baku mutu air laut berada dibawah normal.
c. Intensitas Cahaya
Hasil pengukuran intensitas cahaya berkisar antara 248 – 384 cm, nilai terendah pada stasiun 1 stasiun mangrov sebesar 248 cm dan tertinggi pada stasiun
2 pemukiman sebesar 384. Cahaya matahari merupakan sumber energi bagi kehidupan jasad hidup di perairan. Dalam hubungannya dengan fotosintesis,
intensitas dan panjang gelombang sinar matahari sangat penting.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Erlina 2007 intensitas cahaya dipengaruhi oleh faktor kedalaman dan cuaca yaitu adanya awan. Awan yang melintas mengakibatkan isolation
pemanasan lautan atau daratan oleh sinar matahari berkurang karena awan menyerap dan menyebarkan sinar-sinar yang datang.
d. TDS Total Dissolved Solid