tersebut mencakup bidang operasional, pembiayaan, administrasi dan manajemen.
77
a. Eksternal
Dalam perjalanannya, BULOG mengalami berbagai proses transformasi, semisal kelembagaan, dengan pembatasan kewenangan berkaitan dengan kegiatan
operasional dan pengelolaan komoditi hanya beras. Transformasi BULOG paling signifikan adalah akibat dari tekanan IMF dan World Bank pada era
liberalisasi, yang berakibat tereduksinya peran BULOG secara signifikan dalam menunjang keberhasilan subsistem distribusi pangan. BULOG mempunyai beban
untuk menjalankan fungsi komersial, ditengah fungsi sosial menjaga stabilisasi harga pangan.
78
Perubahan ekonomi global yang mengarah pada liberalisasi pasar, khususnya dengan adanya WTO yang mengharuskan penghapusan non-tariff
barrier seperti monopoli menjadi tariff barrier serta pembukaan pasar dalam negeri. Dalam LoI yang ditandatangani oleh pemerintah Indonesia dan IMF pada
tahun 1998, secara khusus ditekankan perlunya perubahan status hukum BULOG agar menjadi lembaga akuntabel. Perubahan ekonomi global yang mengarah pada
liberalisasi pasar mengakibatkan perlunya perubahan status hukum BULOG agar menjadi lembaga yang lebih efisien, transparan dan akuntabel.
b. Internal
77
http:www.BULOG.go.idprofilsejarah.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2010
78
DoriskaAgustomi, “Kedaulatan Pangan Ketahanan Pangan dan Revitalisasi Pertanian” http:www.politiksaman.comindex.php Diakses Pada tanggal 30 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
Perubahan Pemerintah Indonesia melalui Pemilu 1999 dan tuntutan masyarakat akan reformasi, mengharuskan BULOG sebagai salah satu lembaga
yang bertanggung jawab di bidang ketahanan pangan nasional melakukan perubahan paradigma dan menempatkan diri pada suatu tatanan yang tepat.
Terwujudnya alam demokrasi yang egaliter, penegakan supremasi hukum, transparansi, bebas KKN dan pemerintahan yang profesional dan bersih
professional and clean government, merupakan perubahan yang diharapkan dapat membawa kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia.
79
Manajemen logistik Pangan yang awalnya merupakan pendekatan militer, berangsur-angsur berubah menjadi logistik pangan yang mempertimbangkan
efisiensi dan biaya. Mula-mula sebagai lembaga logistik LPND yang rancu sehingga bentuk lembaga perlu dikoreksi. Kerancuan itu meliputi BULOG
sebagai LPND tidak seharusnya mendapat fasilitas kredit bank KLBI, dan berbeda dalam pertanggungjawaban keuangan, serta struktur organisasi. Sampai
1995, pegawai BULOG diperlakukan sebagai pegawai swasta, karena tidak dibiayai oleh APBN. Pada 1993, waktu Kepala BULOG dirangkap oleh Menteri
Negara Urusan Pangan, tanggung jawab BULOG diperluas yaitu sebagai koordinator pembangunan pangan dan peningkatan mutu gizi. Sejak krisis
moneter 1997, peran dan tugas BULOG berubah secara drastis, seiring dengan komitmen Pemerintah dengan IMF yang tertuang dalam berbagai LOI. Di era
reformasi yang dimulai sejak 1998, terjadi begitu banyak perubahan lingkungan strategis baik yang datangnya dari dalam negeri, maupun dari luar negeri serta
79
http:www.BULOG.go.idprofilsejarah.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
tuntutan publik sehingga mendorong BULOG harus berubah secara menyeluruh.
80
Secara umum alasan perubahan dari sisi internal adalah :
a. Perubahan kebijakan pangan pemerintah dan pemangkasan tugas dan fungsi
BULOG sehingga hanya diperbolehkan menangani komoditas beras, penghapusan monopoli impor seperti yang tertuang dalam beberapa Keppres
dan SK Menperindag sejak tahun 1998. Keppres RI terakhir tentang BULOG, yakni Keppres RI No. 103 tahun 2001 menegaskan bahwa BULOG harus
beralih status menjadi BUMN selambat-lambatnya Mei 2003. b.
Berlakunya beberapa UU baru, khususnya UU No. 5 Tahun 1999 tentang larangan praktek monopoli, dan UU No. 22 Tahun 2000 tentang Otonomi
Daerah yang membatasi kewenangan Pemerintah Pusat dan dihapusnya instansi vertikal.
c. Masyarakat luas menghendaki agar BULOG terbebas dari unsur-unsur yang
bertentangan dengan tuntutan reformasi, bebas dari KKN dan bebas dari pengaruh partai politik tertentu, sehingga BULOG mampu menjadi lembaga
yang efisien, efektif, transparan dan mampu melayani kepentingan publik secara memuaskan.
81
80
Ibid
81
Irfa Nurina Jati, “Strategi Peningkatan Kinerja Karyawan Melalui Pelatihan dan Pengembangan di Perum BULOG Divre Jateng” Http:digilib.unnes.ac.id Skripsi, diakses pada tanggal
02 Agustus 2010
Universitas Sumatera Utara
Sehubungan dengan adanya tuntutan untuk melakukan perubahan, BULOG telah melakukan berbagai kajian-kajian baik oleh intern BULOG
maupun pihak ekstern seperti :
a. Tim intern BULOG pada tahun 1998 telah mengkaji ulang peran BULOG
sekarang dan perubahan lembaganya di masa mendatang. Hal ini dilanjutkan dengan kegiatan sarasehan pada bulan Januari 2000 yang melibatkan BULOG
dan Dolog selindo dalam rangka menetapkan arahan untuk penyesuaian tugas dan fungsi yang kemudian disebut sebagai Paradigma Baru BULOG.
b. Kajian ahli dari Universitas Indonesia UI pada tahun 1999 yang menganalisa
berbagai bentuk badan hukum yang dapat dipilih oleh BULOG, yakni LPND seperti sekarang, atau berubah menjadi Persero, Badan Hukum Milik Negara
BHMN, Perjan atau Perum. Hasil kajian tersebut menyarankan agar BULOG memilih Perum sebagai bentuk badan hukum untuk menjalankan dua
fungsi bersamaan, yaitu fungsi publik dan komersial. c.
Kajian auditor internasional Arthur Andersen pada tahun 1999 yang telah mengaudit tingkat efisiensi operasional BULOG. Secara khusus, BULOG
disarankan agar menyempurnakan struktur organisasi, dan memperbaiki kebijakan internal, sistim, proses dan pengawasan sehingga dapat
memperbaiki efisiensi dan memperkecil terjadinya KKN di masa mendatang. d.
Kajian bersama dengan Bernas Malaysia pada tahun 2000 untuk melihat berbagai perubahan yang dilakukan oleh Malaysia dan merancang
kemungkinan penerapannya di Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
e. Kajian konsultan internasional Price Waterhouse Coopers PWC pada tahun
2001 yang telah menyusun perencanaan korporasi termasuk perumusan visi dan misi serta strategi BULOG, menganalisa core business dan tahapan
transformasi lembaga BULOG untuk berubah menjadi lembaga Perum. f.
Dukungan politik yang cukup kuat dari anggota DPR RI, khususnya Komisi III dalam berbagai hearing antara BULOG dengan Komisi III DPR RI selama
periode 2000-2002.
82
Berdasarkan hasil kajian, ketentuan dan dukungan politik DPR RI, disimpulkan bahwa status hukum yang paling sesuai bagi BULOG adalah
PERUM Perusahaan Umum.
2 Sasaran Perubahan yang Hendak Dicapai
Perubahan organisasi adalah suatu tindakan menyusun kembali komponen-komponen organisasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
organisasi. Mengingat begitu pentingnya perubahan dalam lingkungan yang bergerak cepat sudah saatnya organisasi tidak menunda perubahan, penundaan
berarti akan menghadapkan organisasi pada proses kemunduran. Akan tetapi perlu diingat bahwa tidak semua perubahan yang terjadi akan menimbulkan kondisi
82
Ibid
Universitas Sumatera Utara
yang lebih baik, sehingga perlu diupayakan agar perubahan tersebut diarahkan kearah yang lebih baik dibandingkan dengan kondisi yang sebelumnya.
83
Berubahnya menjadi Perum, BULOG tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan oleh pemerintah terutama dalam pengamanan harga dasar
pembelian gabah, pendistribusian beras untuk masyarakat miskin yang rawan pangan, pemupukan stok nasional untuk berbagai keperluan publik menghadapi
keadaan darurat dan kepentingan publik lainnya dalam upaya mengendalikan gejolak harga. Di samping itu, BULOG dapat memberikan kontribusi
operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah
transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga BULOG akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usahanya sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas
publik, mengingat semakin terbatasnya dana pemerintah di masa mendatang. Dengan kondisi tersebut diharapkan perubahan status BULOG menjadi Perum
dapat lebih menambah manfaat kepada masyarakat luas.
84
Secara umum sasaran perubahan Lembaga BULOG menjadi Perusahaan Umum terutama adalah:
Pertama; tetap dapat melaksanakan tugas publik yang dibebankan.
83
Irawaty A. Kahar, “Konsep Kepemimpinan dalam Perubahan Organisasi Organizational Change pada Perpustakaan Perguruan Tinggi”. Jurnal Jurnal Studi Perpustakaan dan Informasi, Vol.4,
No.1, Juni 2008 Hal. 22
84
http:www.BULOG.go.idprofilsejarah.html. Diakses pada tanggal 20 Mei 2010.
Universitas Sumatera Utara
Kedua; dapat juga melaksanakan fungsi bisnis yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah transparansi. Ruang gerak lembaga akan lebih fleksibel,
misalnya, dengan merancang berbagai kerjasama operasional joint venturepenyertaan modal dalam badan usaha lain.
Ketiga; hasil dari aktivitas bisnis sebagiannya dapat mendukung tugas publik. Hal ini tentu akan berdampak positif terhadap dana Pemerintah, mengingat semakin
terbatasnya dana Pemerintah di masa mendatang, sehingga lembaga baru ini dapat berperan untuk membantu dan meringankan beban Pemerintah. Keempat; di
samping itu, BULOG dapat memberikan kontribusi operasionalnya kepada masyarakat sebagai salah satu pelaku ekonomi dengan melaksanakan fungsi usaha
yang tidak bertentangan dengan hukum dan kaedah transparansi. Dengan kondisi ini gerak lembaga BULOG akan lebih fleksibel dan hasil dari aktivitas usaha
sebagian dapat digunakan untuk mendukung tugas publik. Kelima; reward and punishment penghargaan dan hukuman akan lebih mudah diterapkan, sehingga
akan menumbuhkembangkan insentif buat pegawai untuk bekerja secara professional.
Keenam; optimalisasi pemanfaatan semua aset yang kini dikuasai termasuk di dalamnya SDM. Sejak 1998 pemanfaatan aset dan SDM menjadi kurang optimal
idle capacity, karena terkendala oleh berbagai peraturan operasional dan pendanaan yang melekat di LPND.
85
85
Mustafa Abubakar, “ Kebijakan Pangan, Peran Perum BULOG dan Kesejahteraan Petani” Disampaikan sebagai Orasi Ilmiah dalam Dies Natalis ke-44 Institut Pertanian Bogor 2007.
Universitas Sumatera Utara
Lembaga ini bila dikelola dengan baik, dan memiliki manajemen yang baik pula maka kedepan nanti lembaga ini dapat menjaga ketahanan pangan
nasional,dan juga menjadi salah satu pengekspor besar tidak hanya beras tapi juga berbagai komoditi lainnya yang merupakan produk asli dalam negeri. Berbanding
lurus dengan hal tersebut BULOG juga akan menjadi salah satu penyumbang devisa terbesar bagi kas negara karena posisinya sebagai salah satu eksportir besar
pada 2020 nanti. Bila semua hal tersebut dapat diwujudkan, maka bukan impian lagi bahwa bangsa ini, akan menjadi sebuah bangsa yang rakyatnya makmur, dan
sejahtera. Sehingga target pada 2020 BULOG akan terlahir menjadi sebuah lembaga yang memiliki image baru yaitu yang professional, akuntabel, kompeten,
bersih dan menjadi acuan sebagai contoh yang patut ditiru oleh lembaga-lembaga lainnya.
3 GCG Good Coorporate Governance
Secara ringkas, reformasi BUMN mengharapkan adanya pelaksanaan governance pemerintahan yang baik Good Public Governance - GPG, sekaligus
governance perusahaan yang baik Good Corporate Goverance - GCG. Kedua prinsip harus diterapkan bersama-sama, mengingat BUMN selain menjadi entitas
korporasi, sekaligus juga institusi publik yang secara teknis sangat ditentukan oleh birokrasi dan perangkat politik lainnya, seperti parlemen dan bahkan partai
politik. Kerelaan instrumen birokrasi dan partai politik melepaskan BUMN sebagai entitas yang murni bisnis membutuhkan penerapan GPG.
86
86
Mas Achmad Daniri, “Reformasi Kelembagaan dan Penerapan Governance pada BUMN” Makalah Ilmiah, Unika Atmadjaya, Jakarta 2009.
Universitas Sumatera Utara
Secara hukum, BUMN yang berbentuk PT dengan sendirinya juga harus tunduk pada UU No.40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas UU PT. Di
sana sudah diatur tentang prinsip-prinsip good corporate governance GCG. Namun, bagi perusahaan yang berbentuk Perum, maka UU PT tidak sepenuhnya
bisa diacu, karena mereka memiliki tugas tambahan melayani kepentingan masyarakat. Meskipun begitu, pinsip-prinsip GCG sebagaimana tertuang dalam
UU PT tetap relevan untuk diterapkan. Dengan kata lain, dalam rangka membangun “Good Governance”, BUMN bisa mengacu pada prinsip-prinsip
yang sama dengan sektor swasta. Persoalan berikutnya adalah membangun sistem, struktur dan kultur yang sebanding compatible dengan sektor swasta,
dalam rangka mencapai kinerja dan daya saing yang memadai.
87
Penerapan protokol Good Governance diharapkan mampu mendukung usaha keterbukaan dan ketersediaan informasi yang pada gilirannya akan
mendukung pengambilan keputusan yang beorientasi pada efisiensi biaya, produktifitas dan penciptaan nilai value creation. Dengan begitu, apapun pilihan
kebijakan yang akan ditempuh, akan memberi nilai tambah yang berarti, dan bukan justru memunculkan masalah baru. Governance yang baik merupakan
sebuah prasyarat kelembagaan, terhadap pilihan kebijakan apapun yang akan diambil.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara BUMN No. Kep-117M- MBU2002, GCG merupakan suatu proses dan struktur yang digunakan oleh
87
Ibid
Universitas Sumatera Utara
organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang
dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai-nilai etika. Corporate Governance merupakan
suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efektif yang bersumber dari budaya perusahaan, etika, nilai, sistem, proses bisnis, kebijakan
dan struktur organisasi perusahaan yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya, resiko secara
lebih efisien dan efektif dan pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham maupun stakeholder lainnya.
C. Implikasi Perubahan Kelembagaan BULOG
1 Implikasi Terhadap Organisasi
Dalam rangka pengelolaan usaha logistik pangan pokok nasional secara mandiri, baik yang bersifat pelayanan masyarakat maupun bersifat komersial,
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2003 yang berlaku sejak tanggal 20 Januari 2003, didirikan Perusahaan Umum PERUM BULOG dan untuk
selanjutnya LPND BULOG dinyatakan bubar dan bahwa dengan pendirian Perusahaan Umum PERUM BULOG tersebut, membawa implikasi terhadap
perubahan organ serta status dan hak kepegawaian Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG.
88
88
Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2003 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2003 tentang Pendirian Perusahaan Umum BULOG.
Universitas Sumatera Utara
Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2003 sesuai Pasal 1 ayat 1 yang mengubah Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2003 tentang Pendirian Perum
BULOG, Pasal 70 ayat 1, ayat 3 dan ayat 4, sehingga Pasal 70 berbunyi, dengan dibubarkannya LPND BULOG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2,
status dan hak kepegawaian Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG diselesaikan dengan mengacu pada ketentuan Undang-undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang
Pensiun Pegawai dan Pensiun jandaduda dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1979 tentang Pemberhentian karena Penyederhanaan Organisasi, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG yang pada tanggal 31 Desember 2003
telah mencapai usia sekurang-kurangnya 50 lima puluh tahun, serta memilih bekerja pada Perusahaan, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai
Negeri Sipil pada tanggal 1 Januari 2004 dengan hak pensiun bagi yang memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 sepuluh tahun dan
tanpa hak pensiun bagi yang belum memiliki masa kerja pensiun sekurang- kurangnya 10 sepuluh tahun;
b. Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG yang pada tanggal 31 Desember 2003
belum mencapai usia 50 lima puluh tahun dan memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 sepuluh tahun serta memilih bekerja pada
Perusahaan, diperbantukan pada Perusahaan sampai usia 50 lima puluh tahun untuk kemudian diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri
Sipil dengan hak pensiun;
Universitas Sumatera Utara
c. Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG yang pada tanggal 31 Desember 2003
belum mencapai usia 50 lima puluh tahun dan belum memiliki masa kerja pensiun sekurang-kurangnya 10 sepuluh tahun serta memilih bekerja pada
Perusahaan, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil tanpa hak pensiun.
Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG yang berdasarkan ketentuan ayat 1 huruf a dan huruf c, diberhentikan dengan hormat sebagai Pegawai Negeri Sipil
tanpa hak pensiun, masa kerjanya sebagai Pegawai Negeri Sipil akan diperhitungkan oleh Perusahaan sebagai masa kerja pensiun pada saat yang
bersangkutan memenuhi syarat pensiun berdasarkan Peraturan Perusahaan. Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG yang memilih tetap sebagai Pegawai
Negeri Sipil dan tidak bekerja pada perusahaan dialihkan menjadi Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Badan Kepegawaian Negara untuk kemudian disalurkan ke
instansi yang memerlukan. Ketentuan lebih lanjut yang diperlukan dalam rangka penyelesaian status kepegawaian ditetapkan oleh Badan Kepegawaian Negara dan
Direksi Perusahaan, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama sesuai lingkup bidang tugasnya masing-masing.
Peraturan Pemerintah No. 61 tahun 2003 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 7 tentang Pendirian Perum BULOG juga mengubah Pasal 71,
sehingga Pasal 71 berbunyi sebagai berikut : Peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan berlaku di lingkungan LPND BULOG, tetap berlaku sampai
ditetapkan peraturan penggantinya. Perikatan-perikatan hukum yang telah
Universitas Sumatera Utara
disepakati sebelum berlakunya Peraturan Pemerintah ini tetap mengikat sampai berakhirnya masa atau dibatalkannya perikatan tersebut. Perbuatan-perbuatan
hukum Kepala LPND BULOG yang dilakukan sebelum diangkatnya Direksi Perusahaan berlaku sebagai perbuatan hukum Direksi Perusahaan, kecuali
perbuatan hukum yang dilakukan dalam rangka pembinaan Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG.
Perbuatan-perbuatan hukum Direksi Perusahaan yang dilakukan berdasarkan peraturan-peraturan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, guna
melakukan pembinaan Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG selama masa transisi pengalihan Pegawai Negeri Sipil LPND BULOG sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 70, berlaku sebagai perbuatan hukum Kepala LPND BULOG. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil yang diperbantukan ke Perusahaan ditangani oleh Badan
Kepegawaian Negara.
2 Implikasi terhadap Kebijakan Perberasan
Mencermati pasang surut Bulog seperti melihat naik turunnya kekuatan politik di tanah air, saat kekuatan politik sentralistik, Bulog sangat powerfull.
Bulog diberi kewenangan yang sangat besar, apalagi sewaktu Bulog berbentuk LPND Lembaga Pemerintah Non Departemen, semua kebutuhan bahan pokok
yang kita kenal dengan sembako pengelolaannya diserahkan kepada Bulog. Bulog sangat leluasa memainkan peran menjaga stabilitas harga sembako. Di
penghujung kejatuhan Presiden Soeharto, saat krisis ekonomi 1998, Presiden Soeharto menandatangani Letter of Intent LoI atau nota kesepakatan dengan
Universitas Sumatera Utara
lembaga keuangan IMF. IMF mengevaluasi peran BULOG yang monopolistik mengatur bahan kebutuhan pokok dan hanya tinggal beras saja. Sejak itu BULOG
mengalami masa-masa penurunannya hingga terjadinya perubahan status LPND menjadi perusahaan umum perum pada 2003. Memasuki era reformasi, muncul
istilah BULOG bukan lagi badan yang mengurusi logistik, tetapi badan urusan perberasan.
89
Pemerintah Kolonial Belanda selalu menginginkan harga buruh yang murah bagi investasi pertaniannya di Nusantara. Karena itu, harga dasar pangan dan beras
selalu ditekan rendah, karena harga beras sangat penting bagi konsumsi keluarga, sehingga perlu membuat harga dasar pangan utama tersebut rendah sepanjang waktu.
President Sukarno menjiplak kebijakan yang sama dengan motivasi dukungan politik. Sukarno ingin memproteksikan kekuasaannya dengan cara mengambil hati pegawai
negeri sipil dan militer dengan cara proteksi pendapatan melalui beras sebagai komponen gaji bulanan. Tujuannya yakni rezim yang belia memerlukan kesetiaan
dan dukungan politik. Masa pemerintahan Suharto selama 32 tahun secara telak menjiplak hal yang sama. Bisa dibayangkan dukungan beras untuk memberi makan
4.6 juta PNS dan 0.5 juta militer akan berdampak pada hasil voting dalam pemilu. Kondisi menjadi lebih buruk ketika beras dibaptis menjadi barometer ekonomi
pembangunan tapi pada saat yang sama berfungsi sebagai alat politik. Kelahiran Badan Urusan Logistik tahun 1967 sejak awal diproyeksikan untuk menjaga
ketahanan pangan Indonesia melalui dua mekanisme stabilisasi harga beras dan pengadaan bulanan untuk PNS dan militer. Bulog berfungsi sebagai pengotrol harga
89
Muhammad Fauzi, “Transformasi Bulog Untuk Siapa” http:www.mediaindonesia.com, diakses tanggal 02 Juni 2010.
Universitas Sumatera Utara
beras dengan cara mematok harga beras domestik secara signifikan lebih tinggi dari harga beras dunia Hal ini masih menjadi kebijakan saat Presiden Megawati.
90
Mulai 1998, semua pangan termasuk beras tentunya, dideklarasikan pasar bebas. Peran BULOG dibatasi dan dipersempit perannya. Malah pada 1999,
perannya sebagai STE State Trading Enterprise dicabut. Pada 2002, BULOG memperoleh lagi haknya sebagai STE, setelah dinotifikasi di WTO akhir 2002 .
Sejumlah previlage buat BULOG dihapus, seperti subsidi kredit, dana luar budget off-budget dan akses terhadap nilai tukar yang bersubsidi. Sejak itu, impor
pangan yang dikelola BULOG selama ini seperti gula, beras, gandum, kedelai dibebaskan tata niaganya. Itu tentu tidak lepas dari berbagai komitmen
pemerintah yang disepakati dengan pihak IMF. IMF mengikat pemerintah dengan LOI letter of intend. LOI itu dirancang oleh IMF di kantor pusat di Washington.
Pemerintah tidak punya kekuatan untuk merubah apalagi mengatakan tidak, pemerintah diharuskan untuk menandatangani kesepakatan itu.
Setelah LOI
disetujui, maka pemerintah harus mengeluarkan keputusan menteri, peraturan pemerintah atau keputusan lain, sehingga kuat dasar hukumnya. Inti dari LOI itu
adalah liberalisasi perdagangan, privatisasi BUMN, penghapusan subsidi, dan pendisiplinan defisit APBN.
91
. Padahal di negara AS sendiri banyak hal yang terkait dengan privatisasi dan liberalisasi tidak sepenuhnya dilaksanakan.
Contohnya, LOI yang dikeluarkan tgl 11 September 1998. Isinya antara lain :
90
Jonatan Lassa, “Politik Keyahanan Pangan Indonesia 1995 – 2005” http:www.zef.demoduleregistermedia, diakses tangga 25 Juni 2010.
91
Lihat analisis Stiglitz 2002 tentang cara kerja mereka sebagai aliran neo-liberal, dan Blustein 2001 merekam perilaku IMF di negara berkembang. Juga kritik Stiglitz 2003 terhadap pemerintah AS
yang memaksa kehendaknya melalui Bank Dunia atau IMF
Universitas Sumatera Utara
”also, for the first time in thirty years, we will allow private traders to import rice”. Kemudian, pemerintah mengeluarkan SK Mendag no.439 tentang bea
masuk, tertanggal 22 September 1998. Isi SK itu adalah impor beras dibebaskan, dengan bea masuk 0 persen.
92
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen disebutkan bahwa Lembaga Pemerintah Non Departemen dalam Pemerintahan Negara Republik Indonesia
yang disebut LPND adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden dan berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Presiden.
93
Perubahan status kelembagaan menjadi Perum membawa konsekuensi bagi BULOG untuk kehilangan berbagai otoritas dalam kemampuannya
melaksanakan stabilisasi harga dan pengelolaan berbagai komoditi yang dianggap strategis oleh pemerintah. BULOG juga harus kehilangan fasilitas Kredit
Likuiditas Bank Indonesia KLBI sebagai sumber pendanaan kegiatan operasionalnya, kehilangan pasar tetap seperti PNS, TNI dan hilangnya hak
monopoli import beras dan bahan pangan penting seperti gandum, kedele, gula.
94
92
M. Husein Sawit, “Usulan Kebijakan Beras dari Bank Dunia Kebijakan yang Keliru”, http:pse.litbang.deptan.go.id, Diakses pada tanggal 29 Mei 2010.
93
Pasal 1 ayat 1 dan ayat 2 Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 103 tahun 2001 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Lembaga
Pemerintah Non Departemen.
94
Wiwid ardhianto, “ Memposisikan BULOG Sebagai Garda Terdepan Ketahanan Pangan”. http:www BULOG.co.id. diakses pada tanggal 02 Juni 2010
Universitas Sumatera Utara
Transformasi kelembagaan BULOG berkaitan dengan manajemen dan kebijakan pangan, perubahan kelembagaan ini berpengaruh terhadap kinerja
subsistem distribusi dalam sistem ketahanan pangan. Pembatasan komoditas yang dikelola BULOG hanya pada beras saja menjadikan tidak adanya jaminan dan
pengaturan harga produk pangan yang wajar dari pemerintah bagi seluruh lapisan masyarakat untuk komoditi strategis non beras. Hal ini sudah terbukti dengan
kenaikan harga yang tidak wajar pada komoditi strategis non beras seperti kedelai dan minyak goreng serta komoditi biji-bijian secara umum.
95
Dengan aturan dan kondisi yang ada sekarang meninggalkan persoalan yang rumit yang berkaitan dengan manajemen dan kebijakan pangan. Apabila
dikaitkan pembahasan ini dengan ketahanan pangan di Indonesia, maka perubahan kelembagaan ini berpengaruh terhadap kinerja subsistem distribusi
dalam sistem ketahanan pangan Indonesia. Pembatasan fungsi dan peran BULOG tersebut juga memiliki implikasi pada aspek teknis distribusi pangan terutama
belum adanya lembaga lain seperti BULOG yang memiliki infrastruktur, prasarana distribusi darat laut dan antar pulau yang mampu menjangkau seluruh
wilayah konsumen. Hal ini menciptakan sebuah kondisi tidak merata dan memadainya infrastruktur pengumpulan, penyimpanan dan pendistribusian yang
berorientasi bagi kepentingan publik untuk komoditi strategis non beras. Lemahnya subsistem distribusi ini membawa konsekuensi pada fluktuasi harga
beberapa komoditi strategis yang mengikuti mekanisme pasar dan kemudian
95
Ibid
Universitas Sumatera Utara
seringkali diikuti kelangkaan komoditi pada waktu-waktu tertentu sehingga menyulitkan sebagian besar masyarakat Indonesia.
96
Secara umum implikasi perubahan Bulog dari LPND menjadi Perum baik dari segi Kebijakan Pangan maupun Penyesuaian Tugas dan Fungsi Bulog seperti
dilihat dibawah ini :
97
96
Hermanto Siregar, “Masalah Kerawanan Pangan dan Upaya Penanggulangannya.” http:www.brighten.or.idindex.php. diakses pada tanggal 03 Juni 2010.
97
Http:dologdiy.tripod.comindex. “Bulog dengan Paradigma Baru”, diakses pada tanggal 15 Juli 2010.
Paradigma Lama Saat LPND Paradigma Baru Era PERUM
a. Di Bidang Politik
K e
K ek
D o
m i
K ek
ua sa
Pusat yg. mengatur segala-galanya melalui pengaturan penganggaran
Otonomi daerah lebih ditonjolkan diatur dalam UU No.2299 dan UU No.2599.
b. Di Bidang Ekonomi P
e n
P e
l
B.I. sebagai bank sentral juga berfungsi sbg. Pendukung pembangunan nasional a.l.
memberikan kredit program KLBI. Status B.I. diubah menjadi independen
dengan hanya mengurus moneter saja tidak memberikan KLBI lagi.
Bulog diberi tugas khusus menjaga stabilisasi harga panganberas, juga diberi
kewenangan khusus. LoI IMF membatasi tugas Bulog, mencabut
monopoli impor beberapa komoditi termasuk beras.
c. Kebijakan Pangan a.l
.
Universitas Sumatera Utara
G e
n e
Ta rg
et gr
Proteksi petaniproduknya melalui non tariff barier, melalui pentataniagaan impor
dan pemasarannya di dalam negeri. Proteksi melalui tariff barier menuju free
trade secara bertahap tarif diturunkan Subsidi melalui pembedaan harga jual beras
kepada golongan anggaran dan harga pasar operasi pasar atau antar komoditi.
Subsidi hanya diperbolehkan melalui APBN
d. Tugas dan Fungsi Bulog Implikasinya
S t
a b
i l
i s
a s
M e
m an
ta pk
an ke
ta ha
I m
p o
r Im
po r
be ra
s
Sumber pembiayaan dari kredit KLBI, Bulog dapat menarik kredit setelah
mendapat persetujuan Menteri Ke-uangan. Antara penarik kredit dan penjualan tidak
terkait. Sumber pembiayaan dari anggaran pe-
merintah dan kredit komersial, Bulog harus memperhitungkan cash flow.
Bulog diberi kewenangan untuk mengelola komoditi non beras: gula, terigu, kedele dll.
dgn. jalan monopoli impor dan pengaturan tataniaga dalam negeri. Kerugian pada
komoditi beras dapat dikompensasikan dgn. Keun-tungan pada komoditi lain.
Kewenangan khusus dicabut, tetapi tidak dilarang mengelola komoditi non beras
tetapi tidak ada fasilitas khusus.
Dengan sistem operasi buffer stock jumlah pengadaan dalam negeri sulit diprediksi
fluktuatif. Akibatnya suatu saat over stock sehingga menimbulkan beban biaya
penyimpanan, kerusakan, susut dsb. Dengan merubah sistem beroperasi yang
berorientasi pada target quantity pengadaan pada musim panen di daerah sentra produksi
padi, diharap-kan dapat mengangkat harga di atas harga CF + tariff.
Karena hasil pembelian sulit diprediksi untuk stabilisasi harga memerlukan stok
penyangga iron stock yang besar. Harga pembelian Bulog disesuaikan dengan
rencana kebutuhan, keada-an panen dan harga internasional dengan mengurangi stok
penyangga seminimal mungkin.
Universitas Sumatera Utara
Stok cadangan pangan masyarakat kurang terbina, bahkan beberapa lum-
bung pangan masyarakat desa hilang eksistensinya.
Pembinaan stok cadangan pangan masyarakat disinergikan dan diting-
katkan dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan.
Motto Bulog: We prepare for the worst and we hope for the best, ber-
implikasikan pada operasi at all cost. Bulog beroperasi at least cost dengan
orientasi membantu memantapkan ketahanan pangan.
Status Bulog LPND yang unik. Perum BHMN dan Penerapan GCG
Universitas Sumatera Utara
BAB III PENGATURAN PERUM BULOG SEBAGAI BUMN PSO