Pendanaan PSO Melalui Kredit Komersil

sering kali dijadikan sebagai alat penekanan politik dan ekonomi oleh negara pengekspor kepada negara-negara yang membutuhkan bantuan pangan. Dengan kondisi demikian dimana disatu sisi impor beras memberikan manfaat disaat kita kekuarangan stok beras sehingga harga beras dapat stabil dan banyak juga menyebabkan dampak negatif dengan segala intrik politiknya telah mengisyaratkan kepada kita bahwa betapa pentingnya suatu kedaulatan pangan. Jika kedaulatan pangan dapat di peroleh, kebutuhan pangan tercukupi sebenarnya kita tidak perlu melakukan impor pangan yang justru menimbulkan konflik di masyarakat. Pemerintah serta masyarakat mesti kembali melihat siapa sebenarmya jati diri kita. Negara yang luas dengan kesuburan tanah yang tidak diragukan seharusnya mengingatkan kepada kita bahwa kita sekali-kali tidak boleh melupakan pertanian kita. 161

B. Pendanaan PSO Melalui Kredit Komersil

Pada prinsipnya, sebuah skema pendanaan PSO yang didesain dengan baik hendaknya mendorong peningkatan kemampuan finansial BUMN yang terstruktur untuk membiayai investasinya dengan pinjaman. Hal ini dipandang perlu dari sisi akuntabilitas karena terbukti memberikan kendali penuh bagi BUMN terhadap proses pengadaan procurement. Namun sebuah BUMN yang rasional tidak dapat diharapkan mau berinvestasi pada usaha yang tidak menguntungkan kecuali skema PSO mengatur tentang pembayaran sejumlah margin yang cukup. 161 Suryanuddin, “Impor Beras sebagai Duri dalam Ketahanan Pangan.” http:suryanuddin.multiply.com, diakses tanggal 06 Juni 2010. Universitas Sumatera Utara Dukungan dana bagi BULOG sekarang sudah sangat jauh berbeda dengan konsep awal ketika BULOG pertama didirikan sesuai dengan Kepres No. 114UKep1967 tanggal 10 Mei 1967. Sejak didirikan, badan ini dirancang untuk bertidak sebagai pembeli tunggal beras petani sesuai Kepres 2721967 dan bukan membeli gabah seperti sekarang, dan Bank Indonesia ditetapkan sebagai penyandang dana tunggal untuk pembelian beras sesuai Inpres No. 11968 dengan fungsi untuk menstabilkan harga pangan, memelihara stok beras serta memperkenalkan standard and grade beras. 162 Sesuai Kepres No.. 1032001 BULOG diarahkan berubah dari LPND menjadi BUMN paling lambat tanggal 31 Mei 2003. Perubahan tersebut secara resmi diputuskan pada Sidang Kabinet Terbatas di Istana Negara pada tanggal 13 Januari 2003 yang dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden, Menko Ekuin, Menko Polkam, Menko Kesra, Mentan dan KaBULOG. Dengan perubahahan ini tugas yang diemban semakin besar dan semakin luas dengan dukungan pendanaan yang semakin diperketat karena tidak lagi menggunakan dana Kredit Likuiditas Bank Indonesia. Dampaknya kepada kemampuan pengadaan cukup besar akibat beban bunga komesial maka harga pokok beras jauh di atas harga pasar, sehingga bila dipasarkan akan sulit bersaing. 163 Ketika pemerintah memberikan subsidi kepada BULOG, semuanya harus lewat verifikasi Badan Pemeriksa Keuangan. Setelah itu, BULOG harus menunggu setahun kemudian, baru dananya dikucurkan. Padahal, anggarannya 162 Saean Achmady,” Dinamika Pendanaan Pelayanan Publik dan Komersial BULOG”. Majalah Pangan Edisi No. 43XIIIJuli 2004, hal 48-51 163 Ibid Universitas Sumatera Utara sudah tersedia. Itu sebabnya BULOG tidak bisa mengandalkan dana tersebut, tetapi terpaksa memilih kredit. BULOG misinya sosial, tetapi kreditnya komersial. Kalau subsidi bisa dicairkan lebih awal, maka bisa digunakan untuk membeli gabah dan beras. Ini jauh lebih menghemat dibanding kredit komersial. Padahal, dengan kredit sampai Rp15 triliun, suku bunga kredit yang harus ditanggung selama 2009 bisa mencapai Rp1,5 triliun. 164 Sesuai Pasal 6 ayat 3 Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2003 tentang Pendirian Perum BULOG disebutkan bahwa tujuan Perusahaan adalah turut serta membangun ekonomi nasional khususnya dalam rangka pelaksanaan program pembangunan nasional di bidang pangan, maka seharusnya Perum BULOG mendapatkan dana dari APBN yang memadai. Sebagai BUMN yang diberikan tugas PSO memang Perum BULOG mendapatkan dana dari APBN namun masih terbatas pada biaya-biaya tertentu antara lain menyangkut pelayanan kepada petani agar dapat meningkatkan kualitas pasca panen. Dimasa depan idealnya dana ini perlu ditambah. 165 Permasalahannmya adalah pencairan subsidi PSO yang selalu terlambat, hal ini terjadi karena BUMN PSO sudah memberikan tugas pelayanan umumnya kepada masyarakat pada awal tahun anggaran akan tetapi penggantian dari pemerintah tidak diterima pada awal tahun anggaran bahkan seringkali terjadi mendekati akhir tahun anggaran sehingga mengganggu arus kas BUMN. Hal ini terjadi karena pihak pemerintah Departemen Keuangan harus melalukan 164 http:www.wartaekonomi.co.idindex.php, Diakses pada tanggal 01 Juni 2010. 165 Saean Achmady, Wawancara dengan Direktur Keuangan Perum BULOG. Majalah Pangan Edisi No. 43XIIIJuli 2004, Majalah Pangan Edisi No. 43XIIIJuli 2004. Hal 49 Universitas Sumatera Utara verifikasi terlebih dahulu sebelum dilakukan pembayaran. Akan lebih baik jika pemerintah melakukan pembayaran di muka secara bertahap dan memperhitungkannya kemudian. Jika berdasarkan verifikasi terjadi kelebihan maka BUMN yang bersangkutan harus mengembalikannya.

C. Budaya BirokratPNS di BUMN